"Sayang, bangun. "
Joana tersentak dan langsung duduk dari tidurnya. Napasnya buru - buru dengan keringat yang sudah membasahi tubuh.
Apa tadi dia sedang bermimpi buruk? Rasanya tidak mungkin. Panggilan itu juga terasa nyata baginya. Sepertinya kelelahan dalam bekerja membuatnya tak bisa lagi membedakan yang mana nyata dan bukan. Joana hanya tahu dirinya sekarang berada di tempat tidur dalam kondisi gelap. Apa dia tertidur terlalu lama hingga tidak tahu hari berganti malam? Joana lupa!
Kepalanya sangat sakit berdenyut. Joana mencoba meraba di dalam kegelapan. Dia butuh air putih.
Namun, tiba- tiba ruangan berubah terang. Lampu telah dinyalakan dan bunyi riuh terdengar.
"Surpriseee.... "
Joana semakin terkejut dengan situasi. Ruangan menjadi penuh orang bersamaan bunyi terompet gulung dan ledakan dan hujan konfeti berwarna- warni serta tali pita yang terjulur ke arahnya. Joana yang baru bangun hanya bisa tergugu di tempat.
"Cheessee.... "
Jepretan kamera ikut menyilaukan. Joana hingga mengerjapkan matanya untuk mengembalikan pandangannya. Begitu kembali normal sebuah kue dengan lilin angka dua puluh delapan berada di hadapannya.
"Happy birthday, Jejeee.... Happy birthday, Jejee... "
Lagu ulang tahun menggema di ruangan itu. Joana akhirnya sadar jika dia mendapat kejutan ulang tahun. Dia melihat barisan sepupunya yang biasa ikut merayakan. Namun, yang berbeda tahun ini adalah.... rekan kerjanya juga ikut serta. Joana senang hubungannya sekarang lebih terbuka kepada mereka. Akan tetapi, tetap saja seperti ada yang aneh. Joana masih linglung rasanya, tetapi dia sudah ditarik untuk berdiri ke tengah lingkaran.
"Yeeeyy... Happy birthday, Joanaa... Wish you all the best. Tiup lilin yuk tiup lilin. Singing again!"
Joana tertawa melihat Hani yang terlalu bersemangat. Di kepalanya juga terdapat topi kerucut. Sama dengan semua orang yang ada di sana. Berharap ada satu orang lagi yang ikut serta, tetapi nyatanya tidak bisa.
"Jangan lupa make a wish, Birthday Girl. " Brian mengingatkan saat Joana ingin meniup lilin begitu lagu selesai.
Lantas Joana melipat tangan dan memejamkan mata.
Ya, Tuhan. Terima kasih atas semua yang kau berikan padaku hingga detik ini. Aku bahagia, Tuhan.
Seperti sebelumnya, aku selalu meminta kebahagiaan orang- orang terdekatku, dan juga.... Kehadiran dia. Di sini. Bersamaku.
Setelah selesai Joana membuka matanya dan tepat di hadapannya...
Jonas hadir.
Di sana.
Tersenyum pada Joana.
Air mata Joana langsung terjatuh ke lantai. Tubuhnya membatu. Apakah ini mimpi lagi? Atau hanya halusinasi?
"Sayang, ini aku."
Tangis Joana keluar begitu saja. "Enggak. Ini pasti cuma halusinasi aku aja, karena terlalu rindu sama kamu, Jo. Enggak. " Joana berbalik dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Namun, tepukan tangan di bahu dan ucapan Briana menyadarkannya. "Enggak, Je. Kamu gak lagi berhalusinasi. Dia udah nungguin kamu. Lihat."
Suara tangis Joana makin tersedu-sedu. Segera ia berbalik dan ternyata sosok itu masih ada. Bersama kursi roda membawa sebuket penuh foto seperti yang dilakukannya dulu dan mawar- mawar merah yang tak asing. Berarti kejadian saat di mobil itu nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Aggression [TAMAT]
Romance"LOVE is nothing without AGGRESSION." Tentang cinta yang mencuat setelah terpendam se- dekade lamanya. Antara menangkap cahaya dan menetapkan sebuah rasa. Jonas akhirnya mempunyai kesempatan untuk mendekati Joana, cinta pertamanya. Dia sengaja mela...