Varen tidak sekolah hari ini karena Arsa sakit. Ia sudah izin, semoga saja para guru memaklumi. Ia tau para guru kurang menyukainya
Ia kadang nunggak SPP apalagi iuran. Para guru pasti tak suka padanya, pasti sering membicarakannya. Meski Varen lumayan sering membawakan piala untuk sekolah, tapi tak ada yang berubah. Varen jadi sedih
Varen menatap wajah adiknya yang pucat, tapi untungnya adiknya sudah baikan karena sudah makan dan minum obat
Varen melihat jam di ponselnya, sepertinya kalau di sekolah sekarang istirahat pertama. Tiba-tiba handphone Varen berbunyi, setelah melihat siapa yang menelponnya ia mengangkatnya
"Ken?"
"Adek Lo sakit?"
"Hem"
"Siapa?"
"Arsa"
"Oh..sampein dari gue, bilang kata bang Kenzi cepet sembuh"
"Ya. Makasih"
"Beneran bukan Lo kan yang sakit? Ini si Nara kalang kabut gegara Lo gak masuk. Dia di samping gue sekarang"
"Gue sehat, anjir. Napa dah. Udah kan kalo gitu?"
"Kalo gue ke rumah Lo habis sekolah gimana ren?"
"Gak perlu, makasih"
"Beneran?"
"Iya. Lanjutin makan sana. Udah kan?"
"Tapi boleh gak kalo gue kesana?"
Varen menghela napas,"gak usah"
"Kenapa?"
"Ngerepotin"
"Dih, ngerepotin dari mana. Kan dah gue bilang si kembar tiga juga adek gue. Enak banget Lo punya adek banyak sementara gue gak punya. Lucu-lucu lagi. Gak adil"
"Minta ortu Lo lah. Napa jadi adek-adek gue"
"Nggak mau yang bayi. Maunya yang sebesar kembar tiga"
Varen merotasikan bola matanya malas,"terserah. Tapi kalo Lo repot gak usah"
"Nggak kok, tenang aja"
__________
"Lo ngapain disini?" tanya Varen
"Emang nggak boleh?" jawab Nara dengan cemberut
"Tapi-"
"Lila! Halo! Kenalin gue temen Abang Lo, kenalin, gue Nara. Naraya Anjali" ucap Nara sambil mendorong Varen yang di depan pintu dan melangkah masuk, lalu menjabat tangan Lila yang baru sampai ke dekat pintu untuk melihat siapa yang datang
Varen cengo. Kenzi geleng-geleng kepala
Varen menatap Kenzi,"ngapain Lo ngajak dia?"
"Gue gak ngajak. Dia yang pengen ikut"
"Tapi kenapa Lo bolehin?"
"Emang gak boleh?"
Varen menghela napas,"lain kali bilang kalo mau bawa orang ke rumah gue"
"Tenang aja, gue yakin Nara orang baik makanya gue gak bilang Lo tadi" ucap Kenzi sambil melangkah masuk
Varen mengelus dadanya,"punya temen-temen kok gini amat. Masuk rumah gue kayak rumah sendiri"
Eh, Nara juga temen gue? Hem, bolehlah. Kan tadi dia dah bilang juga ke Lila kalo dia temen gue
Rupanya Lila dan Nara sudah asyik mengobrol sendiri di kamar Lila dengan pintu yang tidak tertutup. Kenzi dan Varen hanya menatap mereka dari ruang tamu
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
RandomVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...