Bab 34-2

209 9 0
                                    



     Taeyong kembali ke ruangan heachan setelah mengambil obat untuk calon menantunya. Dibukanya knop pintu itu dan matanya disuguhi dengan adegan dimana mark dan heachan yg saling menatap tak tau apa yg sedang mereka lakukan. Taeyong pun menyapa mereka kemudian.

"Sayang" sapanya membuat mereka mengalihikan pandangan itu padanya.

"Kenapa? Apa masih terasa sakit?" Ujarnya mendekati heachan dan duduk diranjangnya.

"Tidak,sudah lebih baik sekarang." Ujar heachan padanya.

"Syukur lah,dokter bilang heachan bisa istirahat dirumah setelah infus nya habis. Dengan syafat heachan harus makan dengan baik.Malam ini heachan tidur dirumah mommy, biar mommy yg rawat kamu sekarang." Ujar Taeyong.

"Heachan ngga apa-apa ko mom,dirumah kan ada bibi shin juga yg bantuin dan jagain heachan
."tolaknya halus.

"Ngga,mommy tau heachan pasti bakal skip makan lagi. Bibi shin bilang ke mommy Ten jika beberapa hari belakangan heachan sering tidak menghabiskan makanan. Kamu tau kan kalau kesehatan itu paling penting,Mommy ngga mau kamu sakit-sakitan ky gini lagi" ujar Taeyong sembari meracik obat untuknya minum.

"Tapi besok heachan ada tes mom,heachan harus.."

"Heachan harus nurut sama mommy Okey,nanti bibi shin akan rapih kan seragam dan juga buku-buku heachan dan diantar kerumah mommy. Besok pagi mommy juga yg antar heachan ke sekolah untuk tes lalu mommy bakal izin ke wali kelas kamu untuk kamu istirahat dirumah setelah tes." Ujar Taeyong memotong ucapan heachan segera. Heachan pun pasrah dengan keputusan Taeyong itu,setelah melirik kearah Mark mengharap bantuan padanya namun mark hanya mengangkat bahunya pertanda ia pun tak bisa apa-apa.

Infus yg menancap dipunggung tangannya kini telah habis,suster pun membantunya untuk melepaskan jarum tersebut. Mark membawa semua barang2 menuju basement rumah sakit sedangkan Taeyong memapah heachan pelan berjalan mengikuti mark.
Dilajunya mobil menuju kediaman mommynya sementara jam menunjukan pukul 12.00 malam.

Heachan terlelap selama diperjalanan, Taeyong menyuruh mark untuk mengendongnya masuk. Awalnya mark membelalakan matanya menolak,namun bidikan tajam mata wanita didepannya tak bisa dibantahnya.Heachan yg terlelap tak merasakan tangan kokoh mark yg melingkar memapah kuat tubuhnya kini. Mark berjalan pelan menikmati kecantikan wanitanya menuju lantai atas dan membaringkan tubuh itu diatas ranjang.

"Wah.." mark mengatur nafasnya yg berderu cepat. Disibaknya rambut yg menutupi wajah cantik heachan pelan,senyuman dibibirnya merekah begitu saja mana kala memandang wajah damainya ketika terlelap.Diselimutinya tubuh gadis itu sebelum keluar meninggalkan kamar heachan.

"Mark..tidurlah disini. Hari sudah sangat larut nak." Ujar Taeyong mengagetkannya.

"Kasihan jeno mom,dia diapartemen sendirian." Ujar mark sembari merapihkan bajunya yg sedikit lusuh tadi.

"Mommy sudah menelponnya tadi,dia bilang tak apa. Kamu juga lelah kan seharian mondar mandir" Ujar Taeyong padanya. Mark pun akhirnya menuruti semua perkataan mommynya. Dibasuhnya badan lelah itu dibawah pancuran air menghilangkan peluh yg seharian menempel dikulitnya.

Disisi lain jeno yg baru saja menyelesaikan kelasnya melihat ponselnya yg sedari tadi bergetar selama kelas berlangsung. Dibaca nya satu persatu pesan text dr grup keluarga itu perlahan. Dilihatnya beberapa foto mark dan heachan yg sedang fiting baju untuk pertunangan mereka minggu yg akan datang.

Jujur saja dalam lubuk hatinya jeno masih menyimpan semua perasaannya kepada heachan namun ia harus menutup rapat demi keluarganya. Pikirannya kalut kala melihat heachan yg berbaring diatas ranjang rumah sakit dengan infus yg menggantung tepat diatasnya. Butiran air mata itu lolos membasahi pipinya kini.

Perjodohan lintas generasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang