.
.
.𝐓𝐰𝐞𝐧𝐭𝐲 𝐅𝐢𝐯𝐞 𝐃𝐚𝐲'𝐬
──────────────────Siang ini Candra mengajak Mika untuk berbelanja keperluan MPLS cowok itu, semua barang yang diperlukan sudah tertulis di dalam catatan yang Mika bawa. Mereka pergi berbelanja menggunakan motor, karena cuaca lumayan panas. Mika hanya memakai hoddie hitam dan celana olahraga yang panjang.
Sedangkan Candra, cowok itu menggunakan pakaian kaos hitam dan celana pendek selutut. Pertama - tama mereka akan pergi ke toko buku untuk membeli keperluan alat tulis.
"Can, mau buku yang tebelnya berapa? 38 atau 58?" tanya Mika sembari memegang beberapa buku di rak.
"Yang panjang aja, jelek yang pendek" sahutnya.
Mika mendelik mendengarnya, dia agak sensitif dengan kata pendek.
Candra menggandeng tangan Mika untuk pergi ke lantai dua, "Ayang beli nametag juga" kata Candra yang diangguki Mika.
"Pulpen udah punya?"
"Udah"
***
Mereka berbelanja dari pukul dua siang hingga 4 sore, setelah selesai berbelanja mereka mampir sebentar ke supermarket untuk membeli es krim.
"Panasnya" keluh Mika lalu mengipas wajahnya menggunakan tangannya sendiri.
Candra yang melihat itu hanya tersenyum, dia mengusap keringat yang ada di dahi Mika.
"Yuk pulang, malem ini mau nyetrika seragam baru"
Mika mengangguk dan mengikuti Candra.
***
Keesokan paginya, Mika benar - bener mengurus Candra seperti anak SD. Bahkan dasi cowok itu, Mika yang memasangkannya. Katanya biar sweet haha.
Lalu Mika juga melihat apakah baju Candra sudah rapi atau tidak, "Semangat buat hari ini" ujar Mika dengan kedua tangan mengepal ke atas.
Candra hanya mengangguk malas, "One kiss" pinta Candra.
Mika mengecup kedua pipi Candra lalu mendorongnya ke luar rumah, "Sana cepetan pergi, entar telat."
Candra hanya memberikan ekspresi cemberut, dia kan mau cium bibir bukan pipi. Nyebelin, Candra berangkat menggunakan motornya dan meninggalkan Mika di depan rumah.
Cewek itu menghela nafas lega, dia harus membereskan beberapa pakaian dan juga keperluannya di rumah ini. Tanggal 24 semakin dekat, dia juga harus menyiapkan nyali untuk berbicara jujur mengenai hal kemarin.
Bibirnya tersenyum secara spontan ketika membayangkan Candra, ahh dasar remaja. Jika jatuh cinta, mereka pasti melupakan keadaan sekitar.
Berteriak dan menghentakkan kakinya dengan keras lalu berlari begitu saja ke dalam rumah.
Salting hanya dengan membayangkan, ya itu gw juga si HEHE.
Cintya sedari tadi mengintip kedua sejoli itu, dia juga ikut tersenyum. Entah kenapa dia juga jadi ingin memiliki seseorang yang dia sukai, tapi terkadang rasa sakit yang diberikan juga tidak kalah sakitnya. Mending dipikir - pikir dulu, gadis ini juga harus membicarakan sesuatu terhadap Mika.
Mengenai kepindahannya.
Jika dia pindah, bagaimana dengan adiknya? Bukankah mereka saling suka, tapi kenapa harus berpisah. Apa mungkin Mika menolak untuk tinggal bersama orang tuanya demi Candra? Rasanya tidak mungkin, mengingat Mika sudah sangat jauh dengan orang - orang tersayangnya.
Perpisahan akan selalu ada, entah itu orang baru atau lama. Rasa suka itu juga selalu ada, tapi rasa cinta. Dia berbeda, dia spesial. Tidak sembarang orang bisa memilikinya dengan tulus. Bagaimana cara melihat cinta yang tulus? Apa kamu pernah melihat Cinta? Bagaimana rupanya, bagaimana bentuknya?
Yang kita ketahui, Cinta hanya warna merah yang berbentuk hati. Sama juga seperti Cinta Tulus, kita tidak bisa melihatnya. Kita hanya bisa merasakannya, saat kita tersipu malu karena seseorang. Saat kita menjadi gugup dan salah tingkah, begitupun dengan rasa cemburu dan menangis.
***
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 DAY'S [ ✓ ]
Romance18+ Warning : Adultromance Candra bersilang dada lalu menggigit bibirnya, "Gw pengen dijepit" ujarnya lalu menghampiri Mika dengan smirk andalannya. "Dijepit sama punya lo" #1 - Adkel ( 07/01/2023 ) #1 - Youngadult ( 29/07/23 )