Dua preman itu terus memukuli dan menendangi Varen, mereka juga menggunakan kayu yang cukup besar untuk memukuli Varen
Bugh! Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!
Tak terhitung berapa kali preman-preman itu memukuli Varen hingga Varen benar-benar kehilangan kesadaran
"Lah, malah pingsan?! Ck!! Bayar dulu!!" Dua preman itu masih juga menendangi Varen
Lila tak sanggup melihatnya,"udah pak, jangan..kami bakal bayar secepatnya..udah pak.."
"Udahlah! Ayo pergi! Capek ngomong sama gembel-gembel" dua teman itu akhirnya pergi
Kembar tiga menangis melihat Varen berdarah di beberapa bagian tubuhnya. Kepala, tangan, kaki. Belum lagi memar-memar yang tak terlihat
Lila memapah abangnya masuk ke rumah,"kalian juga masuk gih" ucapnya pada kembar tiga itu
Lila membaringkan abangnya di tikar ruang tamu. Setelah itu ia membersihkan luka abangnya yang tampak dan memasangkan perban, lalu menyiapkan bubur untuk abangnya,"kalian tidur ya..udah malam"
"Bang Varen gimana kak?" tanya Arsa dengan mata sembab
"Nggak papa, nanti Abang bakal baikan kok, kalian tidur aja ya.."
Kembar tiga itu lalu mulai mengambil selimut dan tidur. Arya yang tidur paling dekat dengan Varen menyelimutinya,"cepet sembuh ya bang"
Beberapa jam kemudian, Varen mulai sadar, ia membuka matanya perlahan. Rasa sakit bertubi-tubi langsung menghampirinya
Dadanya sangat nyeri, ia memegangi dadanya,"shh.."Varen memejamkan mata, keningnya berkerut dalam
Lila melihat itu, dia menangis,"kenapa bang? Apa yang sakit?"
Varen membuka mata lagi, meski pandangannya buram ia bisa melihat Lila di sampingnya,"La..pereda nyeri.."
Lila segera meletakkan bubur yang ada di genggamannya dan berdiri mencari pereda nyeri. Setelah mendapatkannya ia langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih, lalu berjalan mendekati abangnya
Varen duduk dan menerima obat dan segelas air itu, meminumnya. Lalu berbaring kembali. Setelah beberapa saat ia merasa sesak nafasnya baikan, meski sekujur tubuhnya sakit
Kepalanya sakit, ia bisa merasakan jika ada perban di beberapa bagian tubuhnya
"Abang makan sekarang ya? Ini ada bubur, masih hangat"
"Besok aja ya La, masih ngantuk"
"Iya gak papa, tidur lagi aja bang"
"Makasih La. Kamu juga sekarang tidur gih"
"Iya. Ini mau tidur" Lila bangkit sambil membawa bubur itu dan menaruhnya di meja, lalu masuk ke kamarnya
Varen pun kembali terlelap
__________
"Kaki Lo kenapa?" tanya Nara yang berjalan berdampingan dengan Varen
"Nggak papa"
"Nggak papa apanya, pincang gitu"
"Terkilir aja"
"Beneran? Dimana?"
Varen bingung ingin jawab apa,"di rumah. Keliatan bangetkah?" karena Varen merasa ia sudah berusaha tidak menampakkannya
"Nggak sih. Kan gue perhatian, hehe" Nara tersenyum lebar
Varen tersenyum menatap Nara makasih dah perhatian
"Ayo cepetan ke lapangan ren, telat nanti"
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
RandomVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...