[18] Berlindung

68 7 0
                                    

Mendengar teguran Jaemin, Jeno langsung menghentikan pukulannya dan melihat kearah Jaemin seakan menanyakan 'ada apa'

Jaemin yang menyadari itu langsung menjawab "kita harus tau siapa yang menyuruhnya"

Jeno mengangguk setuju dan melepaskan cengkramannya pada pakaian Ninja yang sudah tak bertenaga lagi. Seketika Ninja itu menjatuhkan tubuhnya dilantai sesaat setelah Jeno melepaskannya.

Perlahan Jaemin mendekati Ninja itu dan berjongkok menyamakan tinggi mereka "Kau suruhan seseorang?"

"Apa kau tuli? Dia bertanya padamu" Jeno langsung menyahut sinis begitu Ninja itu tak kunjung menjawab pertanyaan Jaemin. Jaemin cukup terkejut mendengar ucapan Jeno, pasalnya Alpha tampan itu sangatlah jarang berbicara kasar bahkan hampir tak pernah Jaemin mendengarnya.

"Tenanglah Jung, dia masih kesakitan"

"Kau peduli padanya Na?"

"Bukan dia yang kupedulikan, tapi jawabannya"

"Sama saja"

Jaemin menarik nafasnya, lelah jika harus meneruskan perdebatan tak berfaedah mereka.

"Kau sudah mengetahuinya" Jawaban singkat Ninja itu sebelum tiba-tiba asap hitam dan tebal mulai keluar dari tubuh Ninja itu, tanpa mereka sadari kedua Ninja yang sudah tewas lebih dulu juga sama mengeluarkan asap hitam dari tubuh mereka. Melihat itu Jeno langsung menarik Jaemin yang masih terkejut menjauh dari gumpalan asap tebal itu, waspada jika sesuatu akan meledak disana.

Namun yang Jeno khawatirkan tak terjadi, tidak ada apapun yang terjadi setelah beberapa detik asap itu menguar, Justru perlahan asap itu mulai menipis dan menghilang, disertai ketiga Ninja yang ikut menghilangkan bersamanya. Jeno dan Jaemin sama-sama terkejut mencerna apa yang mereka lihat.

"Kemana mereka pergi"

"Aku juga tidak mengerti Jung"

Jeno mulai berjalan mengambil posisi dihadapan Jaemin "kau sudah mengetahuinya?, Apakah itu?"
Jeno mengulang apa yang dikatakan Ninja itu sebelum hilang bersama asapnya

Jaemin memutar kembali otaknya. Hansol, satu-satunya yang Jaemin ketahui hanya Hansol. Pasti Hansol, dia mencari pembunuh bayaran lain untuk membunuh Jung. Jika ini benar, maka Jeno dan keluarganya dalam bahaya.

"Kalian harus segera berlindung" Ujar Jaemin tanpa memandang balik Jeno yang masih setia memandangi wajahnya

"Kalian? Siapa? dan berlindung? Dari apa? Aku sungguh tidak mengerti Na Jaemin"

"Kau dan keluarga mu yang lain"

"Dari apa? Dan mengapa"

Jaemin bingung bagaimana harus menjawab, jika ia menjelaskan pada Jeno tentang Hansol, maka secara tak langsung Jaemin juga memberitahu Jeno tentang pekerjaan gelapnya sebagai pembunuh bayaran. Entah mengapa rasanya Jaemin tak ingin itu terjadi, apalagi mengingat ucapan Jisung tentang mendiang istri Jeno yang mati karena pembunuh bayaran. Bagaimana jika setelah Jaemin mengatakan yang sebenarnya, justru ia yang akan dijadikan sasaran oleh Jeno. Ditambah lagi setelah ini mungkin Jaemin akan menjadi buronan Hansol karena melindungi target dan menyerang orang-orang hansol. Seperti yang Jaemin ketahui, Hansol sangat tak menyukai jika orang-orangnya diserang oleh pihak lain, apalagi itu adalah Jaemin yang seharusnya menjadi salah satu bagian dari mereka.

"Aku tak dapat menjelaskan, yang pasti segeralah tinggalkan tempat ini dan bersembunyi"

"Lalu kau?"

"Aku juga akan pergi"

"Bagaimana jika kita pergi bersama saja?"

"Tidak"

"Mengapa? Na Jaemin?"

NalectraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang