16 - Déjavu

333 40 4
                                    

Gulf berdiri mematung didepan pintu masuk rumah sakit. Sudah hampir 10 menit dia melakukan itu. Dia hanya menatap lurus kearah lorong rumah sakit yang mulai ramai akan pengunjung. beberapa hari yang lalu dia berada di rumah sakit ini sebagai pasien amnesia. Dan sekarang dia datang lagi ketempat ini menjadi pengunjung.

Dia merasa Déjavu dengan semua ini. Bukankah saat dia sakit, Mew datang menemuinya seperti ini. Apakah Mew merasakan apa yang sedang ia rasakan juga. Hatinya berdebar kencang, di pikirannya hanya Mew yang ia ingat sekarang. Kali ini saat mengingat Mew dia melakukan itu seribu kali lipat, dia hanya tidak mau Mew menghilang lagi dari ingatannya.

"Pagi mas..?"

Suara bapak-bapak membuyarkan lamunan Gulf. Dia melihat seorang penjaga rumah sakit menemuinya dengan tatapan heran.

"... kalo boleh tau mas nya ini mau apa ya, dari tadi saya lihat mas ini berdiri saja didepan pintu"

Gulf gugup, keringat dingin membasahi seluruh wajahnya.

"Anu pak.. saya mau.. saya mau menjenguk kekasih saya" ucapnya sedikit pelan

"Trus kenapa masih disini mas, kekasih nya masih dirawat disini kan?" tanya penjaga itu lagi

Gulf mengangguk pelan tanda mengiyakan.

"Mas nya ini pasti cinta banget ya ke pacarnya, makanannya banyak banget" sambung penjaga itu sembari melihat makanan yang Gulf bawa dikedua tangannya

"Tapi kok saya kayak familiar yah, beberapa hari yang lalu ada mas-mas juga yang bawa makanan banyak, dan sama kayak mas juga dia bawa boba tuh banyak banget, katanya juga buat pacarnya" sambung penjaga itu sedikit menimang ucapannya sendiri

Gulf terdiam. Dia sangat tau orang yang sedang penjaga ini maksud. Mew.

"Mas yang waktu itu keliatan seneng banget loh, beda sama masnya yang gugup haha"

Gulf tambah gugup mendengar perkataan penjaga itu. "Lalu pak, dia bilang apa lagi?"

Penjaga itu memutar kepalanya mencoba mengingat.

"Kalo gak salah, dia sempet bilang gini sih. Kalo saya gak cinta sama dia, mana mau saya jadi kekasihnya" penjaga itu menirukan Mew dengan ucapannya

Gulf terdiam, namun kali ini sedikit menyunggingkan bibirnya tersenyum kecil.

"Ya sudah mas, jam besuk sudah mau habis loh ini, dan lagi juga boba nya ntar cair, sayang"

Gulf tersenyum kemudian memantapkan kakinya masuk kedalam rumah sakit.

"Mew, hari ini aku merasakan hal yang sama seperti kamu. Aku sangat teramat senang bisa bertemu denganmu. Ingatanku pun sangat merindukan kamu. Aku ingin memperbanyak lagi ingatan tentang kamu di kepalaku" batin Gulf sembari memantapkan langkah kakinya menyusuri kamar demi kamar di rumah sakit ini.

Setibanya di depan kamar Mew, dia mencoba melihat dari jendela apakah Jan atau kedua orang tua Mew ada. Dan pucuk dicinta ulam tiba, Mew sendirian dikamar itu.

Tanpa aba-aba dan menunggu waktu lagi, Gulf segera meraih gagang pintu kamar Mew dan masuk kedalamnya. Sedikit pelan dia menutup pintu kamar itu agar suara bising bisa ia redam, dia merasa kalau Mew membutuhkan banyak istrirahat.

Gulf menarik kursi dari pojok ruangan dan mulai duduk di samping tempat tidur Mew. Sebelumnya dia meletalakan makanan dan boba yang ia bawa diatas meja tidak jauh dari tempat tidur Mew.

Gulf menatap wajah Mew lekat. Setuas senyum dan air mata menggambarkan betapa rindunya Gulf pada kekasihnya itu.

"Sudah lama Mew ingatanku tidak bertambah tentang kamu..." desis Gulf pelan

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang