13 - Kabar Duka

601 50 10
                                    

Gulf berdiri mematung sembari menatap jauh ke arah sungai. Matanya sayu tertiup hembusan angin sore yang sebentar lagi berganti menjadi malam.

Rambutnya yang selalu ia tata rapih kini terbang tertiup angin, berantakan. Sudah hampir satu jam dia berdiri disana, memandang jauh riak air yang ada dibawahnya.

"Mew... kamu dimana?" Batinnya

"Aku sangat merindukanmu Mew" ucapnya pelan

Mean yang menunggu Gulf tidak jauh dari tempat temannya berdiri itu perlahan menghampiri.

"Gulf, hari udah mau malem, dan gue udah lapar. Kita udah lewatin makan siang tadi, dan gue gak mau lewatin makan malam juga" ucap Mean sembari menepuk pelan pundak Gulf

Gulf menoleh kearah temannya itu "Mean. Apa menurutmu Mew sudah makan sekarang? Apa dia tidak kedinginan disana?"

Mean terdiam seribu bahasa. Dia perlahan menepuk nepuk pundak Gulf sembari mengusapnya. "Mew pasti baik-baik aja Gulf. Dan kita bahkan nggak tau dia jatuh ke sungai atau ada di suatu tempat"

Gulf kembali menatap riak air yang perlahan mulai memudarkan warna jingga dari pantulan sinar matahari. "Aku harap dia baik-baik aja Mean, dan aku harap dimanapun dia berada, dia selalu bahagia"

Mean dan Gulf pun kemudian pergi meninggalkan jembatan itu kembali ke asrama mereka.

***

Rintik hujan perlahan turun. Gulf terduduk di kursi belajarnya sembari menatap luar jendela yang tertutup kabut karna hujan. Pikirannya jauh entah kemana, kaos singlet berwarna hitam sebeneranya tidak cukup untuk menghangatkan tubuhnya sekrang, namun krna dia terus memikirkan hal yang lain, itu tidak ia hiraukan.

"Aku sangat beruntung bukan memiliki pacar yang tampan, dan kamu harus bangga juga punya pacar setampan aku Gulf" ucap Mew sembari menatap wajah Gulf yang ada diatasnya.

Mew merebahkan dirinya di pangkuan kekasihnya itu. Sementara Gulf yang baru selesai mandi yang masih hanya memakai celana boxer hanya tersenyum bangga sesekali dia menggosok rambutnya dengan handuk.

"Apa rayuan ini juga yang kamu katakan pada Oreo, sampai-sampai pria itu tidak mau melepaskanmu" seru Gulf sembaru tersenyum kecut.

Mew bangkit.

"Gulf..." dia merangkul tubug Gulf erat

"Mew lepasin gak, aku baru aja mandi tau. Dan keringatmu itu akan membuat mandi ku tadi sia-sia" seru Gulf sembari mencoba melepaskan pelukan kekasihnya itu.

Namun semakin Gulf mencoba melepaskan, semakin kuat juga Mew memeluknya. "Biarin. Kalo gitu kita mandi bareng aja, udah lama banget loh Gulf kita gak mandi bareng.. yahh.. mandi bareng yahh..." rengek Mew sembari mencubit pinggang Gulf dan mengelitikinya

"Mew.. hahaha.. stop mew.. hahaha..."

Gulf yang kalah badan kemudian terjatuh dan terbaring di ranjang. Kini diatasnya Mew sudah menindih tubuh bidangnya dan mulai memainkan chocochip miliknya.

"Mew.. hentikan Mew, aku sudah mandi..."

Mew menjamah setiap sudut tubuh Gulf dengan tangannya, beberapa kali Gulf mencoba bangkit namun ditahan oleh tangan Mew dan itu sudah pasti mengalahkan tenaga Gulf.

"Kenapa... air kita masih banyak..." Mew mendekatkan bibirnya ke telingan Gulf "... kamu bisa mandi lagi bukan" kemudian mengecup telingan Gulf perlahan.

Mew bangkit dan mengambil sebuah "permen karet" rasa stroberi dari dalam laci kemudian segera membukanya dengan mulutnya.

"Me..w.. mew kamu gak seriuskan?" Gulf bergidik ngeri, namun dilubuk hatinya dia pun menginginkannya

Mew mulai berani mengambil peran. Dia mulai menurunkan celana boxer milik Gulf dan kini yang tersisa hanya celana dalamnya saja. Beberapa kali Gulf melawan namun jelas itu tidak bisa menghentikan niat bejad kekasihnya itu.

"Tenang Gulf, aku sekarang pakai yang stroberi, rasa kesukaan kamu" seru Mew dengan senyum nakalnya.

Gulf yang sedari tadi sudah menelan ludah mulai berkeringat dingin. Sembari beberapa kali mengigit bibir bawahnya sendiri.

Setelah melepaskan semua pakaian miliknya, Mew mencoba memasangkan permen karet itu, namun segera dicegah oleh Gulf. "Kali ini biar aku aja yang pasangin" ucap Gulf mengambil alih permainan.

Gulf bangkit dan melemparkan tubuh polos Mew keranjang. Dia segera memasangkan permen karet itu dengan mulutnya, perlahan sampai tubuh Mew mengelinjang hebat.

Gulf tersenyum nakal.

Kini Gulf yang mengambil alih, dia duduk diatas dada bidang Mew dan tanpa aba-aba langsung mencium bibir Mew dengan ganas.

Suasana kamar yang sebenarnya dingin berubah menjadi panas dan makin panas. Bunyi hentakan dan derit tempat tidur mengalun beriringan dengan suara Mew dan Gulf yang seperti domba, saling bersautan.

"Tok.. tok.. tok.."

Suara pintu diketuk menghentikan lermainan mereka.

"Siapaa??" Seru Gulf sedikit menaikan nada suaranya

"Gulf ini gue Mean. Gue butuh buku punya gue yang lu pinjem"

"Mean bisa gak lu kesininya sejam lagi, gue lagi sibuk" ucap Gulf

"Tapi gue butuh sekarang Gulf, ayolahh"

"Gue lagi gak bisa ninggalin ini Mean, udah setengah jalan soalnya, kalo berenti udah gak enak lagi ntar"

"Lu lagi ngapain sih anjir" teriak Mean sedikit kesal

"Hmm... Mean lu bisa kesini sejam lagi kan, gue minta tolong banget nih" sambung Mew yang sudah gemas dengan Mean

"Anjirlah, bilang dong kalo kalian lagi perang. Okedeh kabarin gue kalo udah kelar ya, gue nunggu di warkop bawah"

"Thanks Mean..." ucap Mew sedikit berteriak.

Mean pun pergi meninggalkan kamar Gulf dengan cengegesan.

Satu jam berlalu dan permainan Mew dan Gulf pun baru aja usai. Mew mengecup kening Gulf pelan. "Aku gak akan lupain hari ini Gulf, dan aku semakin mencintaimu sekarang"

Gulf tersenyum bangga. Dan tanpa Mew duga kekasihnya itu kemudian membalas kecupannya dengan ciuman dibibir, Mew tersenyum senang...

"Mew... akan sangat indah kalau kamu sekarang disini, aku sangat merindukanmu"

"Kringgg...."

Suara dering telpon membuyarman lamunan Gulf, dia meraih handphone miliknya dan melihat nama Mean ada dilayar handphonenya.

"Halo Mean?"

"Halo Gulf... gue ada kabar dari polisi soal Mew"

Gulf bangkit dari duduknya. "Terus Mean"

"Gue mau lu dateng sendiri ke rumah sakit ya, tapi gue cuma minta satu hal sama lu, lu jangan kaget dengan apa yang nanti lu liat disini"

Gulf mengerutkan dahinya, mencoba mencerna ucapan temannya itu. "Mean kenapa, ada apa sama Mew? Lu jangan bikin gue panik yah"

Tanpa Gulf duga Mean mematikan telponnya.

"Halo Mean.. halo Mean, Mean..."

Gulf segera memakai pakaian yang ia tanggalkan tadi diatas tempat tidur dan segera pergi menuju rumah sakit sesuai perintah Mean. Namun dalam benaknya dia masih terpikir apa yang Mean maksud tadi. Hatinya berdetak tidak karuan sekarang, namun yang terpenting dia harus segera pergi ke rumah sakit.

***

TBC

I Love U Ma Little Boy (Can you see my sign Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang