Tak terasa, hari-hari makin berlalu. UTS sudah terlaksana, ulangan-ulangan dan tugas-tugas makin bertumpuk
Varen makin pening dibuatnya. Ia sering tidak tidur, dan tidurnya tak pernah lebih dari 2 jam sehari. Tubuhnya makin tak tahan, ia makin sering sakit kepala dan mimisan
Melihat Varen kesusahan, Nara seringkali membantunya, mengerjakan tugas-tugasnya meski Varen larang. Tapi jujur, sebenarnya Varen terbantu. Nara juga mengatakan, hanya inilah yang bisa ia perbuat, maka Varen harus mau membiarkannya. Karena itu Nara jadi sering main ke rumah Varen lalu memeriksa tugas-tugas dan ulangan Varen, dan seringnya itu ketika Varen sedang kerja, tidak di rumah
Nara juga jadi sangat dekat dengan Lila dan kembar tiga, bahkan sepertinya Lila dan Nara punya rahasia-rahasia yang Varen tidak ketahui. Biasalah, cewek-cewek
Lila juga tau jika Varen sudah jadian dengan Nara, Lila malah senang, abangnya bisa menikmati masa mudanya. Kadang Lila juga menggoda abangnya yang pemalu tentang masalah begituan, sangat menyenangkan bagi Lila bisa menjahili abangnya
"Makasih banyak ya. Pacarku emang jenius" ucap Varen sambil tersenyum bangga ketika pulang dan mengoreksi tugasnya yang sudah dikerjakan Nara
"Iya dong, jadi pacar kamu tu harus jenius, kalo gak nanti aku dibuang, haha"
"Nggaklah, yang penting kamu baik. Tapi emang rejeki kayaknya dapet kamu yang cantik dan pinter. Pinter banget. Cantiknya kebangetan lagi, sampe aku insecure"
"Insecure apaan? Abangku pasti insecure kalo ketemu kamu, liat kamu gantengnya kayak gini"
"Alah, abangmu lebih ganteng sebenernya. Aku kan pernah lihat fotonya waktu ke rumahmu. Kamu dah bucin banget sih sama aku, jadinya mata kamu dah ketutup sama aku"
Nara mencubit lengan Varen kesal meski sambil tertawa,"dasar gak mau kalah. Tau ah, anterin aku pulang aja sekarang" rumah Nara memang searah dengan toko buku tempat Varen kerja
"Siap, tuan putri"
Lila yang melihat kedua orang itu hanya geleng-geleng kepala,"kacang goreng, kacang rebus, siapa mau beli..dijual murah, silahkan nego.."
Varen dan Lila mendengar omelan Lila jadi tertawa, sementara kembar tiga masih sibuk main sendiri dan kejar-kejaran
"Aku pamit dulu ya La, baik-baik di rumah"
"Oghey abangku zayang. Bye"
Varen tertawa lalu mengusak rambut Lila, lalu berjalan keluar rumah
"Dada Lila!" ucap Nara sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Ia sudah berpamitan pada kembar tiga tadi
___________
"Asli gue gak paham sama soal-soal tadi. Rumusnya dah dihafal, tapi karena itungannya belibet jadi kacau pikiran gue. Waktu ngerjainnya gak banyak lagi" ucap Varen galau
"Iya, tau tu. Capek gue, mau tidur aja" ucap Kenzi langsung menelungkupkan wajahnya di balik kedua lengan
"Guru dateng Ken. Fisika, inget"
Dengan berat Kenzi mengangkat kepalanya lagi dan mendengarkan pelajaran
_____________
UAS sudah dimulai besok, Varen kalang kabut menyiapkannya
Varen berusaha mempertahankan nilai karena berharap bisa dapat beasiswa untuk kuliah agar bisa kerja lebih layak nantinya
Ah, capek banget batin Varen sambil memijat pangkal hidungnya, ini sudah jam setengah tiga tapi ia merasa masih belum cukup belajar
Ia menguatkan diri, harus bisa. Harus fokus. Harus
Setengah jam berikutnya kepalanya makin sakit, ia tak tahan. Dengan cepat ia mencari Paracetamol, asam mefenamat atau sejenis itu
KAMU SEDANG MEMBACA
be optimistic, Varen!
RandomVaren Urdha Prawara. Semua orang menjauhinya karena ia terkenal yatim piatu dan miskin. meski ia tampan dan pintar, semua orang menutup mata darinya Varen, yang harus berjuang demi sesuap nasi untuknya dan adik-adiknya. Baginya tak apa, yang terpent...