Varen sudah agak pulih karena kemarin tidak bekerja dan fokus istirahat, meski tidak sepenuhnya karena ia dihantui belajar untuk olimpiade
"Lo jangan banyak belajar dulu deh, tunggu sembuh aja" ucap Kenzi melihat Varen yang biasanya tidur jika ada waktu luang, tapi sekarang Varen belajar
"Gue dah sembuh" ucap Varen dengan pandangan tetap ke buku,"besok ulangan ya?" ucap Varen mengalihkan pembicaraan
"Hem. Matematika. Gue nyontek ya" Kenzi menaik-turunkan sebelah alisnya, tapi bahkan Varen tak meliriknya
"Ogah, harusnya gue yang nyontek Lo, Lo paling nanti dapet kisi-kisi"
"Iya keknya. Nanti gue bagi-bagilah kalo dapet"
"Oh ya, ini" Varen mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Kenzi,"biaya RS kemarin. Makasih. Gue beneran ngerasa tertolong"
Kenzi menerima uang itu karena ia tau Varen akan marah jika ia menolak,"oke, no problem. Gue mau ngegame aja dah"
Varen sempat melirik, tapi lanjut membaca buku lagi
"Lo gak ningkatin akun Lo lagi ren?" tanya Kenzi sedih. Temannya ini sangat suka game sebenarnya, tapi tak pernah main lagi karena sibuk, padahal akunnya sudah cukup tinggi levelnya, andaikan usia Varen sudah 17 waktu itu, tentu ia akan dapat hadiah uang
Terakhir Varen bermain ketika kelas 10, tidak terlalu lama, lalu ia tinggalkan karena butuh uang untuk beli motor, paling tidak yang bekas, ia pun mulai mencari pekerjaan di 2 tempat, yang bukan serabutan. Sebelumnya ia kerja serabutan, apa yang bisa maka ia lakukan
"Pengen, tapi gak sempet. Gak papa, nanti-nanti aja" jawab Varen
__________
"Lo dah sehat?" tanya Nara sambil melangkah masuk ke kelas Varen. Sedang istirahat, tidak ada orang di kelas selain Varen
Varen menatap Nara heran,"iya. Ngapain Lo disini?"
"Gue kuatirlah. Lo beneran dah sehat?" Nara duduk di bangku depan Varen
"Ck, iya. Lo mikir gue kemarin sakit karena kecelakaan waktu itu? Dah sejak zaman kapan padahal" Varen kembali membaca bukunya
"Ya kan siapa tau..cewek tu emang gini, Lo aja yang gak tau. Oh ya, Lila apa kabar?" tanya Nara antusias
"Baik"
"Kembar tiga?"
"Baik"
"Gue ke rumah Lo lagi boleh? Kapan ya sempatnya..Minggu?"
Varen menatap Nara,"ngapain?"
"Kok pake ngapain, ya gak papalah main aja"
"Gak usah kalo ngerepotin"
"Yang harusnya bilang gitu tu gue.. ngerepotin gak kalo gue kesana?"
"Nggak keknya. Tanya Lila, bukan gue"
"Tapi kayaknya nggak deh. Lo gak tau, kembar tiga itu dah deket tau sama gue" Nara menepuk dadanya bangga
"Mereka emang gampang deket kalo sama orang baik"
Nara jadi cemberut, lalu ia tersenyum senang menyadari sesuatu,"berarti gue baik dong?"
Varen terdiam lalu mengedikkan bahu,"mungkin"
Nara tergelak,"gue pengen jadi temen Lo boleh kan ren?"
"Terserah"
"Oke! Boleh kalo gitu! Ck ck, Lo tu ganteng banget sih, adem banget liat muka Lo" Nara melipat tangannya di sandaran kursi dan menatap Varen yang hanya diam saja
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
AcakVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...