"ren, dah istirahat" ujar Kenzi
Varen mengangkat kepalanya,"kapan?"
"Barusan. Lo kayak capek banget, ke UKS mau?" tanya Kenzi khawatir. Ia tau jika sahabatnya ini sangat lelah, kentara sekali dari wajahnya
"Gak, apaan dah" Varen kembali menelungkupkan wajahnya di balik kedua lengan yang dilipat di atas meja,"Lo kalo mau ke kantin ngantin aja"
"Gue duluan ya?" tanya Kenzi. Sudah biasa seperti ini memang, Varen akan tidur di waktu istirahat lalu ia akan makan di kantin bersama teman-teman lain
Kenzi memiliki beberapa teman lain selain Varen, tapi Varen tak memiliki teman selain Kenzi. Lebih tepatnya merekalah yang tak mau berteman dengannya
"Hem. Jangan lupa bangunin gue kalo masuk"
"Sip, kayak biasa"
__________
Kring..kring..
Bel tanda istirahat berakhir berbunyi. Murid-murid dengan sedih meninggalkan kantin, ada pula yang sudah berada di kelas
"ren, dah bel"
Varen mengangkat kepalanya, tapi masih memejamkan mata,"ngantuk banget anjir"
"Semalem Lo tidur jam berapa?"
"Gak tau. Balik kerja langsung tidur"
Bohong Varen, padahal ia tak tidur semalam karena banyak tugas dan tak bisa tidur karena banyak pikiranKenzi menghela napas, Varen tak pernah mau jujur. Ia sudah berulangkali meminta agar Varen bercerita, tapi ia tak pernah bercerita tentang kesulitannya
Tapi Kenzi cukup senang karena Varen pernah beberapa kali menceritakan tentang adik-adiknya dan mengajaknya bertemu mereka. Varen juga mau berterus terang kalau ia yatim piatu dan sedikit menceritakan sebabnya
Flashback on
"Ren, gue kan temen Lo. Ceritain kek asal usul hidup Lo"
Varen menatapnya heran,"maksud? Gue kan sama-sama kayak Lo, hidup dari bayi terus jadi balita-"
Kenzi menatap malas Varen,"gue serius anak buaya"
"Gue bukan anak buaya"
"Serah Lo, kuda nil"
Varen tertawa,"ck. Gak bisa diajak canda Lo. Oke, gue ceritain, karena Lo temen baik gue, dan gue percaya kalo Lo gak bakal cerita ke orang lain"
"Iya dong, tenang aja"
"Dulu, sebenernya bunda gue pacaran sama orang lain, dah mau nikah mereka. Tapi ayah gue dateng, terus ngelamar bunda gue. Sebenarnya bunda gue gak mau tapi dipaksa terus sama keluarganya. Akhirnya mereka nikah
Lama-lama bunda gue berusaha nerima ayah gue, tapi gak lama setelah gue lahir, ayah gue meninggal dan rupanya ninggalin banyak utang. Bunda gue marah, jadi benci sama ayah gue. Bunda naruh gue deket panti asuhan waktu gue bayi
Setelah gue agak besar, umur 5 tahun, gue pengen banget ketemu bunda gue, sampe sering nangis, gue down waktu itu. Lalu waktu umur 7 tahun, gue dikasih tau Bu panti yang ngasuh gue sejak bayi, kalo gue bisa ketemu bunda gue. Beliau nyariin bunda gue meski butuh beberapa tahun. Gue seneng banget. Gue langsung ngajakin kesana
Setelah ketemu, ya..pokoknya gue ketemu, lalu gue tinggal sama bunda gue. Rupanya bunda udah nikah sama mantan pacarnya dulu. Dari ayah gue yang itu, awalnya gue punya adik, Lila. Lo pernah ketemu kan?"
Kenzi mengangguk. Varen melanjutkan,"4 tahun setelah itu, bunda gue hamil. Lalu lahirlah adek-adek kembar gue itu. Setelah itu ayah baru gue itu, namanya Adrian, gue sebut aja ayah Adrian gitu ya. Dia jarang di rumah, lalu makin lama makin gak pernah pulang. Bunda gue juga tiba-tiba pergi, dan belum pulang lagi. Udah itu aja sih"
Tangan Varen gemetar ketika ingat masa lalunya lagi. Apalagi ini pertama kalinya ia cerita ke orang lain
Bayangan-bayangan itu kembali, menarik kesadaran Varen sedikit demi sedikit untuk kembali ke masa lalu
Sebenarnya ketika ia datang, bundanya tak peduli padanya, terus mengusirnya tapi ia tetap bertahan untuk ingin tinggal disitu, akhirnya Varen benar-benar tinggal di situ. Bunda dan ayah tirinya sering memukulinya, tidak memberinya makan apalagi mengurusnya
Varen kecil menjadi sedikit kecewa dan sedikit ingin untuk kembali ke panti. Tapi ia tak bisa, ia tak bisa lama-lama tak melihat wajah bundanya yang sangat ia rindukan
"ren? Napa Lo? Tiba-tiba pucet" tanya Kenzi
Varen tersadar lalu tersenyum,"gak papa"
"Maaf kalo gue buat Lo inget apa yang Lo gak pengen inget" sesal Kenzi
"Gak kali. B aja"
Flashback off
__________
"Kak! Hari ini ada pelajaran menggambar lho!" ucap Arka bahagia. Ia sangat senang mengingat jika tadi adalah pelajaran kesukaannya
Ararya Prawara, Arkananta Prawara, Arsaka Prawara. Mereka adalah kembar tiga, wajah mereka hampir identik. Umur mereka 6 tahun saat ini, baru saja masuk SD
"Oh ya? Lalu kamu gambar apa?" sahut Lila semangat
"Gambar pohon sama rumah, terus ada awannya.."
Saat ini Lila dan adik-adiknya itu sedang berjalan pulang dari sekolah si kembar tiga itu
Arsa juga jadi antusias,"iya! Aku juga nggambar tadi! Terus aku nggambar Abang, kakak, Arya, Arka, terus aku deh!"
Arsa menceritakannya dengan berbinar-binar. Lila juga senang awalnya, lalu ia menyadari..bahwa, yang harusnya anak sekecil itu gambar adalah orangtuanya
Kembar tiga itu tidak mengenal siapa ortu mereka. Hati Lila menangis, tapi ia langsung menghilangkan pikiran itu. Jangan sampai menangis
"Kak, kapan bisa ketemu ayah dan bunda?" tanya Arya entah keberapa kalinya. Sebenarnya Arya selalu berhati-hati ketika bertanya ini karena melihat abangnya dan kakaknya akan sedih jika membahas ini
Tapi jujur, mereka rindu. Mereka ingin bertemu. Melihat saja seingat mereka tak pernah
Arya langsung menatap wajah kakaknya,"kak, maaf. Aku cuma nanya aja, maaf ya, kapan-kapan aja ketemunya gak papa..maaf.."
Lila tersenyum,"kenapa minta maaf? Kamu gak salah apa-apa, Abang dan kakak yang minta maaf karena belum sungguh-sungguh nyari, maaf ya..kalian bisa ketemu kok nanti, makanya kalian juga bantu doa ya biar bisa cepet ketemu ayah bunda.."
"Iya! Kami bantuin doa kok! Aku kalo habis sholat doa terus! Tapi nanti-nanti aja ketemunya gak papa, sekarang aku pengennya sama Abang dan kakak!" jawab Arka
"Iya! Aku juga!" jawab Arya
"Aku juga doa banyak banget, kalo mau tidur, habis sholat, habis adzan, apalagi ya..hmm.." Arsa menaruh jari telunjuknya di pipinya seakan sedang berpikir, imut sekali,"pokoknya aku doa banyak banget!"
"Aku juga doa semoga Abang, kakak, aku, Arka dan Arsa sehat terus! Semoga Abang dan kakak dimudahkan juga cari uangnya! Terus..banyak deh!" tambah Arya
Lila tersenyum sambil mengusap pucuk kepala adik-adiknya,"makasih ya, kakak dan Abang juga selalu doain kalian.."
__________
Makasih dah mau baca, bantu kasih bintang dan komen ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
RandomVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...