Jaemin merasa ada yang salah dengan telinganya, ia seperti mendengar Jisung memanggilnya I-ibu
"kau mengatakan apa?"
"Ibu"
Jaemin yakin Jisung tak mengatakan itu padanya, lalu pada siapa Jisung mengatakannya, tak ada orang lain selain Jaemin dan Jisung disini.
"Tenang saja aku bukan memanggilmu Ibu, lagipula kau mana mau menjadi seorang Ibu dari anak nakal sepertiku"
Ujar Jisung yang membuat hati Jaemin lega, tapi kalimat terakhir Jisung bukanlah kalimat yang ingin ia dengar.
"Aku hanya...
merasa rindu pada ibuku, entah mengapa bersamamu selalu membuatku merasa begitu"
"Jika kau merindukan Ibumu mengapa kau tak pulang dan memeluk Ibumu sepanjang hari, bukannya malah mengikutiku kemari"
"Jika aku bisa pasti sudah kulakukan"
"Ibumu..?"
"Ya Ibuku sudah meninggalkanku selama-lamanya"
Jaemin masihlah Omega yang memiliki hati, tanpa disadari ia ikut larut dalam kesedihan, terlebih nasib jisung juga tak jauh berbeda dengannya. Ditinggalkan sosok Ibu disaat kita masih membutuhkannya. Ia tahu betul bagaimana kosongnya separuh kehidupan tanpa didampingi seorang Ibu. Sering kali terbesit dalam pikiranya, jika ia menjadi seorang Ibu nanti tak akan ia biarkan anaknya mengalami hal yang sama dengannya.
"Aku mengerti dirimu, karena aku juga mengalami nasib yang sama"
"Ibumu juga sudah..?"
Jaemin hanya mengangguk, membenarkan ucapan Jisung.
"Sudahlah bukan hal baik mengungkit kepergian seseorang, karena itu hanya akan melukai perasaanmu sendiri"
Tambah Jaemin disertai anggukan oleh Bocah Jung itu.
Sekarang Jaemin dapat menyimpulkan bahwa Jisung adalah anak yang dipaksa dewasa oleh keadaan, terbukti dari sifat Jisung yang terkadang akan pemberani lalu terkadang juga Jisung akan kembali menjadi seperti anak-anak seumurannya yang suka bermain dengan hal-hal baru.
•••
"jadi sebenarnya siapa namamu?"
Mereka sedang dalam perjalanan pulang, kembali membelah hutan lebat Elnusa.
Sejenak Jaemin berpikir, nama mana yang akan ia perkenalkan sebagai dirinya pada Jisung, apakah si pembunuh bayaran Nalectra atau nama aslinya Na Jaemin.
Jisung bukanlah orang yang sedekat itu sehingga ia perlu mengenalkan nama aslinya, ia hanya kebetulan hadir sebagai tetangganya dan bertukar pikiran tentang sosok Ibu.
Baiklah, ia akan memperkenalkan dirinya sebagai si pembunuh bayaran Nalectra."Na.."
"Jaemin"
Bukan, itu bukan suara Jaemin. Itu suara Jisung. Bagaimana Jisung mengetahui nama asli Jaemin, dan lagi yang akan ia perkenalkan adalah Nalectra, bukan Na Jaemin. Jaemin mengernyitkan dahinya dibuat bingung oleh bocah Jung satu ini
"Darimana kau mengetahuinya?"
"Dari kalung yang akan kucuri"
Benar, dikalung itu terdapat ukiran nama Na jaemin dengan sangat jelas.
"Jika kau sudah tau namaku untuk apa kau masih menanyakannya"
"Entahlah"
Matahari sudah menampakkan mega merahnya, yang mana hari semakin petang. Namun mereka masih dalam perjalanan membelah hutan Elnusa yang mulai meredupkan cahaya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nalectra
FantasyHanya cerita murahan dimana seorang pembunuh bayaran yang jatuh cinta pada targetnya sendiri Start:17 juli 2022 End:-