awal

322 20 0
                                    

Varen mengusap kasar wajahnya, ia bingung darimana akan dapat uang tabungan lagi. Tabungan kali ini sudah habis untuk beli keperluan adik-adiknya yang tahun ini masuk sekolah. Ia bahkan tak tau apa akan bisa membayar listrik dan air bulan depan

"Abang?" tanya Arya sambil mengucek matanya yang masih mengantuk. Ia terbangun di tengah malam

Varen menoleh,"iya? Arya bangun? Tidur lagi gih" ucap Varen sambil tersenyum

"Abang pucet, sakit ya?" tanya Arya sambil matanya berkaca-kaca

"Nggak kok, Abang sehat. Kamu yang sekarang harus tidur, begadang kan gak sehat"

"Tapi Abang begadang terus setiap hari" jawab Arya

"Nggak kok, ini Abang lagi kebangun aja kayak kamu. Ini Abang mau tidur lagi. Sini, ayo tidur" ucap Varen sambil membaringkan diri

Arya mendekat untuk tidur kembali di tempatnya. Kontrakan itu hanya ada satu kamar dan tentu saja digunakan untuk Lila, karena dia perempuan. Varen dan kembar tiga itu tidur di ruang tamu yang tidak besar, di atas tikar

Varen yang sangat lelah pun begitu berbaring akhirnya terlelap juga

___________

2 jam kemudian, jam 4, alarm dari hp Varen berbunyi. Varen dengan berat hati membuka mata dan beranjak duduk. Sudah saatnya ia kerja dan memulai hari

Ia mencuci muka lalu bersiap untuk mengambil koran, juga sholat shubuh di masjid. Biasanya ia akan pulang jam 6, lalu bersiap ke sekolah

Setelah membantu Lila menyiapkan adik-adik untuk ke sekolah, mereka berangkat ke sekolah masing-masing. Si kembar tiga berjalan kaki bersama Lila karena sekolah mereka dekat, adapun Varen langsung ke sekolahnya

Dulu ketika SMP, SMP Varen juga dekat dari sekolah sehingga tidak perlu kendaraan, tapi tak ada SMA di dekat kontrakan mereka. Tahun depan Lila lulus SMP, Varen mungkin akan sering mengantar Lila. Adik-adiknya? Belum tau, ia masih belum memikirkan, masih banyak yang dipikirkan saat ini

Varen sudah tiba di sekolah. Ketika ia berjalan di lorong ada saja yang membicarakannya

Ih, miskin. Liat tu kurus banget

Jijik. Gak sadar diri apa ya?

Semua yang dia pake lusuh banget. Saking miskinnya

Habis SMA jadi apa ya dia? Tukang sapu jalan?

mendengar itu, beberapa murid tertawa

Varen tak peduli, ia terus melangkahkan kaki ke kelasnya

"Hello ren!" ujar Kenzi yang duduk di samping Varen. Mereka duduk di pertengahan barisan pinggir yang dekat dinding

Varen hanya tersenyum, lalu duduk dan menenggelamkan kepalanya ke balik lipatan tangan

"Ujian, woy. Inget. Jangan tidur terus" ucap Kenzi

Varen langsung menegakkan kepalanya kembali,"Lo bohong gue geplak kepala Lo"

"Gaklah. Ngapain boong"

"Ujian apa?"

"Mtk"

"Gila Lo! Napa baru bilang?!" Varen langsung dengan cepat mengeluarkan buku dari tasnya dan membukanya

Kenzi yang bukunya juga sudah terbuka di atas mejanya, merotasikan bola matanya malas,"kan gue langsung bilang tadi. Untung gue gercep, inget kalo Lo pelupa"

"Oke Ken, makasih. mari kita diem. Fokus belajar. Jam pertama lagi" ucap Varen sambil masih menatap bukunya

Kenzi menghela napas lalu membaca bukunya kembali

__________

"Gila susah banget..sakit kepala gue" ucap Varen sambil memegang kepala dengan kedua tangannya,"Ken, kalo mau ujian, materinya sulit, kasih tau gue lewat chat dari kemarennya, oke?"

"Hem. Kuy kantin" ucap Kenzi sambil beranjak ke kantin

"Lo aja. Gue mau tidur" Varen menenggelamkan kepalanya di balik kedua lengannya

"Lo tadi pagi sarapan kan?"

"Iyalah" jawab Varen padahal ia tak pernah sarapan

"Gue duluan"

"Hem"

__________

Ketika Varen sedang mengendarai motornya untuk berangkat sekolah, tiba-tiba ada mobil muncul dari jalan di samping Varen dan menabraknya dari samping

Varen terlempar beberapa meter, motornya ringsek dan rusak di beberapa bagian

Melihat itu sang pengemudi panik dan langsung turun dari mobilnya, ia mendekati Varen yang tak sadarkan diri

"Maaf, kamu gak papa? Maaf, ayo saya bawa ke RS..." Nara ingin menangis rasanya, ia membalikkan orang yang ditabraknya yang aslinya menyamping hampir tengkurap, menjadi menghadapnya. Kening Varen mengalirkan darah. Nara mengenalinya, orang yang ditabraknya adalah Varen, siswa yang dijauhi murid-murid lain

Orang-orang mengerumuni mereka, beberapa di antara mereka langsung membantu Nara untuk membawa Varen ke mobilnya

Di tengah jalan Nara menangis, ia memang belum pandai mengendarai mobil, beginilah jadinya

Semoga dia gak papa, semoga..Nara terus berdoa dalam hatinya

Tak lama Varen sadar, ia membuka matanya. Melihat dirinya di dalam mobil, ia jadi heran, ia juga tak pernah melihat mobil ini

Berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ini, ia kecelakaan. Ditabrak orang

Kepalanya pening, badannya sakit semua

Varen beranjak duduk,"Lo siapa?" tanyanya melihat seseorang mengemudi di bangku supir

Nara yang mendengar suara serak Varen langsung menoleh,"maaf, gue yang nabrak Lo. Gue temenin ke RS. Maaf sekali lagi ya, gue belum biasa bawa mobil, maaf,.." air mata Nara kembali jatuh, Varen jadi heran kenapa Nara menangis

"Gak papa. Anterin gue ke sekolah aja. SMA 1" ucap Varen sambil memejamkan mata, kepalanya sakit

"Nggak, ke RS dulu. Lo pasti banyak luka kan? Dahi Lo aja masih ngalir darahnya" ucap Nara khawatir

"Ck, gini doang. Buruan ke SMA 1, telat nanti"

"Beneran?"

"Iya elah. Buruan"

"Oke. Tapi kalo ada apa-apa bilang gue ya. Kalo Lo ada yang sakit bilang gue. Nanti nomer gue gue kasih"

"Hem" Varen malas berbicara lagi

Hening setelah itu

"Gue juga dari SMA 1. Lo..kelas 12 MIPA 1 kan?" tanya Nara hati-hati

"Hem" Varen melihat seragam Nara sama dengannya jadi tidak heran, murid-murid di sekolahnya banyak yang mengenalnya untuk menjauhinya

"Kenalin, gue Naraya Anjali, panggil aja Nara. 12 MIPA 2. Tetanggaan kita. Mainlah sesekali ke kelas gue" ujar Nara sambil terkekeh pelan

Varen hanya diam saja. Ia merasa Nara hanya berbasa-basi karena siapa juga yang mau berteman dengannya? Tak ada, selain Kenzi

Tak lama, mereka telah tiba di sekolah,"gue turun disini" ujar Varen meminta agar mobil diberhentikan sehingga kunci mobil bisa terbuka

"Di parkiran aja"

"Gak, disini aja"

Akhirnya Nara mematikan mobilnya. Varen dengan segera turun dari mobil itu,"tunggu ren! Pinjem hp Lo!" teriak Nara ketika Varen hampir meninggalkan mobil

Varen menghentikan langkahnya, Nara berjalan mendekat,"hape Lo. Gue kasih nomer gue"

Varen memberikan ponselnya agar tak banyak berdebat. Nara mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu lalu memberikan kembali pada Varen,"makasih, dan maaf ya. Lain kali gue lebih hati-hati bawa mobil. Inget, kalo Lo ada yang sakit bilang gue"

"Hem" Varen kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk ke kelas

___________

Makasih dah mau baca, bantu kasih bintang dan komen ya..

be optimistic, Varen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang