Varen teringat tentang pertanyaan Arsa tempo hari, ia menyempatkan diri untuk mampir di tempat orang jualan mainan di pinggir jalan. Setelah memilih-milih, ia membeli 3 mobil-mobilan yang hanya beda warna lalu pulang
Sudah sepekan sejak ia dipukuli preman, ia sudah membayar sedikit cicilan kontrakan dari hasil kerja di tempat cuci mobil dan motor karena ia digaji per pekan. Meski berarti uang untuk makan harus berkurang
Nafasnya sudah agak baikan meski masih tetap saja nyeri. Tapi ia yakin lama-lama akan sembuh sendiri
"Abang!" Seperti biasa kembar tiga itu selalu menyambut Varen pulang dengan senyum sumringah
Varen langsung memberikan mobil-mobilan itu pada mereka, mereka tampak senang sekali menerimanya
"Wah!! Makasih bang!"
"Makasih banyak bang!!"
"Makasih banyak banget bang!"
Varen tertawa pelan mendengar ocehan kembar tiga itu, ia lalu mandi dan berangkat kerja di toko buku
"Makan dulu bang" ucap Lila ketika abangnya sudah di ambang pintu ingin keluar. Tumben, abangnya seperti ini sejak kemarin, biasanya abangnya akan makan dulu
"Udah makan tadi. Diangetin buat besok bisa gak?"
"Bisa sih"
"Ya udah, buat besok sarapan aja ya. Aku pergi dulu"
Lila sedih, abangnya ini tampak sekali ingin menghemat pengeluaran dengan tidak makan. Padahal pasti lelah sekali kerja terus seperti itu
__________
Sebenarnya Varen lemas sekali karena sejak kemarin tidak makan. Bagaimana lagi, ia harus hemat untuk bisa memberi mainan pada adik-adiknya, juga membayar kontrakan
Karena lemas ia jadi sangat mengantuk, kepalanya pening, nafasnya mulai sesak lagi. Susah payah ia menjaga untuk tetap sadar. Ia berjalan di toko buku yang sepi itu, mengingat ini tengah malam, agar tetap terjaga dari tidur
Setelah selesai waktu kerjanya, ia segera pulang
___________
"Bang, itu alarmnya bunyi terus dari tadi" Arya tak tega sebenarnya membangunkan abangnya itu, tapi ia takut nanti abangnya akan menegurnya jika tidak membangunkan
Varen membuka matanya sedikit, lelah sekali, ia belum puas tidur. Dengan berat ia duduk dan mematikan alarm hpnya sambil tersenyum pada Arya,"makasih ya. Kamu tidur lagi gih"
Arya mengangguk dan menutup matanya lagi. Varen berdiri, bersiap untuk mengambil dan mengedarkan koran
Saat di jalan Varen menepikan motornya sebentar, lemas sekali. Sudah hampir 3 hari dia tak makan. Sepertinya ia akan makan nanti malam karena tak sanggup
__________
"Nanti olahraga jangan pingsan"
Varen menoleh pada Kenzi,"iyalah. Napa emang bisa gitu"
Kenzi menghela napas melihat wajah Varen yang pucat,"dah sarapan?"
"Dah. Sst..ketauan guru habis kita"
Tak terasa jam olahraga datang juga. Tapi kali ini Varen tak mengharapkannya gue izin gak ya?
Gak usahlah. Apaan, cuma gini doang
Setelah selesai jam olahraga dan istirahat sejenak di lapangan, murid-murid berjalan ke kelas mereka. Varen tak mampu menahan lemasnya, kepalanya sakit dan dadanya nyeri, ia terjatuh, kegelapan mengambil kesadarannya
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
RandomVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...