Bab 47

198 6 0
                                    


    Hima menatap layar handphonenya sejenak sebelum memasukan benda itu dalam sakunya kembali. Dalam relung hatinya,dia sangat sedih. Lelaki yg dicintainya bahkan tak sedikitpun peduli dengan dirinya,dia hanya peduli dengan urusanya saja dan terkesan tak memperdulikan Hima yg berjuang membantunya. Hima membenci dirinya sendiri karna jatuh cinta dengan lelaki seperti Shohei,tp dirinya juga tidak mau jika harus meninggalkan lelaki itu.

     Disisi lain,Shohei tengah duduk di sofa kamarnya mengamati foto yg dikirimkan Hima beberapa jam yg lalu. Diamatinya dengan cermat benda dalam genggaman tangannya. Wajah sang ayah tak berubah banyak,hanya terlihat beberapa kerutan disana yg membuatnya nampak sedikit lebih tua. Ini kali pertama ia melihat potret sang ayah sekarang setelah sekian lama.Shohei merindukannya,tp kenangan pahit saat meninggalnya sang ibu membuatnya membenci sang ayah. Disimpannya rasa benci itu,hingga ia merencanakan pembalasan padanya. Ditambah sikap sang nenek yg terkesan menutupi semua tentang ayahnya juga menjadi salah satu penyebab kebencian dirinya semakin kuat.

"Tuan Muda." Panggil seorang pelayan menggedor pintu kamarnya.

"Ada apa." Jawabnya setelah membuka pintu kamarnya.

"Maaf tuan muda,tp ada seseorang datang mencari anda." Ujarnya sedikit takut.

"Tamu? Apakah mereka tak melihat  jam berapa sekarang hah? Suruh pergi saja." Ujarnya tak percaya jam 11 malam ada orang datang bertamu.

"Maaf tuan, saya sudah berusaha mengguruh ya pergi sedari tadi tapi nona itu terlihat sangat mabuk.Dia terus mengatakan ingin bertemu dengan anda,dia juga menangis dan merengek tak mau diam sedari tadi. Saya takut akan mengganggu istirahat Nyonya besar,jadi saya putuskan untuk memanggil anda. Saya minta maaf tuan."

"Nona? Seorang wanita? Tuhan siapa lagi ini." Ujarnya kesal mengacak rambutnya. Dirinya tak membayangkan wanita gila mana yg datang mencarinya. Dirinya pun pergi menuju pintu depan diikuti asisten rumah tangga nya.

"Tuan muda,dia ada disini." Panggil asisten rumah tangga itu menujukan arah dimana wanita yg dimaksudnya tadi berada. Shohei pun datang mendekati wanita tersebut.

"Hima." Ucapnya kaget melihat wanita yg dikenalnya lama duduk meringkuk dalam keadaan mabuk. Shohei menyentuh bahunya kemudian mengangkat wajahnya yg memerah. Ntah berapa botol minuman beralkohol yg diminum gadis itu hingga seperti ini.Mata indahnya terlihat sembab, terkesan habis menangis.Shohei pun segera membantunya berdiri.

"Hima..Hima. Yah berapa banyak alkohol yg kamu minum hah." Shohei mencoba membuatnya bangun dengan menepuk pipinya pelan,namun tubuh Hima sudah sangat lemas. Shohei mulai panik,dirinya bahkan belum pernah melihat Hima seperti ini sebelumnya.

"Cepat ambilkan kunci mobilku." Perintahnya sembari mengangkat tubuh Hima menuju garasi mobil miliknya. Shohei akan membawanya pulang ke apartemen segera sebelum sang nenek melihatnya.

Pembantu itu membukakan pintu mobilnya,Shohei pun mendudukkan tubuh Hima dalam mobilnya dan tak lupa memasangkan seatbelt padanya.Disambarnya kunci itu lalu bergegas meninggalkan rumah mewah neneknya. Tangannya dengan cekatan mengendalikan stir mobilnya dan sesekali melirik kearah wanita disampingnya. Hari semakin malam namun jalanan kota masih saja terlihat begitu ramai. Jarak kediaman neneknya menuju apartemen Hima lumayan jauh,Shohei pun melaju mobilnya kencang diatas rata-rata seharusnya.

Ditengah perjalanan Hima tiba-tiba bangun sembari meracau memanggil nama Shohei. Shohei pun menepikan mobilnya sejenak memastikan Hima baik-baik saja. Saat Shohei menyentuh tangannya Hima dengan kuat menepisnya,membuat Shohei kaget.
"Jangan macam-macam, berani sekali kau menyentuhku."racaunya mengacungkan jari telunjuknya memberi peringatan.

"Hima,apa yg kamu lakukan? Ini aku Shohei." Ucapnya lembut.

"Hah? Siapa? Ha ha ha jangan mengaku-ngaku. Kau pikir aku tak tau hah." Racau Hima terus melawannya. Tentu saja Hima tak sadar jika lelaki di sampingnya ialah Shohei.

Perjodohan lintas generasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang