Ezara tertegun, setelah dipindahkan oleh asap hitam, dirinya tiba di sebuah tempat dengan banyak orang di depannya. Ia memandang ke samping, dan di sana ada satu orang dengan mahkotanya
"Ampuni saya, rajaku, ampuni saya." Satu orang di depan pria yang di panggil Raja.
"Tidak ada ampun untuk pencuri sepertimu!" Pria di samping Ezara, yang duduk di singgasana berlapiskan emas pun memegang sesuatu yang berkilau dengan ukuran kecil. "Ini adalah mutiara suci, tiada yang berhak mencurinya, tiada yang berhak untuk sekadar memegangnya!" Lalu raja itu menaruh mutiara di mahkotanya yang berlapiskan emas.
Ezara berusaha memahami situasinya saat ini. Jika raja di sebelahnya, maka Ezara? Tidak mungkin ia adalah ratu, 'kan?"
"Cesilia, Anakku," ucap sang raja sambil memandang ke Ezara.
Ezara bernapas lega. Ia menjadi anak dari raja berjambang di sampingnya.
"Hukuman apa yang pantas untuk pencuri ini?" tanya Raja yang membuat Ezara langsung kegalagapan, tak tahu harus berkata apa. "Sebutkan saja, bakar, gantung, penggal? Atau disiksa seumur hidup?"
Ezara menelan ludahnya sendiri. Kejam sekali pria yang menyandang gelar raja di sampingnya ini. Ia memandang pria yang tertuduh sebagai pencuri, dan saat itu merasa kasihan.
"Cesilia, biasanya kau memberi pencuri hukuman siksa seumur hidup, apa kau mau itu?" Raja bertanya lagi.
Sial, Ezara tak habis pikir. Dirinyalah yang menjadi si kejam yang senang menghukum dengan cara yang begitu tak manusiawi. Selain harus memikirkan bagaimana mengambil mutiara di mahkota raja, ia harus berperan sebagai tuan putri yang kejam. Api abadi di dalam dirinya sepertinya takkan berguna saat ini, ia hanya harus menjalankan peran.
"Penjarakan saja," ucap Ezara.
Si pencuri cukup terkejut, apalagi sang raja yang langsung mengerutkan kening. Beberapa orang di depan Ezara pun langsung mendongak, tak percaya dengan ucapan yang baru saja mereka dengar.
"Cesilia, dia mencuri mutiara suci. Kalau hanya hukuman penjara takkan cukup untuk membuatnya jera!" Raja sedikit membentak sambil menggeleng setelahnya.
"Biarkan dia dipenjara, biarkan dia menderita di dalam sana, karena jika kita mengeksekusinya, itu tidak akan membuatnya jera dan dia tidak akan tersiksa," tutur Ezara, membuat semua orang berpikir ulang, ternyata Cesilia masihlah kejam, bahkan lebih kejam dari sebelumnya.
*
Istana ini luas, akan menghabiskan waktu seharian hanya untuk berkeliling di dalamnya, masuk ke seluruh ruangan akan menghabiskan tenaga. Selain luas, istana ini juga bertingkat, kamar raja ada di lantai dua. Kamar Ezara pun begitu, tetapi tak mungkin ia mencuri dengan semudah itu, ada dua penjaga di depan kamar raja, dan itu cukup membuat kesulitan.
Ezara mengintip dari kamarnya saat raja keluar tanpa mahkotanya. Ia bisa saja masuk dan mencuri mahkota itu, tetapi dua penjaga itu sangat mengganggu, mempersulit pergerakannya.
Namun, Ezara segera keluar dari kamarnya itu, menghampiri dua penjaga dengan senyumnya yang pertama kali menyapa. Ia berdiri di depan dua penjaga yang kini memperhatikannya dengan saksama.
"Ada barang yang tertinggal di kamar ayahku, boleh aku masuk dan mengambilnya?" tanya Ezara sambil melihat di sela kecil pintu.
"Maaf, Tuan putri, tidak ada yang boleh masuk kecuali Raja," ucap salah satu penjaga dari dua penjaga.
"Tolonglah, aku cuma ingin mengambil barangku yang tertinggal di kamar ayahku sendiri, itu juga tidak boleh?" Ezara memohon.
"Maaf, tanpa terkecuali." Tegas si penjaga yang lebih tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Disaster Bearer
Fantasy[Pemenang wattys 2022 kategori Fantasi] Setiap anak yang lahir dari hubungan penyihir dan manusia diharuskan untuk mati, karena jika dibiarkan hidup maka akan terjadi sebuah bencana. Lantas bencana apa yang akan terjadi saat ada anak yang tetap bert...