Bab 32

223 10 0
                                    


Heachan melangkah kan kakinya meninggalkan jeno yg masih duduk terdiam dibangku taman setelah dirinya pamit pulang.Hatinya tak bisa menerima kenyataan atas jawaban yg tak sesuai dengan harapan. Ditahannya sekuat tenaga untuk tidak membiarkan butiran bening lolos dari mata indahnya. Rasa penasaran itu mendadak berubah menjadi rasa kecewa akan dirinya sendiri yg terlalu berharap.

      Dibukanya pintu mobil dimana renjun dengan setia menunggunya,dengan pelan heachan memasuki mobil itu dan duduk terdiam. Renjun pun bingung apa yg harus ia lakukan untuk menghiburnya. Mobil itu melaju dalam keheningan,renjun tak berani membuka mulutnya melihat heachan seperti itu. Hingga akhirnya sampailah mereka didepan kediaman keluarga heachan. Renjun mencoba membangunkan heachan yg tertidur saat diperjalanan,dipanggilnya pelan namun tak ada respon darinya.

        Renjun pun memegang tangan heachan pelan  dan kaget karena badannya terasa panas menurutnya. Renjun pun menempelkan punggung tangannya pada dahinya,dan yah badan heachan panas. Renjun segera meminta tolong supirnya untuk memanggil kan bibi shin untuk membantunya.

"Heachan-ah,bangun kita sudah sampai depan rumahmu.Heachan-ah.."
"Kau tak apa? Apa kau sakit? Aku antar kedokter yah" paniknya setelah menyadari heachan memberinya respon tp heachan menolaknya. Heachan membuka sabuk pengaman lalu membuka pintu dan keluar. Renjun pun turun dan berlari untuk memapahnya,namun heachan terjatuh sebelum dirinya sampai membuat renjun berteriak.

"Heachan-ah,"

"Bibi Shin,tolonggggg...bi..." teriak renjun berusaha membantu tubuh heachan untuk berdiri namun demamnya yg tinggi membuatnya tak bertenaga. Heachan hampir kehilangan kesadarannya namun renjun berhasil membuatnya tetap sandar dengan terus mengajaknya bicara sampai bibi shin datang.

Direbahkannya badan heachan diatas ranjang kamarnya,renjun terlihat begitu khawatir dengannya. Tak tau apa yg terjadi saat heachan bertemu dengan jeno tadi hingga membuatnya tiba-tiba seperti ini. Bibi Shin segera memanggil dokter Kim setelah grandma menyuruhnya.Renjun pun duduk disamping heachan setelah memberi tau orang tuanya jika ia pulang terlambat. Tak lama dokter Kim pun datang,dan memeriksanya.

"Bagaimana keadaan cucu saya dokter?" Tanya grandma khawatir.

"Dia hanya kelelahan saja Nyonya,saya buatkan resep untuknya dan pastikan dia makan tepat waktu" Ujar dokter Kim sembari menyodorkan secarik kertas resep untuknya kemudian meninggalkan ruangan. Bibi Kim pun memberinya obat dan membiarkannya istirahat.

Renjun mengelus tangan heachan pelan,supaya tak mengganggu tidurnya. Renjun tau jika sahabatnya itu sedang didera banyak pikiran,dirinya ikut merasakan betapa stressnya heachan saat ini. Renjun pun pamit pulang setelah kedua orang tua heachan datang.
"Terima kasih renjun-ah" ujar Ten mengantar renjun sampai depan pintu.

"Ngga apa-apa tante,sekarang renjun pamit pulang dulu." Ujaranya kemudian meninggalkan kediaman keluarga heachan.

Johnny membelai wajah putrinya pelan,air matanya menetes melihat putri kesayangannya sakit. Dirinya tau jika heachan tertekan akan perjodohan itu.
"Sayang." Panggil Ten sembari mengelus punggung nya pelan.

"biarkan heachan istirahat dulu. Ayo kita keluar."ujarnya. Johnny pun meninggalkan kamar putrinya.

"Haruskah kita batalkan perjodohan ini saja? Aku tak sanggup melihat putriku tertekan seperti ini." Ujar Johnny tiba-tiba membuat Ten sontak kaget.

"Sayang,semua akan baik-baik saja percayalah. Heachan hanya belum siap saja. Lagian Mark laki-laki yg bertanggung jawab,dia pasti anak menjaga dan mendidik heachan nantinya".

"Maksudnya kamu lebih senang melihat putrimu sendiri seperti itu? Iya? Kita orang tuanya,kitalah yg seharusnya melindungi dia bukan malah membuatnya seperti ini."Johnny tiba-tiba berbicara dengan keras pada istrinya.
"Liat dia sekarang,dia tersiksa karna kita."

Perjodohan lintas generasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang