Entah sejak kapan, ketika melihat hyung, tiba-tiba jantungku...
ah tidak...
Hati ini sebenarnya yang berdegup dengan kencang, kadang kala aku sampai tersadarkan jika aku bernapas terlalu cepat mengikuti cepatnya degup jantungku.Melihatnya tersenyum saja membuat hatiku bergejolak tak karuan. Aku sudah gila sepertinya. Yang benar saja, mana mungkin aku jatuh cinta dengan kakakku sendiri, tidak.. tidak.. tidak....
"Ji wo yaaa..!! han Ji woo!!..... cepatlaah,,, nanti kita bisa ketinggalan bis..." seru Hyungku dari meja makan. Aku masih dengan sikat gigiku di tangan kanan dan pasta giginya di tangan kiri. Aku masih memikirkan kejadian malam kemarin.
Malam kemarin.
Krieek,,,
"Uri dongsaeng.... Han Ji woo.."
Hyungku menerobos masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu. Sudah menjadi kebiasaannya masuk ke ruangan orang lain tanpa mengetuk pintu lebih dahulu, sepertinya dia meremehkanku karena aku lebih muda darinya, padahal ketika masuk kamar ibu ia selalu minta ijin terlebih dahulu. Aku dan hyungku selisih 3 tahun, tidak terlalu jauh dan tidak dekat juga sih. Tapi Hyungku ini memperlakukanku seperti bocah umur 3 tahun. Tahun ini umurku sudah 18 tahun. Aku duduk di bangku menengah atas dan dia sudah kuliah. Tapi kurasa, semenjak ayahku meninggal, Hyung lebih perhatian dari sebelum sebelumnya, mungkin karena ibu harus bekerja dan tidak ada yang memperhatikanku.
"Heeem,", jawabku..
"Haaah,, cumaa heem.."
Seperti biasanya jika aku tidak menjawab panggilannya dengan antusias Hyung selalu memelukku erat sekali. Sampai aku tidak bisa bernapas. Semakin aku berontak semakin kencang pelukannya. Bisa kalian bayangkan dua laki-laki dewasa saling berpelukan akan terasa sedikit aneh bukan. Tapi begitulah Hyungku. Hyungku sedikit lebih pendek dariku, sekarang tinggiku bertambah 5 senti dari tinggi sebelumnya 180 cm, tapi Hyungku tetap pada posisinya masih 180 cm. Nah, kalian akan semakin geli memikirkannya bagaimana dia memelukku...
Dia mendekat ke kursi belajarku. Aku memegang bagian pinggangnya berusaha melepaskan diri dari pelukannya tapi gagal. Aku mendongak keatas agar bisa mengambil napas. Ketika aku mendongakkan wajahku keatas. Wajah hyung dekat sekali dengan wajahku. Mungkin hanya berjarak 2 cm saja. Hyung tersenyum. Seperti bahagia sekali. Disitu tiba-tiba jantungku berdegup terlalu kencang . Mukaku seketika terasa hangat. Telingaku menjadi panas. Mataku tanpa sadar berkedip dengan cepat tidak mengikuti irama seperti biasanya.
Waktu serasa berhenti berputar. Hyung melepaskan pelukannya. Aku masih tidak bisa mencerna apa yg sedang terjadi dengan diriku. Perasaan apa ini? Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
Hyung duduk di tepi kasurku. Sepertinya ada hal yang ingin di bicarakan, tapi dia hanya diam saja. Aku kembali mengerjakan tugas sekolahku. Hari ini Pak Kim memberikan banyak tugas dan harus dikumpul besok.
"Ada apa Hyung kemari? Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?"
"Cepat katakan, atau kembalilah kau ke kamarmu"
"Han Ji Woo, apa rencanamu sabtu ini? Apa kau akan pergi bersama Ho Min lagi?" Tanyanya
"Eung... waeyo?"
"Geunyaaang.. hanya bertanya saja."
"Terakhir kali Hyung kekamarmu kapan ya? Seperti sudah lama sekali."2 minggu lalu kurasa. Memangnya itu penting?"
Hyung tertawa garing.
Aku memutar kursiku menghadapnya.
"Hyung, bisa tidak kau kembali kekamarmu. Jika kau masih disini aku tidak fokus. Tugas ini harus kukumpulkan besok, kalo tidak Pak Kim akan membunuhku!"
"Arasoo.. arasoo.."
"Pab meoggeoso??"
"Ooh.. tadi ibu menyiapkan makan sebelum kembali ke kantor. Ibu juga titip pesan kalo akan pulang larut malam."Bukannya pergi. Hyung merebahkan badannya di ranjangku. Ku abaikan keberadaannya dan kembali fokus pada tugas-tugas dari Pak Kim. Menyuruhnya adalah hal yang sia-sia. Hyung selalu seenaknya sendiri. Toh jika sudah bosan Hyung akan pergi sendiri.
Hyung seketika bangkit dari ranjang. Memutar paksa kursi belajarku agar aku bisa berhadapan dengannya. Dia menceritakan jika dia baru saja di beri voucher menginap di daerah Seokcho oleh temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APAKAH AKU MENCINTAI HYUNG?
FanficHan Seo Joon dan Han Ji Woo, bersaudara tapi memiliki rasa yang berbeda. Rasa yang sebaiknya mereka pendam atau mereka ungkapkan satu sama lain. Apakah mereka sama-sama memilikinya? Atau hanya sepihak saja. Apakah ini akan berakhir bahagia atau hany...