Ketika berjalan menuju kelas, Varen menyempatkan diri untuk ke kamar mandi dan membilas lukanya. Setelah beberapa saat darahnya berhenti
Varen menatap pantulan dirinya di cermin. Untunglah bajunya hanya sedikit sekali kotor, tak tampak kalau dia habis kecelakaan kecuali ada beberapa lecet di tangannya
Varen melanjutkan langkahnya keluar kamar mandi dan ke kelas
"Varen! Ke RS aja, sekarang" ujar Nara sambil mencekal tangan Varen
"Kan dah gue bilang gak usah" Varen menepis tangan Nara yang menahannya
"Tapi kaki Lo pincang,..maaf.."
"Gak papa, gini doang" Varen menoleh pada Nara yang sudah meneteskan air mata lagi
"Jangan nangis. Beneran gak papa. Kuy kelas" Varen meraih tangan Nara takut-takut, ia sedikit menariknya untuk mengajak ke kelas, lalu melepasnya
Nara terdiam, ia sedikit gugup,"sorry kalo ganggu Lo. Tapi inget, kalo ada yang sakit bilang gue"
"Hem. Gue ke kelas duluan" ucap Varen sambil berbalik pergi
Baik banget. Bego banget gue selama ini jauhin dia karena ikut-ikutan mereka ucap Nara dalam hati sambil berjalan dengan pemandangan punggung Varen di depannya
"Sekali lagi maaf, ren!" ucap Nara ketika sudah di depan kelasnya
Varen mengangguk sambil melanjutkan langkahnya ke kelasnya yang di sebelah Nara
____________
"Napa jalan Lo gitu?" tanya Kenzi sambil memperhatikan langkah Varen
"Guru dah otw. Gue papasan di jalan"
"Nanya apa gue. Lo ngapain sampe kaki Lo kek gitu?"
"Kepeleset"
"Di?"
Varen ragu untuk jujur,"km"
Kenzi mengangguk,"lihat tugas Lo dong. Lo gak lupa kan?"
"Untungnya nggak. Nih" ucap Varen sambil mengeluarkan buku tulis dari tasnya
Setelah memperhatikan pr Varen, Kenzi termenung sejenak,"gue salah no. 4 rupanya, haha"
"Gak, gue yang salah mungkin"
"Nggak, gue gak teliti ngitungnya. Fisika emang sialan" ucap Kenzi sambil mengembalikan buku Varen
Begitulah mereka berdua ketika ada mapel ini, mereka bertukar lihat pr karena guru mapel ini biasanya mengoreksi sendiri, murid-murid tak pernah bertukar tugas untuk mengoreksi, padahal kadang ada penjelasan guru itu yang sulit dimengerti, jadinya mereka berdua melihat tugas mereka karena dengan begitu jadi lebih paham karena yang mengerjakan adalah teman sendiri
Lalu guru datang dan pelajaran dimulai
Di tengah-tengah pelajaran, Varen merasa tak fokus, kepalanya sakit, seluruh badannya nyeri. Bagaimanapun rasanya masih tak nyaman karena kecelakaan itu
Ketika bel istirahat berbunyi ia langsung tidur
Nara menunggu di depan kelas Varen, tapi yang ditunggunya tak kunjung keluar. Ia melihat ke dalam kelas, rupanya Varen tidur di bangkunya
Kok tidur? Sakit ya? Gara-gara gue pasti. Gimana ini? Nara cemas, masuk atau tidak? Tapi kalau masuk gue bakal ganggu keknya
Tiba-tiba Nara teringat kalau Kenzi berteman dekat dengan Varen, melihat Kenzi tak ada di kelas ia segera melangkahkan kakinya ke kantin
Sesampainya disana, ia langsung bertemu Alana yang merangkulnya,"kemana aja Lo baru dateng, dah ditungguin dari tadi"
"Bentar na, gue mau tanya seseorang" ujar Nara sambil pandangannya mencari Kenzi

KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
RandomVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...