[19] Alasan

94 7 3
                                    

"bukankah sudah kukatakan berulang kali, tempat ini sudah tidak aman lagi"

"Aku akan melawannya"

"Kau tak akan mampu Jung Jeno"

"Sudah kuduga, kau memang mengetahui sesuatu Na Jaemin"

Jaemin mengalihkan pandangannya kesamping, membuang wajah dari wajah Jeno. "Aku tidak"

Jeno membawa tangannya pada dagu Jaemin, menarik pelan wajah itu agar kembali menghadap pada nya. Mata mereka beradu, ditatapnya kontak Hazel cantik yang sedang menatapnya itu. "Kau sangat buruk dalam menyimpan rahasia"

Jaemin mengerutkan dahinya begitu mendengar ucapan Jeno, ia merasa sedikit curiga dengan kalimat itu.

Jaemin tak pernah menduga hal ini akan terjadi, bagaimana Jeno  melumat bibirnya dengan sangat tiba-tiba. Jaemin terkejut tentu saja, ia hanya bisa melebarkan matanya mencerna apa yang baru saja terjadi. Perlahan lumatan lembut itu mulai kasar dan terburu-buru, decapan demi decapan menjadi satu satunya latar suara ditempat itu. Padahal hanya Jeno yang bekerja, Jaemin masih diam tak bergeming.

Begitu Jaemin tersadar, ia langsung mendorong bahu lebar Jeno agar melepaskan ciuman memabukkannya. Sedetik saja Jaemin tak segera melakukan itu, mungkin ia akan terbuai dan ikut menikmatinya.

Setelah ciumannya terputus, Jeno berujar "Mereka mengatakan, lebih baik menyesal setelah melakukan nya daripada menyesal karena tak sempat melakukan nya"

Jaemin merasa kurang setuju dengan apa yang Jeno ucapkan
"Bukankah seharusnya lebih baik tak melakukan nya agar tak menyesal setelah nya?"

"Jadi kau ingin aku mengembalikan nya? Baiklah"

Tanpa menunggu jawaban Jaemin lagi, Jeno kembali menyatukan bibir nya dengan bibir Jaemin. Merasakan bagaimana manis dan lembut nya benda kenyal milik Jaemin ini, rasanya merelakan bibir ini untuk pergi bersama pemiliknya adalah hal yang sangat berat.

"Apa yang kau lakukan" Jaemin kembali mendorong bahu lebar Jeno untuk yang kedua kalinya, namun kali ini sedikit berbeda karena lebih kasar dari sebelumnya.

"Maafkan aku Na Jaemin" Jeno menjawab dengan menundukkan kepalanya, ia sadar bagaimanapun ia telah bersikap sangat tak sopan dan bahkan sudah tergolong melecehkan seorang Omega

"Ada apa dengan mu Jung" Jaemin merasa Jeno seperti memiliki dua kepribadian, dan sekarang Jeno telah menggunakan nya secara bergantian

"Aku hanya ingin melakukan hal terakhir sebelum kau pergi Na Jaemin"

"Dan kau menciumku?"

"Seperti yang kau lihat"

"Mengapa?"

"Ya?"

"Mengapa kau melakukan itu Jung?"

"Kau tak menyukai caraku melakukannya?, Maaf aku sudah sangat lama tak berciuman"

"Bukan itu"

"Lalu?"

"Kau bertanya 'Lalu'? Jung Jeno?"

"Mengapa Na Jaemin? Jika semalam kau dapat menciumku sesuka hatimu, mengapa sekarang aku tak dapat melakukan nya juga?"

"Kita bukanlah siapa-siapa Jung ingatlah"

"Memangnya kenapa? Apa ada yang salah dengan itu?"

"Kau menghianati calon Ibu baru Jisung, Jung Jeno" 

"Kau lah calon Ibu baru Jisung, Na Jaemin"

Lagi-lagi Jaemin dibuat terkejut oleh Alpha satu ini, omong kosong macam apa yang Jeno katakan. Jaemin tercengang tak percaya dengan apa yang ia dengar, namun dibalik rasa tak percaya yang sangat mendominasi ini, jauh dibelakang sana ada rasa senang dan aneh yang menggelitik bagian dalamnya

NalectraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang