Bab 30

283 11 0
                                    



     Mark terus mencari keberadaan mereka ditaman bersama renjun, matanya mencari ditiap sudut taman tersebut.Sesekali renjun memanggil nama heachan,berharap akan lebih mudah menemukannya ditaman dengan pencahayaan minim itu.

"Ka mark,itu heachan." Ujar renjun menunjuk kearah sebuah gazebo kecil disudut taman. Mark dan renjun berlari kearahnya.

"Heachan-ah" panggil mark lembut membuyarkan lamunan heachan kemudian menatapnya sayu. Mark segera mengambil alih tubuh jeno dalam pelukannya.

"Jeno-ah...Jung Jeno" panggil mark sembari menepuk-nepuk wajah adiknya perlahan. Namun jeno tampak tak sadarkan diri lantaran tak ada respond apapun darinya.Mark pun menggendong tubuh adiknya.

"Pergilah ke kamar,hari sudah malam." Ujar mark pada heachan dan renjun. Renjun pun memapah heachan yg terlihat tak baik-baik saja. Berjalan lah mereka menuju kamar tapi heachan hanya terdiam,sampai pada akhirnya renjun melihat airmata heachan mengalir dipipinya.

"Heachan-ah,kau tak apa?" Awalnya dirinya ragu namun melihat keadaan heachan yg berubah semenjak mendapat panggilan dr jeno, renjun pun memberanikan diri bertanya.  Renjun memeluk tubuhnya dan mengelusnya pelan.

     Heachan tetap terdiam setelah kembali ke kamar. Dirinya langsung membenamkan wajahnya pada bantal diatas kasurnya. Renjun tampak bingung namun memilih membiarkannya tanpa mengganggunya. Mark berhasil membawa jeno menuju kamarnya, ini kali pertama dirinya melihat jeno seperti ini setelah memasuki usia legalnya.

     Mark mengganti baju adiknya berlahan kemudian menyelimuti tubuhnya. Dirinya kembali kekamar dan mengganti bajunya yg kotor . Direbahkannya badan lelah itu diatas kasur empuk kamar tersebut. Bayangan wajah sayu heachan terus mengganggunya. Jam menunjukan pukul 2 malam,namun matanya masih saja terjaga.

    Jaemin dan jisung tampak sedang mengemasi barang-barang kedalam koper,karena siang nanti mereka akan kembali ke kota. Jaemin dan jisung melangkah menuju kamar heachan dan renjun. Diketuknya pintu itu,namun tak ada jawaban.
Chenlepun menghampiri mereka,dan mengajaknya sarapan terlebih dulu.

"Kalian sudah berteman lama yah?" Tanya chenle pada jisung. Jaemin hanya diam dan sesekali tersenyum,lantaran kesal melihat kedekatan chenle dengan mark.

"Kita kenal sejak kecil,disekolah" jawab jisung sembari menyantap sarapannya.

"Wah...lama juga yah. Pantas saja kalian begitu kenal satu sama lain."balasnya."lalu,apa diantara kalian sudah ada yg memiliki pacar?" Sambungnya.

"Mana mungkin,Kita aja belum lulus sekolah. Bisa dimarahin renjun nanti."ujar jisung dengan tawanya. Jaemin hanya tersenyum menanggapi gurauan jisung.

"Kalau kamu,kenal lama sama ka mark?" Tanya jaemin tiba-tiba.

"Ya...na jaemin." Gertak jisung kaget dengan pertanyaanya itu.

"Ha ha ha,ngga apa-apa. Aku kenal mark juga belum lama,kebetulan kita dikelas yg sama." Ujarnya

"Jadi kamu bukan pacar ka mark?" Sambung jaemin penasaran.

"Hah pacar? Ya ga lah,ada-ada aja. Kita cuma teman sekelas ga lebih." Jelas chenle geli dengan pertanyaan jaemin.

"Seriusan? Wah...syukurlah." Balas jaemin kegirangan. Jisung yg Disampingnya hanya menghela nafas kesal. Tak lama renjun pun keluar dr kamarnya untuk sarapan.

"Good morning." Sapanya kepada mereka.

"Heachanie kemana?" Sahut jaemin. Senyum sumringah mengembang di bibir indahnya.

"Heachan sedang mengemas baju-bajunya,mungkin sebentar lagi kesini." Ujarnya bergabung dengan mereka.

      Matahari bersinar dengan teriknya pagi ini,Jeno tampak menggeliatkan badannya yg terasa kaku itu. Dibukanya perlahan kedua matanya,tangannya memijat pelipis kepala yg terasa begitu berat. Sadarnya semalam menenggak habis sebotol wine,tp dirinya tak mengingat jelas apa yg terjadi selanjutnya.

Perjodohan lintas generasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang