Bab 46

175 6 2
                                    


     Hari mulai gelap,bazar yg berlangsung hari ini pun berakhir dengan lancar. Terlihat beberapa orang sedang membereskan stand bazar mereka,begitu pula dengan Heachan dan timnya yg berkumpul bersama sembari membahas jalannya bazar yg mereka adakan hari ini.

"Terima kasih banyak atas kerja keras kalian hari ini, saya selaku ketua Tim merasa bangga akhirnya kita berhasil menyelesaikan bazar hari ini dengan lancar. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak."ucap ketua tim saat mengakhiri acara mereka hari ini. Semua anggota pun bertepuk tangan dengan semangat.

    Satu per satu anggota tim mulai meninggalkan hall kampus, sedangkan Heachan terlihat masih duduk manis sembari menikmati kopi ditangannya. Pikirannya masih terngiang akan undangan makan malam untuknya dan kedua orangtuanya langsung dari Nyonya Min saat bertemu siang tadi. Tak lupa Nyonya Min juga meminta maaf atas tindakan cucunya beberapa waktu lalu padanya. Heachan menghela nafasnya kasar,ia bahkan tak berharap bertemu dengan lelaki aneh itu lagi tp dirinya juga tak bisa semena-mena menolak undangan tersebut.

      Dari kejauhan terdengar suara seseorang memanggilnya cukup kencang,heachan pun menoleh dan mendapati sahabatnya berlari menghampirinya.

"Heachan-ah." Sapanya dengan nafas terengah-engah." Jisung mengajak kita dinner bersama di cafe biasa." Ujarnya melanjutkan.

"Sekarang?" Jawab heachan asal yg memang tak begitu fokus sejak tadi.

"Besok,ya sekarang lah". Balas renjun menatap sinis jawaban sahabatnya itu. "Seo Heachan tolong fo..kus." Lanjutnya penuh penekanan namun heachan tak memperdulikannya.

"Oh iya,Dengar-denger Nyonya Min datang menemuimu. Apa sesuatu terjadi?"Ujar renjun penasaran.

"Bagaimana kau mengetahuinya? Aku bahkan tidak mengatakan apapun tentang hal itu padamu." Ujarnya. Renjun menghela nafasnya

"Nyonya Min mengatakannya sendiri saat mengisi seminar hari ini." Jawabnya sembari berjalan menuju parkiran mobil.

"What? Apa yg beliau katakan?" Heachan kaget dengan pernyataan renjun barusan.

"Beliau hanya bercerita,jika salah satu mahasiswa dikampus kita telah menyelamatkan nyawanya.Beliau jg mengatakan menyempatkan diri bertemu dengan orang itu sebelum dirinya masuk ruang seminar,itu saja." Jelas renjun sebelum melaju mobil miliknya.

"Begitu rupanya." Jawab heachan datar. Renjun meliriknya sekilas,kemudian mengalihkan atensinya pada kemudi mobil ditangannya.

     Disisi lain,Shohei dengan wajah sumringah berjalan menuju ruangan sang nenek setelah mengetahui jika beliau datang kekantor hari ini. Ia memang sangat manja pada neneknya,tp dibalik sikap manjanya itu ada sisi berbeda dari dirinya yg belum diketahui sang nenek dan sekretaris Lee. Shohei diam-diam mulai mencari informasi tentang masa lalu orang tuanya setelah bayangan tentang sang ibu yg memilih bunuh diri menghantui dirinya kembali.

"Nenek." Sapanya setelah pintu besar itu tertutup dengan rapat.

"Duduklah. Ada yg ingin aku katakan padamu."ujarnya serius menunjuk sofa disampingnya.

"Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?." Ucap Shohei setelah menuruti perintah sang nenek.

"Mengenai seorang gadis yg menolongku saat pameran waktu lalu,kau mengingatnya?."

"Tentu,ada apa? Apa dia orang yg membuat nenek sakit? Katakan padaku,aku akan menyeretnya kemeja hukum dengan segera."Ujarnya.

"Bukan,dengarkan nenek dulu. Aku dengar kau membuat laporan ke kepolisian tentang gadis itu,apa itu benar?." Shohei langsung menganggukkan kepalanya tanpa ragu.

Perjodohan lintas generasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang