dul

67 6 0
                                    

"Ji woo, bagaimana jika berlibur 2 malam ke Seokcho, temanku memberikan voucher hotelnya, mendadak dia dapat tugas dari dosen, jadi tidak bisa pergi, awalnya mau dibatalkan, tapi dia bilang malah merugikan akhirnya memberikan kamarnya padaku. Lumayankan bisa jalan-jalan ke Seokcho." 

Dia menjelaskan panjang lebar sambil menunjukkan layar gawainya.

"Kenapa hyung mengajakku? Bagaimana dengan ibu?"

"Aah, awalnya aku ingin mengajak ibu dan meninggalkan kau sendiri dirumah tapi nanti kau macam - macam dirumah?
"Nanti kau akan mengajak pacarmu kesini.. ya kan?"

"Cih,, yang benar saja. Jangan menyamakanku dengan Hyung." Aku memutar kursi belajarku ke posisi semula menghadap kemeja.

"Da Kyung nuna pasti sudah putus darimu kan? Seminggu lalu Dae sul Nuna? Sebulan lalu Ye Seul Nuna..."

"Hyung, kau itu sudah dewasa, kenapa tingkah lakumu seperti bocah.. ckckckck..."

Hyung diam tidak memberi balasan. Aneh. Biasanya dia  membalas lebih cerewet lagi jika aku membawa-bawa sifat playboynya dalam pembicaraan kami.

Aku memutar kursi kembali ke arahnya.

"Kau sakit hyung?" tanyaku menghinanya. Dia tersenyum seperti biasanya.
Dan beranjak keluar dari kamarku. Tanpa menunggu jawabanku.

"Kita pergi lusa ya. Sabtu kau liburkan.. kau siapkan semua keperluanmu."

Aku melihatnya keluar kamarku.  "Selalu seenaknya." Aku tersenyum.

Hyung, apa kau ada masalah?

Malam itu akhirnya aku selesai mengerjakan tugasku, ku tengok ponselku, menunjukkan 12 tepat. Aku bergegas menyikat gigiku dan bersiap tidur. Hari ini lumayan melelahkan.

Keesokaan paginya..

"Yaaaa... Han Ji woooo... apa aku harus menyeretmu kemari. Ini sudah jam berapa? Teriak hyung lebih keras lagi

Aku bergegas turun, dan memakan masakan buatannya. Ada roti panggang dan telur yang agak gosong. Padahal aku sudah memberitahunya agar tidak usah memasakkan sarapan, karena dia sama sekali tidak handal memasak. Aku sudah menawarkan diri untuk menyiapkan sarapan, tapi dia bersikeras.

"Ibu sudah berangkat Hyung?" tanyaku.

"Iya, ibu ada tugas diluar kota, tadi ibu pergi jam 6  ketika kau masih tidur, cepat habiskan sarapanmu..." aku mangangguk menurutinya.

"Memang semalam ibu pulang jam berapa?"

Hyung mengangkat 2 jarinya membetuk seperti angka V. Aku mengangguk.

Setiap hari hyung selalu memastikan aku untuk pergi kesekolah terlebih dahulu sebelum pergi kuliah. Ia menyiapkan semuanya. Bahkan menemaniku ke tempat pemberhentian bus, memastikanku naik dan pergi sekolah, selayaknya ayah yang memiliki seorang putra.

"Kau bisa pergi ke halte sendirikan? Aku ada urusan kuliah dan harus berangkat lebih cepat. Aku pergi duluan ya." Hyung bergegas pergi dan mengusap ubun-ubun kepalaku dengan cepat.

"Belajar yang rajin" ucapnya cepat.

Dia menutup pintu depan dan menitip pesan agar aku jangan lupa mematikan air di kamar mandi. Aku membeku, roti yang akan ku makan hanya berhenti didepan mulutku. Aku hanya membuka mulutku tapi tidak memasukkannya.

Ada apa dengan hyung, 3 bulan terakhir ini dia sedikit berbeda dari biasanya. Dan semenjak itu, aku tidak tenang jika memikirkan Hyung.

Apa Hyung bermasalah lagi dengan Ibu seperti tahun lalu. Aku menggeleng. Waktu itu kan mereka sudah berjanji padaku tidak akan bertengkar lagi. Apa aku harus menelepon ibu?

[Pesan Teks]
Eeomma...
Lagi dimana bu?



[Terkirim]

Aku segera pergi kesekolah. Secepat kilat kuhabiskan sarapan jika tidak ingin tertinggal bus.

Di dalam Bus

ting.. ting.. ting.. ting..

[Pesan teks]

ooh,, sayang..

Ibu sudah sampai di Busan. kau sudah sudah sarapan tadi?

maaf, ibu tidak pamit padamu. tadi kau masih tidur

ibu akan pulang malam ini

                                                                                                       iya bu, tadi Hyung membuatkanku sarapan

                                                                                                       Ibu jaga diri. Aku sayang ibu

                                                                                                                                                       [terkirim]

Hari ini udara agak dingin, karena sudah masuk bulan November. Anginnya bertiup lebih kencang dari biasanya. Mantel tebal yang  Hyung siapkan masih bisa ditembus oleh udara dingin musim ini. Syal yang Hyung siapkan juga masih dapat di tembus angin musim ini, tapi setidaknya aku tidak terlalu kedinginan, aku merasa sangat beruntung.


APAKAH AKU MENCINTAI HYUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang