Varen merasa ada yang mengalir dari hidungnya, ia menyekanya, darah. Ia segera meminta izin, meski gurunya mengiyakan dengan wajah tak enak. Para guru memang tidak terlalu suka padanya karena sering nunggak iuran
Setelah di kamar mandi, Varen membilas darah yang keluar dari hidungnya, kepalanya pening sekali sebenarnya. Setelah darahnya berhenti dan ia menguatkan diri, ia kembali berjalan ke kelasnya
Varen tak sanggup, ia terduduk di lorong. Semuanya berbayang, pijakannya terasa mengambang. Ia bisa melihat sekelebat orang mendekatinya, tapi semuanya makin blur seiring dengan kesadarannya menghilang
__________
"Lo batu banget dah. Emang harus ya kalo Lo sakit gue seret ke UKS" ucap Kenzi melihat Varen sadar
"Makasih" jawab Varen lirih
"Mau minum?" Varen menggeleng
"Lo dah sarapan?" Varen mengangguk
Tiba-tiba pintu UKS terbuka,"Lo kenapa ren?" tanya Nara sambil mendekat. Wajahnya nampak khawatir,"sakit apa?"
"Pusing dikit"
"Lo ngapain disini?" tanya Kenzi heran
"Gak papa. Emangnya gak boleh?"
Kenzi jadi teringat obrolannya dengan Nara kemarin,"gue dah denger dari Nara. Lo pincang karena ditabrak dia kan?" ucap Kenzi dengan wajah galak. Ia tak suka dibohongi, apalagi oleh sahabat sendiri
Varen tak enak hati, ia tau Kenzi kecewa,"iya, sorry ken"
"Kenapa Lo gak jujur?"
Varen bingung ingin jawab apa,"gak papa. Maaf sekali lagi. Gue janji bakal jujur kalo ada apa-apa. Janji"
Kenzi menghela napas, tak ada gunanya juga marahan dengan Varen, mereka bukan anak kecil
Melihat suasana itu Nara merasa tak nyaman, sepertinya ini bukan urusannya,"emm..gue balik dulu ya? Maaf ganggu, cepet sembuh ren"
Varen mengangguk
Setelah Nara keluar dari UKS, Varen beranjak duduk dari ranjang UKS,"kelas kuy"
"Gak usah"
Kepala Varen sungguh pening, badannya masih terasa nyeri karena kemarin, ia tak ingin berdebat,"ayolah Ken"
"Gue bilang nggak ya nggak"
Varen memegang kepalanya yang sakit,"gue gak mau ketinggalan pelajaran"
"Gak masuk sekali gak akan bikin Lo bodoh"
"Please Ken, jangan debat lagi, gue gak sanggup.." Varen menunduk dalam karena rasa sakit di seluruh tubuhnya,"ayo masuk.."
Kenzi hanya diam saja. Dengan pelan Varen mulai berdiri dan berjalan keluar UKS,"kuy"
Kenzi akhirnya berdiri dan mengikuti Varen untuk ke kelas
___________
Varen sangat lelah, setelah sepi ia mendudukkan diri di kursi di tempatnya bekerja, sebuah usaha cuci mobil dan motor. Ia memegangi kepalanya yang sakit. Ia jadi lebih lelah beraktifitas karena kedua kakinya terkilir, tangan kanannya juga, dadanya nyeri
Tak lama, ia mimisan lagi. Ia berdiri sambil menutupi hidungnya, tapi langkahnya rasanya tak sanggup untuk menapak sempurna, ia jatuh. Tidak menyerah, ia berdiri lagi dan memaksakan diri berjalan ke keran yang tak jauh dari situ
Lelah. Lelah sekali. Apa ia masih sanggup bekerja di toko buku setelah ini? Semoga saja
Badannya lemas, ia terduduk dan menunduk dalam di dekat keran itu. Napasnya tersendat-sendat karena dadanya nyeri
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
AcakVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...