sanggup?

201 11 0
                                    

"ngapain?" tanya Kenzi melihat Varen masuk kelas. Varen sama sekali belum baikan sejak kemarin, Kenzi bisa lihat itu

Flashback on

"ren, dah bel pulang"

Varen membuka matanya. Setelah beberapa saat ia berusaha duduk. Setelah duduk ia memegangi kepalanya, semuanya terasa berputar

"Gue anter Lo pulang. Sekarang" ucap Kenzi, ia tau Varen benar-benar sakit

Varen mulai berjalan, tapi ke kamar mandi yang ada di UKS itu, lalu memuntahkan semua yang ada di perutnya, meski hanya air

Beberapa kali Varen muntah. Kenzi mengurut tengkuk Varen. Setelah membilas mulutnya Varen berjalan keluar kamar mandi. Ia kembali duduk di ranjang UKS

"Lo sanggup jalan gak? Kalo gak, gak papa gue gendong"

Varen kembali melangkahkan kakinya,"makasih dah jagain gue Ken. Kuy pulang"

Varen mengambil tasnya lalu berjalan keluar UKS. Kenzi yang sudah mengambilkan tas mereka berdua tadi sesaat setelah bel pulang, sebelum membangunkan Varen. Kenzi juga mengambil tasnya dan berjalan keluar UKS

Mereka berdua berjalan di lorong sekolah yang sudah sepi. Setelah sampai di parkiran, Kenzi kaget melihat Varen berjalan ke motornya. Kenzi dengan cepat menahan tangan Varen,"mau ngapain Lo?"

Varen menatapnya heran,"pulang"

"Lo mau bawa motor?"

"Iyalah"

"Bego Lo. Keadaan Lo kayak gini. Pulang bareng gue" Kenzi berbalik mendului, berharap Varen mengikutinya. Tapi Varen malah melanjutkan langkahnya ke motornya

Begitu Kenzi berbalik dan melihat Kenzi mulai mengendarai motornya, ia langsung mendelik kesal,"ikut gue aja kenapa?!"

"Gue sanggup, Ken. Makasih tawaran Lo"

"Ck. Serah. Kalo gak sanggup bilang gue" ucap Kenzi lelah, ia meneruskan langkahnya ke mobilnya

"Hem. Makasih, Ken. Maap ngerepotin Lo daritadi"

"Selow aja bro. Kayak sama siapa aja Lo"

Varen lalu kembali melajukan motornya ke tempat kerja

Flashback off

"Suruh ikut olim" jawab Varen

"Oh. Lo tolak kan? Lo masih sakit"

"Nggak. Gue terima. Masih sebulan lagi"

"Halah. Kemarin Lo kerja kan?"

"Iya"

"Pantesan sama sekali gak baikan. Kata dokter UKS, kalo Lo hari ini masih parah suruh bawa ke RS"

"Gue gak parah" Varen pening karena perbincangan ini. Ia meletakkan kepalanya di sebelah tangannya yang ditumpukan ke meja,"gue mau tidur, Ken. Please"

"Oke. Tapi nanti ke RS kan?"

"Ken.."

"Lo harus jaga kesehatan Lo ren. Kalo gak Lo sendiri yang jaga, siapa lagi? Nanti gue temenin ke RS"

"Gue bakal jaga kesehatan Ken, tapi nggak kalo ke RS. Please. Gue gak mau"

"Janji kalo bakal jaga kesehatan?"

"Ya, tapi jangan ke RS"

"Oke. Gue pegang janji Lo. Berarti Lo harus forsir tenaga Lo, jangan kerja rodi lagi"

"Adek-adek gue gimana Ken?"

Kenzi terdiam melihat darah mengalir dari hidung Varen,"Lo mimisan"

Varen mengusap bawah hidungnya, benar rupanya. Kepalanya tambah pening, tubuhnya gemetar dan lemas

Saat ini sedang istirahat tapi Kenzi tidak ke kantin karena tak tega meninggalkan Varen yang sakit

"UKS?"

Varen tak menjawab, tapi matanya mulai terpejam dan kepalanya jatuh di meja

Dakk

Kenzi menghela napas lalu menggendong Varen keluar kelas

____________

"Jangan ikut olim. Batalin. Gue tau Lo gimana kalo mau olim. bakal kayak orang gila belajar. Gak inget waktu" ucap Kenzi melihat Varen mulai sadar

"Biar gue yang bilang sama Bu Indah. Bu Indah kan yang manggil Lo?" Kenzi sudah tau dari siswa yang memanggil Varen tadi

"Nggak. Gue pengen ikut, cuma sesekali gue bisa bikin sekolah bangga Ken" jawab Varen dengan suara parau,"nggak kayak Lo. Akademik atau non akademik, sering banget Lo ikut olim"

Kenzi merotasikan bola matanya,"beda sikon ren. Waktu gue gak sepadat Lo, gue juga gak butuh belajar sekeras itu karena gue les. Lagian satu sekolah juga tau sebenernya pinteran Lo dari gue"

Varen memejamkan mata kembali karena pening yang datang, badannya terasa tidak enak karena demam, tapi lalu ia menyadari jika ini di rumah sakit, ia langsung membuka matanya lagi

"Kuy pulang" ucap Varen sambil mulai duduk

Kenzi diam saja, terlalu malas meladeni keras kepala Varen

Sebenarnya Varen tidak se keras kepala itu, tapi ia tak punya uang untuk membayar biaya perawatan di rumah sakit. Harus cepat pulang

Varen turun dari tempat tidurnya lalu mencabut infus yang ada di tangannya,"gue cuma demam, Ken. Udah cukup dirawatnya. Makasih, gue gak bawa uang sekarang, gue bakal ganti besok"

"Gak perlu ganti"

"Tapi-"

"Terserah. Tapi Lo harus mau gue anter pulang, dan jangan kerja hari ini. Kalo gak mau gue bakal pukulin Lo sampe pingsan biar tetep disini"

Varen diam, lalu mengangguk. Tak apalah sesekali libur kerja, ia benar-benar tak sanggup hari ini

Varen tidak cerita ke Kenzi jika kemarin ia mimisan dan pingsan di toko buku hingga diantar pulang

Dan hari ini ia bisa masuk sekolah dengan janji pada adik-adiknya untuk tidak kerja hari ini

"Gitu kek sesekali. Sakit tu istirahat, kalo tetep aktivitas gak bakalan sembuhlah. Sanggup jalan gak?"

Varen mengangguk. Ia mulai melangkahkan kaki berjalan keluar ruang rawatnya meski pelan-pelan. Kenzi mengimbangi langkahnya

__________

"Bang? Maaf ya..karena Arka ya.." Arka menangis kembali sambil memegang pipi Varen yang sedang tidur di tikar di ruang tamu

Begitu pulang sekolah, betapa kagetnya Lila dan adik-adiknya melihat Varen sudah ada di rumah, berbaring di tikar di ruang tamu. Arka yang pertama kali langsung menyerbu mendekat ke abangnya itu

Lila, Arya dan Arsa langsung mendekat,"sakit ya bang? Udah makan? Udah minum obat?"

Varen membuka matanya, melihat wajah Arka di dekatnya,"nggak karena Arka kok, kenapa Arka mikir gitu, Abang capek dikit aja.."

Varen menoleh pada Lila,"obat La.." ucapnya lirih

"Abang udah makan?" Varen mengangguk hanya agar Lila memberinya obat, padahal sudah beberapa hari ini dia tidak makan

Arka masih menangis. Sejak Varen sakit, Arka langsung berpikir abangnya sakit karena dia. Karena pertanyaannya

Salahnya. Ia jadi penyebab abangnya sakit. Arka sangat sedih. Kemarin malam juga abangnya mengigau karena demam, Arka yang sedang giliran di dekatnya jadi terbangun

"Abang sakit ya.." ucap Arya

"Abang cepet sembuh ya..aamiin.." Arsa menangkupkan tangannya berdoa

Lila, Arya dan Arsa telah diceritakan Arka tentang pertanyaannya kemarin, mereka jadi sedih. Lila menangis karena merasa tak tega pada adiknya

Varen teringat ia harus minta izin pada atasan-atasannya, ia mengambil hpnya yang di dekatnya dan mengetik pesan untuk mereka

"Ini bang obatnya" Lila menyodorkan segelas air putih dan obat

"Makasih La" Varen duduk dan meminum obat dan air lalu tidur kembali

__________

Makasih dah mau baca..

be optimistic, Varen!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang