Bab 38 : Our Memories Never Die

1.9K 151 27
                                    

The table is set
The candles are lit
The music is playing
But all is incomplete... Without you.
Will you be my date?

Untuk pertama kalinya Jonas mengajak Joana untuk candle light dinner. Melalui buket peony merah yang dikirimkan lelaki itu kepadanya siang ini, mungkin sekaligus untuk permintaan maafnya juga. Lantaran Jonas akhir - akhir ini sibuk dengan beberapa projectnya, karena lelaki itu udah mulai aktif kembali dan ada rencana membuat studionya sendiri. Intinya... Joana merasa terabaikan.

"Wah, bunga dari siapa lagi, Je? Pengagum rahasia kamu mana lagi?" Hani, selalu mengabseni buket yang datang kepada Joana setiap hari. Banyak sekali bermunculan pengagum rahasianya sekarang sejak dirinya mulai aktif di laman media sosial.

"Jonas, Han, " jawab Joana malas.

"Wuidihh... Sama invitation juga nih. Romantis banget Si. A'a."

Joana memutar matanya tak tertarik. "Tau deh, Han. Aku lagi kesel banget sama dia."

"Kenapa?"

"Dia sok sibuk akhir- akhir ini."

"Hmm.... " Hani tampak berpikir. "Mungkin dia emang lagi sibuk aja, Je. Biasa cari cuan buat modal married."

"Gak jadi alasan buat gak ngasih kabar juga, Han. Sampai chat gak dibalas, telefon gak diangkat. Apaan coba?"

Hani justru tertawa melihat Joana yang bete. "Udah kaya lirik lagu dangdut aja. Baru kali ini, nih, seorang Joana galauin cowok. Yaudah, sih, anaknya juga peka itu pake ngajakin dinner. Romantis bener, deh, cowok orang. Percaya sama A'a Jonas. Sesibuknya dia, mah, untuk Eneng Jeje seorang. "

Terbayang wajah memelas Jonas ketika nanti akan meminta maaf. Bagaimana caranya, ya, agar dia gak mudah menyerah marah? Joana pengen kasih pacarnya itu pelajaran, tetapi.... Mata sendu Jonas yang menurut Joana mirip anak kucing itu... nyebelin!

"Iya. Asal gak sibuk sama yang lain aja," pungkas Joana. Bisa gila Joana jika itu terjadi. Hatinya pun mulai was- was.

Tak terasa waktu mereka berpacaran sudah satu semester. Masih terhitung dini, sih, daripada dengan hubungannya bersama Evan dulu yang sudah bertahun - tahun, tetapi nyatanya gak menjamin hingga akhir. Oleh karena itu, gak ada ekspetasi tinggi untuk ke tahap selanjutnya dalam waktu dekat ini. Jonas juga baru merintis karir lagi, dan Joana juga baru memulai usaha barunya bersama sang ibu.

Bukannya gak ada kendala dalam hubungan mereka sejauh ini, tetapi selalu bisa terselesaikan dengan baik. Namun, sebulan belakangan ini.... Joana benar- benar diuji kesabarannya. Jonas susah sekali dihubungi atau diajak bertemu. Pikiran wanita mana yang bisa tetap positif thinking?

Bahkan sehabis pulang kerja pun, kekasihnya itu tak menghubunginya. Jangankan makan siang bersama seperti biasa, Joana saja sekarang banyak menyetir sendiri ke tempat kerjanya. Memang Joana bisa mandiri, tetapi jika diingat yang sebelumnya... Kok bisa berubah drastis banget, sih? Apa ini aslinya Jonas?

Rasanya bisa gila memikirkan laki - laki itu saja seharian.

Lucunya, setibanya di apartemen, Joana justru repot mempersiapkan diri untuk makan malam nanti. Walau dalan keadaan hati dongkol!

"Holla, My Queen."

Jonas baru saja tiba menjemput Joana. Pria itu datang dengan lagi- lagi membawa bunga peony merah. Bedanya kali ini dia berpenampilan rapi dengan setelan jas kasual dan kaos hitam serta sepatu slip on berwarna senada. Well, Joana sangat terpana, tetapi itu sebentar setelah dia mengingat bahwa dia sedang marah.

Love Aggression [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang