7 - Ketika duniamu bukan lagi aku

2.5K 179 16
                                    

Mew berlari mengejar dua orang yang tempo hari mengeroyoknya. Beberapa kali dia hampir menangkap mereka namun karena ramai dia pun gagal mengejar. Dua pemuda itu hilang dalam keramaian.

"Sial, harusnya gue bisa hajar mereka!" gerutu Mew sembari memutar balikan badan mencari keberadaan buruannya.

Getaran handphone disakunya menandakan ada panggilan masuk untuknya. Itu Mean. Dengan segera dia mengangkat panggilan itu, dia hanya takut kalau terjadi sesuatu dirumah sakit.

"Halo Mean?"

"Halo Mew. Gulf sudah sadar, lo dimana?"

Mata Mew membulat, dia segera berlari menuju mobilnya yang terparkir di halaman bar tanpa menjawab pertanyaan Mean. Yang dia tau sekarang adalah kekasihnya sudah sadar, itu membuatnya senang dan bahagia. Dengan segera dia menyalakan mesin dan bergegas menuju rumah sakit.

Wajah bahagia terpancar dari wajahnya. Dia sangat yakin Gulf sedang menunggunya sekarang.

"Gulf, aku datang" batinnya

***

Mew menghampiri Mean yang berdiri di depan pintu kamar. Dia segera menghampiri pemuda itu dengan setengah berlari.

"Dari mana aja sih lo?" tanya Mean

"Ada urusan tadi, sekarang Gulf dimana?" tanya Mew sumringah

"Dia didalam, tapi Mew..."

Mew yang hendak masuk kedalam tertahan oleh ucapan Mean. Dia penasaran dengan kelanjutan ucapan sahabatnya itu.

"... Gulf hilang ingatan. Dia gak inget apa-apa. Cuma.."

"Apaan, dia kenapa? Dia pasti inget gue kan?"

"... justru itu, dia gak inget gue dan lo siapa, cuma dia inget satu orang. Bright"

Mew terkejut. Matanya melotot hampir keluar. Belum juga Mean menjelaskan situasinya, dia segera mendobrak pintu kamar dan menarik kerah baju Bright yang sedang duduk di samping Gulf dan menyeretnya.

Di sana Gulf yang sedang duduk dengan perban yang menghiasi kepalanya terkejut sembari menahan Bright dan memegang tangan pemuda itu.

"Dia siapa Bright?" tanya Gulf yang kaget karena Bright hampir terjatuh.

Mew melepaskan tangannya dari Bright. Dia menghampiri Gulf dengan air mata yang hampir menetes.

"Gulf? Ini aku Mew, kekasihmu" ucapnya

"Mew? Kekasih? Gue gak ingat siapa lo, dan kekasih gue itu Bright" balas Gulf sembari menatap Bright yang bingung karena Gulf menganggapnya sebagai kekasih.

"Gulf, kekasihmu itu aku. Mew" sambung Mew sembari menggenggam dan hendak mencium punggung tangan Gulf.

Dengan cepat Gulf menepis ciuman Mew, dan menyuruh pemuda itu untuk pergi.

"Maaf. Tapi gue gak inget siapa lo, dan gue butuh istirahat sekarang. Gue harap lo bisa pergi" ucap Gulf

"Gulf..."

"Bright, bisa kamu bawa dia pergi dari sini?"

Bright yang bingung hanya bisa menuruti ucapan Gulf. Dia menyuruh Mew untuk keluar, namun pemuda itu bersikeras untuk tetap didalam.

"Mew ayolah, ini demi kebaikan dia dan juga hubungan lo" ucap Bright berbisik

Mew menatap tajam Bright. Kemudian dia melihat Gulf yang setelah dia menatapnya, pemuda itu membuang muka dan memilih untuk merebahkan dirinya ditempat tidur. Mew kecewa.

Mew pun keluar. Setelah pintu kamar tertutup Mew segera menarik kerah baju Bright dan menyudutkannya di dinding. Mean yang melihat mencoba melerai namun tenaga Mew terlalu kuat.

"Mew tenang, ini bukan salah dia" seru Mean yang terus mencoba memisahkan mereka

Mew menatap Mean tajam, sembari tangannya terus menarik kerah kemeja yang Bright kenakan. "Tenang lo bilang?! Gulf bahkan gak ngenalin gue, dan si brengsek ini malah sekarang jadi pacar dia, apa gue harus tenang?!"

"Gue juga gak tau kenapa Gulf anggep gue pacar dia. Serius Mew gue gak ada maksud buat ini" sambung Bright susah payah karena lehernya hampir tercekik.

"Sejak kedatangan lo di kehidupan kami. Semuanya berubah. Gulf selalu mengeluh tentang foto yang lo ambil, dan efeknya sekarang dia masuk rumah sakit, lo bilang masih gak ada maksud?!" sentak Mew

"Mew.. Gulf udah ijinin Bright ambil dan pasang foto dia, jadi ini bukan lagi kesalahan dia"

"Tapi sekarang Gulf bahkan gak anggep gue Mean. Dia malah usir gue!!" teriak Mew sembari terisak.

Cengrkaman tangannya pun melunak. Tubuh Mew ambruk di kaki Bright. Kedua pemuda dihadapannya itu membantu Mew bangkit dan membawanya ke kursi panjang tidak jauh dari kamar Gulf.

"Gue hancur Mean. Orang yang paling gue cintai di dunia ini malah ngejauhin gue. Semuanya hancur" seru Mew sembari menundukan kepalanya.

Air mata terus terus tumpah dari mata sembab Mew. Harapan mendapatkan pelukan saat Gulf sadar sirna sudah, yang ia dapat malah kekecewaan. Dunia sekarang runtuh dalam satu detik. Bayangan-bayangan kebersamaan mereka melintas begitu saja di benak Mew.

"Lo harus tenang dulu. Gulf pasti akan inget semuanya, lo hanya perlu nunggu kapan waktunya akan tiba" sambung Mean

"Tapi kapan? Bahkan sekarang gue gak bisa nemenin dia disana" mata Mew lurus jauh menatap pintu putih yang tidak jauh dari tempatnya.

Bright menepuk pundak Mew "Lo gak perlu khawatir soal Gulf yang anggep gue pacarnya. Ini gak akan jadi seperti apa yang lo pikirkan. Gue udah punya pacar, Gulf pun tau itu. Jadi gue gak akan macam-macam sama dia, dan gue janji Gulf akan sadar secepat mungkin"

Mew menatap Bright tajam. Amarah masih menumpuk di dadanya. Tapi untuk sekarang dia hanya bisa percaya ucapan pemuda disampingnya ini. Walau hati sakit, tapi demi kesembuhan dan hubungannya dengan Gulf, dia harus menerimanya.

Seorang suster yang beberapa waktu lalu masuk kedalam kamar Gulf menghampiri mereka.

"Saudara Bright?"

Bright berdiri, disusul dengan Mew dan Mean.

"Saya sus?"

"Saudara Gulf menyuruh anda masuk untuk menemaninya" ucap suster itu kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Ba..ik sus" ucap Bright sungkan.

Melihat itu Mew kembali marah, kali ini dia memilih pergi dan meninggalkan rumah sakit. Sesakit itu perasaan yang ia rasakan sekarang.

"Gak papa, lo masuk aja, biar nanti gue yang tenangin dia" ucap Mean menyuruh Bright untuk segera masuk.

***

Mew duduk disebuah bangku taman sendirian. Gelapnya malam dan dinginnya angin yang berhembus sama sekali tidak ia hiraukan. Air mata masih sedikit demi sedikit turun dari matanya. Bayangan saat Gulf menolaknya kembali terlintas. Hal yang paling ia benci sedunia kini harus terjadi.

Saat Gulf menemukan dunianya yang baru, dunia yang membuatnya nyaman dan merasa aman itu kini bukan lagi dirinya.

****

TBC

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang