[6] Keluarga

80 7 3
                                    


"Achoo"

Dan suara bersin dari arah lain itu membuat keduanya tersadar, kembali pada posisi masing-masing. Canggung, sangat canggung, keadaan yang baru bagi Jaemin dan ia tak menyukainya.

Mereka mencari-cari sumber suara bersin itu berasal, dan benar saja Jisung tengah berdiri tak jauh dari mereka berdua berdiri.

"Apakah aku mengganggu?"

"Emm sepertinya sudah terlalu larut, aku harus kembali"

Ucap Jaemin buru-buru mencuci tangannya dan segera berjalan menjauh dari sana.

"Tunggu, aku akan mengantarmu"

Ujar Jeno sambil mengejar Jaemin yang sudah hampir sampai pintu depan.

Jeno membuntuti Jaemin yang sudah beberapa langkah menjauh dari rumahnya, Jaemin bukan tak menyadari tapi ia hanya merasa malu hingga membuatnya tak berani menatap Jeno lagi. Bahkan ia sudah berucap dalam hatinya, ia tak akan mau bertemu dengan Jeno lagi.

Jeno melengkahkan kakinya lebih cepat agar dapat mengambil posisi disamping Jaemin.

"Na jaemin maafkan aku tentang tadi, aku benar-benar tak sengaja"

Apakah Jeno ini terbuat dari kata maaf, bahkan belum dua belas jam ia bertemu Jaemin, tapi kata maaf keluar entah sudah keberapa kali dari mulut Jeno.

Jaemin tetap melanjutkan langkahnya tanpa merespon Jeno sedikitpun.

"Hei apa kau marah?"

Masih tak ada respon, Jeno benar-benar berpikir Jaemin marah, ditambah wajah datar Jaemin yang tetap mengarah kedepan.

"Aku tau aku sudah keterlaluan, Na jaemin aku benar-benar tidak sengaja"

"Na jaemin jawab lah"

Hingga mereka berdua sampai didepan rumah Jaemin, Jaemin masih tak memberikan tanggapan apapun pada Jeno. Bahkan ia mempercepat jalannya agar segera memasuki rumahnya. Hendak meraih gagang pintu, tangannya dicekal dan ditarik kemudian tubuhnya disudutkan pada dinding disamping pintu. Dikunci dengan kukungan lengan berotot Jung jeno.

Jaemin sedikit terkejut, karena bagaimanapun Jeno adalah seorang Alpha, tenaganya tak main-main apalagi tubuhnya yang lebih kecil, sangat mudah untuk ditarik.

Lagi, mereka beradu pandang dalam jarak dekat lagi. Bagaimana paras dengan hidung bangir, rahang tegas dan... Dan bibir panas itu hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya.
Tak berani terlalu lama memandangi bibir itu, Jaemin mengalihkan wajahnya kesamping.

"Kupikir seorang tetangga tidak seharusnya melakukan ini"

Ujar Jaemin memberanikan diri menatap mata Alpha didepannya.

"Na jaemin, sebelumnya aku minta maaf, tapi bisakah kau memaafkanku tentang tadi?"

"Tentang apa?"

"Tentang aku yang tak sengaja menarikmu dengan keras, hingga kau.. hingga kau.."

"Sudahlah Jeno, apa kau akan terus bersikap seperti ini? Melakukan sesuatu lalu meminta maaf"

"Ya?"

"Kurangi kata maafmu, setidaknya hanya padaku"

Jaemin berusaha mendorong tubuh sang Alpha, Jeno yang memang tengah lengah dengan mudahnya terdorong kebelakang dan menciptakan peluang untuk Jaemin keluar dari kukungannya. Jaemin segera masuk kedalam rumahnya meninggalkan Jeno dengan pikirannya sendiri.

•••

Pagi-pagi sekali rumah Jung jeno beserta putranya sudah sangat ramai, karena kedatangan Kakek Nenek nya pada dini hari tadi. Dan ditambah mereka tak datang hanya berdua, melainkan membawa anak pertama mereka yang tak lain adalah Kakak kandung Jeno sendiri, yaitu Jung Mark beserta istri dan anaknya Jung Haechan dan Jung Chenle.

NalectraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang