H20 - Sebuah Kalimat

2.1K 48 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

𝐓𝐰𝐞𝐧𝐭𝐲 𝐅𝐢𝐯𝐞 𝐃𝐚𝐲'𝐬
──────────────────

Di pagi hari yang cerah ini, Candra berencana mengajak Mika untuk pergi ke Bedugul. Dia sangat bersemangat, dengan mood yang sangat bagus cowok itu menghampiri Mika yang tengah membenarkan baju croptopnya di depan cermin. Melihat hal itu langsung saja Candra memeluk Mika dari belakang.

"Cewe gw cantik banget ya" ujar Candra dengan tatapan genit.

Mika bersender di dada Candra dan balik tersenyum, "Cowo gw juga ganteng."

Mereka berdua terkekeh geli lalu Candra memberikan kecupan di bibir Mika, kecupan itu berlarut hingga menjadi ciuman serta lumatan lembut. Sedikit menggeser barang yang ada di meja dekat cermin, lalu Candra mengangkat Mika dan mendudukannya disana.

Meremas pelan pinggang telanjang gadisnya dan memperdalam ciuman mereka, Mika yang memegang kedua pipi Candra sangat menikmati ciuman mereka.

Sebut saja ini ciuman cinta tanpa paksaan hehe.

Candra melepaskan ciuman mereka setelah berlalu tiga menit, "Udah ah Can" rengek Mika.

Gadis itu berbalik ke arah cermin dan mendapati lipbalm yang sudah ia oleskan di bibirnya sedikit memudar, Mika membuat wajah cemberut.

"Liat! Warnanya jadi pudar gara - gara lo cium" protes Mika.

Candra mengangkat alis kanannya sebagai respon sambil tersenyum kecil, "Oles lagi aja sayang"

"Nyenye"

***

Sesampainya mereka di wisata Bedugul, Tabanan. Mika langsung berlari riang untuk masuk ke dalam, Candra yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Berjalan dengan cepat menyusul Mika.

"Ayang mau kerupuk itu" tunjuk Mika ke arah dagang kerupuk.

Candra mengangguk dan membelinya untuk gadisnya, "Nih ambil"

"Makasi"

Mika memakan kerupuknya dengan tenang. Mereka menghabiskan waktu berdua, entah berfoto atau saling mengejek untuk mendapatkan perhatian satu sama lain.

Terkadang suatu hubungan tanpa pertengkaran itu terasa kurang, harus ada yang sebagai pembujuk dan tukang ngambek.

"Kejar gw Can" kata Mika lalu berlari dengan cepat menjauhi Candra.

Entah apa motifnya tapi Candra tetap mengejar Mika, kaki Candra yang panjang melangkah lebih cepat dibanding Mika.

Hingga Hap!

Candra memeluk pinggang Mika ketika ia mendapatkannya, Mika tertawa pelan lalu mencubit kecil Candra.

"Harusnya lo pura - pura gak bisa ngejar gw dong. Ihh" ambeknya.

Candra memberikan ekspresi cengo, "Siapa suruh ga briefing dulu, ya gw gatau lah"

Mereka diam dalam posisi itu, sangat menenangkan dan menyenangkan. Itu kedua rasa yang tengah mereka rasakan.

"Can, nanti jangan nyerah ya kalo gw mau pergi. Tahan gw, gw orangnya suka linglung" kata Mika dengan tiba - tiba.

Candra hanya berdehem pelan, dia belum memikirkan itu. Yang dia pikirkan saat ini hanya kesenangan dalam awal hubungan, belum berpikir sejauh itu.

"Ihh jawab yang bener" kata Mika lalu menekan kedua pipi Candra dengan tangannya.

"Iya sayang"

Mika tersenyum salah tingkah, Candra yang seperti ini sangat manis. Ia menyukainya.

"Udah yuk, dah mulai siang"

"Hem"

***

Malamnya saat Mika merapihkan baju - bajunya, ponselnya berdering. Tertera nama Mama disana.

"Halo ma"

"Sayang, gimana kabar kamu?"

"Baik ma, mama gimana?"

"Baik juga sayang, maaf ya sayang. Mama belum bisa balik ke Bali"

Ekspresi Mika ketika mendenger kalimat Mama langsung moodnya menjadi turun.

"Kenapa emang?"

"Proyek yang kami jalani ada yang berbuat curang, dan dananya juga"

"Ada yang korupsi gitu ma?"

"Iya ka, karena mama gak mau repotin Ayu lebih lanjut. Tanggal 24 Mama jemput ya, kamu mama ajak ke Thailand. Jugaan kamu udah lulus kan?"

Jantungnya berdebar sekali lagi, dia belum siap. Tapi apa yang dikatakan mamanya itu benar, dia sudah terlalu banyak merepotkan Tante ayu dan Om Putra.

"Iya ma, Mika ikut mama aja"

"Oke sayang, siap - siap ya. Nanti mama bilangin ke Ayu untuk anter kamu ke bandara"

"Iya ma"

Cintya yang memang tadi akan memanggil Mika untuk makan malam tersentak ketika mendengar percakapan Ibu dan Anak itu.

Matanya menatap Mika yang mengenggam ponselnya sembari memijat keningnya, mungkin tidak harus sekarang ia tanya.

"Mika, ayo makan malem"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


25 DAY'S [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang