[3] Pengganggu

104 8 0
                                    

Dihari berikutnya orang-orang Hansol masih belum memberikan kabar tentang target selanjutnya, jadi ia berencana akan menyibukkan diri dengan memanah dihutan Elnusa yang sangat luas. Mendengar dari cerita para penduduk, hutan Elnusa memiliki air terjun yang sangat indah dibagian ujung timurnya, namun sejauh ini belum ada yang berani kesana dikarenakan jaraknya yang sangat jauh sehingga memakan waktu  cukup lama untuk sampai, belum lagi binatang-binatang buas yang berhabitat didalam hutan yang siap memangsa siapa saja. Bukannya khawatir dan takut Jaemin malah cukup bersemangat menuju kesana, karena disitulah nyali dan kemampuannya akan teruji.

Dengan busur dan quiver kesayanganya, ia berangkat menyusuri hutan. Suara-suara binatang yang samar-samar dan suara pepohonan yang tertiup angin  benar-benar menenangkan. Ia terus berjalan membelah hutan, sesakali melesatkan anak panahnya pada buah-buahan yang masih berada pada pohonnya, seketika buah-buah itu akan berjatuhan dan ia akan mengutip dan memakanya sambil berjalan hingga tanpa sisa.

Dirasa sudah cukup jauh, ia berhenti pada sebuah pohon besar, duduk beristirahat dan bersandar dibawahnya. Memejamkan matanya sebentar menikmati betapa damai dan tenangnya hutan Elnusa, sepertinya ucapan para penduduk tentang binatang-binatang buas itu salah, buktinya sejauh ini belum ada  satupun binatang yang tertangkap oleh matanya, hanya terdengar samar-samar suaranya saja. Entahlah mungkin mereka sedang berhibernasi.

Belum lama ia memejamkan matanya, dahinya berkerut mendengar keributan dihutan bagian barat. Ia dengan cepat membawa busur dan quivernya berlari mencari sumber suara. Samar-samar mulai terdengar ngaungan mengerikan, begitu ia semakin mendekat suara ngaungan yang terdengar buas itu semakin jelas. Ia membelah dan melewati semak-semak lebat yang mengganggu jalannya.

Dapat ia lihat Harimau besar yang siap menerkam tengah berjalan menuju satu pohon, Jaemin penasaran kira-kira apa yang membuat Harimau itu mengaung dengan kerasnya. Ia mengarahkan pandangannya pada pohon yang akan dituju sang Harimau. Ia melihat kebawah pohon itu

Jaemin terkejut dan tanpa sadar melebarkan matanya.

Anak itu

Anak laki-laki yang menyusup kedalam rumahnya dan mencuri kalungnya. Apa yang ia lakukan disini.

Anak itu terlihat ketakutan ketika sang harimau tepat berada dihadapannya. Membuka mulutnya lebar menampilkan taring-taring tajamnya yang siap merobek-robek apapun, anak itu menutup telinganya saat sang Harimau mengaung dengan sangat kuat tepat dihadapan wajahnya, hingga membuat rambut-rambutnya berterbangan terkena napas sang Harimau.

Anak itu mulai pasrah ketika sang Harimau membuka mulut dan siap menerkamnya. Ia memejamkan matanya dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia dalam hatinya.

Namun tiba-tiba Harimau itu perlahan tumbang ketanah, dapat dilihatnya tubuh Harimau itu terdapat lima anak panah menancap. Ia tersenyum dan menghampiri si pelaku pembunuh Harimau besar ini.

"Terima kasih" ucap anak itu disertai senyumannya. Tak menghiraukan ucapan terimakasih anak itu, Jaemin malah berjalan menuju bangkai Harimau besar yang batal memangsa anak itu. Ia mencabut kelima anak panah yang tertancap pada tubuh sang Harimau dan memasukannya kembali pada quiver dipunggungnya.

"Keluargamu pasti mencarimu, segeralah kembali" ucap Jaemin sebelum melangkahkan kakinya melewati anak itu, melanjutkan perjalanan nya yang tertunda.

Melihat ia akan segera ditinggalkan sendirian dihutan lebat ini, anak itu tak tinggal diam, ia berusaha mengejar Jaemin.

Anak itu berujar sambil menyamakan jalannya disamping Jaemin

"Aku ikut denganmu"

Jaemin menghentikan langkahnya menghadap kesamping, dimana anak itu ikut berhenti dan menatapnya

NalectraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang