Bab 09 - past incident

157 37 0
                                    

"Kau menyentuhku waktu itu, setelah itu, apa pun yang kau ucapkan aku bisa tahu kau berbohong atau tidaknya." Sloxe menatap Gill. "Kau bisa saja membunuhku saat ini, tapi itu juga tidak menguntungkanmu, 'kan?"

"Aku tidak membunuh dan aku memang bukan pembunuh, asal kau tahu itu." Gill mempertegas kalau ia tidak membunuh teman-temannya di pulau Cosland.

"Lalu ke mana mereka?" tanya Sloxe.

"Itu tidak penting untukmu, bukan?" Gill balik bertanya.

Sloxe tersenyum, lalu berkata, "Aku tahu siapa kau."

Gill mengerutkan dahinya.

"Tujuh belas tahun lalu, kau adalah anak itu, 'kan?"

"Kau bercanda, kau hanya menebak, 'kan?"

"Ibumu sudah mati pada waktu itu. Sementara ayahmu …." Ucapan Sloxe terhenti akibat Gill yang langsung mencekik lehernya. Mengangkatnya ke udara dan membuatnya sulit untuk hanya bernapas.

"Dari mana kau tahu kalau ibuku dan ayahku sudah tiada, hah?!"

"Turunkan dia, Gill. Dia hanya sekadar tahu informasi itu."

Dari arah belakang Gill, datang satu orang yang berbicara dengan nada perempuan. Gill meletakkan tubuh goblin lagi, si goblin terbatuk akibatnya.

"Ssyau," ucap Gill saat mengetahui kalau itu adalah Ssyau.

"Tenanglah, cerita ini bermula sewaktu kau kecil, saat aku masih berumur belasan tahun, sewaktu aku masih kecil."

****

Beberapa tahun sebelumnya ….

Ssyau kecil berada di kejauhan, tetapi matanya mampu melihat dalam jarak tersebut. Ia dibesarkan dalam keluarga yang berpindah-pindah tempat, bukan ras goblin, tetapi hanya untuk menghindari para manusia biasa.

Dua orang di dalam satu rumah itu tertangkap oleh orang kerajaan. Mereka melawan, bukan mereka, tapi si istri yang melawan, awalnya semua baik-baik saja, tetapi pada detik selanjutnya satu pedang menusuk perut si istri sampai bersimbah darah.

Si suami marah, tetapi kemarahan itu terhenti saat ia tahu kalau itu hanya akan membuatnya terbunuh. Seseorang dari kerajaan ini penuh akan kemarahan karena anak yang harusnya dibunuh malah hilang entah ke mana.

Sampai akhirnya si suami dibawa dengan tali yang mengikat kencang kedua tangannya. Meninggalkan si istri yang tergeletak hingga meregang nyawa.

Dua tahun berlalu, ketika itu Ssyoal sudah berumur belasan tahun. Dan Ssyau hampir berumur dua puluhan tahun.

"Ayah dan Ibu belum pulang?" tanya Ssyoal yang berumur empat belas tahun. Ia baru saja terbangun dari tidur lelapnya sambil duduk mengucek matanya.

Ssyau tak menengok. Ia memandang ke arah jendela. Rumah mereka berdua di atas gunung tinggi, langsung menghadap desa di mana ketidakadilan sedang berjalan di sana.

"Kita sudah diberi tahu kalian mereka tak mungkin pulang, 'kan?"

"Kau benar, Kak. Hanya saja aku rindu. Mereka masih ada, tetapi kita seperti tak punya orangtua."

"Tenanglah, Dik. Kita harus bersikap dewasa, tak selamanya orang yang kita sayangi akan tetap ada, terimalah kenyataan pahit itu."

"Ta-tapi …."

Belum sempat Ssyoal menyelesaikan ucapannya, tetapi Ssyau sudah tidak ada di tempatnya berdiri.

Ssyau sudah bisa berpindah tempat, berteleportasi secepat kilat asal ia melihat tempat yang akan ditujunya.

Ssyoal kembali meringkuk di atas tempat tidurnya. Ia menatap jendela untuk terakhir kalinya sebelum memilih tertidur lagi.

***

Galal, tangan kanan raja yang kejam baru saja bangun dengan menguap beberapa kali. Ia duduk di atas ranjangnya, lalu bangkit, mendekati cermin, ia tersenyum mengagumi dirinya sendiri.

Namun, Galal terdiam sembari melotot tajam, menatap cermin yang seharusnya hanya ada dia seorang di dalam kamar tidurnya.

"Tuan Galal. Apa kabar? Pernah melihatku?"

Perempuan muda dengan rambut cantik sebahu tiba-tiba muncul di belakang Galal. Ia tersenyum dengan berdiri di sana saja.

"Kau dikenal sebagai hantu perempuan penjemput nyawa. Ya, aku tahu, aku tahu dan TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MEREBUT NYAWAKU!!" Galal berbalik badan dengan cepat, tangannya mengepal kuat dan kencang, lantas meluncur cepat dan kuat dengan tujuan wajah Ssyau.

Tubuh Ssyau menghilang, Galal hanya dapat tertegun meninju angin. Galal menyadari itu, ia segera melesatkan tinjuan lagi ke arah kaca, tetapi itu hanya kaca dan kini pecah berantakan sama seperti tangannya yang berdarah-darah.

"Hey," panggil Ssyau dari belakang.

Galal berbalik, tetapi Ssyau sudah mengangkat tangan kanannya. Sihirnya membuat Galal tercekik, bahkan sampai ia terangkat ke atas hingga akhirnya sulit bernapas hingga tewas.

"Biarkan orang lain menjadi tangan kanan raja." Ucapan Ssyau untuk terakhir kali sebelum ia menghilang begitu saja.

***

Masa sekarang ….

"Jadi, Ssyoal yang menggantikan Galal?" tanya Gill.

"Benar," jawab Ssyau.

"Lantas di mana ayahku?" Gill begitu ingin tahu kali ini.

"Ada di penjara bawah tanah istana."

Gill seperti akan melangkah pergi. Namun, Ssyau mencegahnya, dan Gill menurut karena ia sadar kalau tak mungkin pergi ke sana tanpa tertangkap.

"Siapa pun yang ingin menemui atau menyelamatkan ayahmu pasti akan dianggap sebagai penyihir," ucap Ssyau.

"Tapi aku ingin bertemu dengan ayahku. Bagaimana caranya?" tanya Gill.

Ssyau hanya menggeleng tidak tahu untuk urusan itu. Ia hanya memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi sewaktu Gill lahir.

"Ikutlah dalam pencarian teman-temanmu itu, aku akan membantu nanti. Buatlah mereka terkesan, dan tidak lama lagi akan ada acara tahunan, dengan menjadi perangkat pertama maka kau akan bisa masuk ke istana dengan mudah."

Gill mengangguk mengiyakan. Hanya ini satu-satunya cara, walau sebenarnya ia tak seharusnya kembali lagi ke pulau itu.

***

The Disaster BearerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang