iLgop

63 5 0
                                    

"Kenapa mukamu merah Ji woo yaaa....?"

Aku tidak bisa berpikir lagi bahkan tersedak dengan nafasku sendiri. Hyung bicara sembarangan kali ini. Aku hanya terdiam, membeku. Sampai kurasakan cubitan kecil di pipiku. Hyung gemas melihat aku terdiam. Dia Menoleh kepadaku lalu mencubit gemas pipiku.

"Kau menggemaskan Han Ji Woo, sini aku akan memakanmu...

"Aku akan menggigitmu..

"Aku akan memakan pipimu yang tampak nikmat ini.. pipimu kenapa bisa seperti squishy...

"Kemudian aku akan memakan lesung pipimu...

"Akan kumakan dagumu...

"Hidungmu... ah... bahkan ketika kau sudah SMA kau masih terlihat menggemaskan."

"Hyung... lepaskaan.. aaaaaah... sakit cubitanmu......"

"Apa kau malas lagi memotong kukumu?" aku marah


Hyung masih tidak melepaskan cubitannya, aku semakin kesal dibuatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyung masih tidak melepaskan cubitannya, aku semakin kesal dibuatnya. Aku mendorong badan kecilnya, hingga posisi kami menjadi ambigu, tampak begitu aneh.

Aku ada diatas hyung, menyanggah badanku dengan kedua tanganku, benar-benar diatasnya. Wajah kami saling bertatapan, Hyung masih tetap tersenyum. Wajahku masih datar mencerna ini semua. Nafasku memburu cepat, jantungku berdegup dengan kencang. Aku mendekat ke wajah Hyung sampai ujung hidung kami saling bersentuhan. Matanya sedikit membesar seolah tidak menyangka atas tindakanku. Aku mengangkat sedikit wajahku agar dapat melihat wajah Hyung dengan jelas. Aku pandangi alis tebalnya dari kanan lalu ke kiri. Aku pandangi kedua matanya. Hyung memandang ke segala arah, canggung. Aku pandangi kedua pipinya. lalu.....

Bagian wajah ini yang paling membuatku tidak bisa lagi menahannya, bibirnya. Bibir tipis yang ranum, begitu menggoda untuk dicium. ketika mengingatnya tersenyum dengan bibir ini, aku seperti lepas kendali. Aku masih memandangi bibirnya, lekat.

ahh,, tidak tidak.. aku harus menahannya.. ini Hyungku. Sadarlah Han ji Woo.

Aku menggeleng-geleng kepalaku.

Aku memutuskan untuk beranjak bangun dari posisi ambigu ini.

Belum sempat aku bangun, tiba-tiba......

Hyung membantingku ke sisi kasur yang lain. Sekarang posisi kami bertukar. Hyung diatasku sekarang. Menyeringai.

Hyung menatap kedua mataku, aku menatapnya balik. Dia menyentuh bibir bawahku dengan ibu jarinya. Aku kehilangan tenaga. Aku sudah tidak bisa mengontrol diriku. Seandainya saja ada anjing yang menyerangku aku jamin akan membiarkannya. Badanku lemas sekali, sekujur tubuhku panas, seperti sedang terangsang.

Hyung menyibak poni yang menutupi dahiku. Mencium dahiku dengan lembut. aku memejamkan mata. Memasrahkan diri membiarkan Hyung memperlakukanku semaunya.

Dalam kehidupanku selama 18 tahun ini, aku merasa ini adalah hari yang paling membahagiakan diantara semua kenangan bahagiaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam kehidupanku selama 18 tahun ini, aku merasa ini adalah hari yang paling membahagiakan diantara semua kenangan bahagiaku. Baru pertama kali pula aku merasakan cinta yang seperti ini. Begitu pula dengan kontak fisik yang intens. Ketika kami masih kecil Hyung sering menciumku, tapi ciuman kali ini berbeda. Aku merasakan sesak di dadaku, tapi bukan karena sedih, melainkan terlalu bahagia, kau tau maksudkukan.

Setelah mencium dahiku

"Ji woo yaa,, apa aku boleh melanjutkan lebih dari ini..?" tanyanya dengan lembut sambil setengah berbisik di telingaku. Aku bisa merasakan napasnya, detak jantungnya , hangat tubuhnya bahkan sedikit kegugupannya malam ini.

Aku menggangguk tanda setuju.

Hyung mulai mencium pipi kiriku. Bibirnya terasa sangat lembut. Ia mencium tepat di lesung  pipiku, terasa sedikit geli tapi menenangkan membuat suhu tubuhku semakin tinggi. Ciumannya berlanjut ke pipi kanan. Aku menikmatinya hingga tanpa sadar tanganku menarik lehernya mendekat. Akibatnya bibir kami bersentuhan. Hyung pun mengulum bibirku. Aku hanya mengikuti alurnya karena Hyung lebih berpengalaman dariku.

Aku tidak tau harus berbuat apa, yang kurasakan ketika bibir kami bersentuhan, jantung ini seperti mau terlepas dari tempatnya, tanpa sadar mataku terpejam terus - menerus. Aku mengangkat daguku karna Hyung seperti menarik ulur bibirnya, dia menganggap bibirku layaknya permen lollipop. Dia mengulum bibir atasku lalu dia menghisap bagian bawah dan menggigitnya sedikit.

"Aah,, " Aku spontan berteriak.

Seketika Hyung langsung menangkup bibirku bagian bawah. Menyesap bibirku. Aku membalasnya. Bibir kami saling berpagut. Aku mengikuti irama ciuman Hyung. Memutar posisi ciuman kami dari arah kanan ke kiri. Hyung melepaskan ciumannya. Kami berdua kehabisan nafas.

Diluar sedang Hujan deras. Malam ini suhu Seokcho 15 derajat celcius, tapi kamar Hotel ini terasa seperti musim panas.

Kami berdua saling bertatapan dengan napas yang saling memburu. Wajah kami merah. Hyung fokus pada bibirku dan memulai ronde ke dua kami. Ciuman kami kali ini sedikit lebih panas dari sebelumnya, aku sudah mempelajari sedikit dari Hyung.

Aku mulai mencium Hyung lebih dulu,kusanggahkan lenganku di lehernya, aku angkat sedikit wajahku agar dapat mendekati bibirnya. Aku mencium bibir bagian atas dan menyesap bibir bagiannya bawahnya. Hyung menyanggah belakang leherku mengangkat badanku sepenuhnya sambil terus berciuman, merubah posisi ciuman kami. Berciuman dengan posisi duduk bukan ide yang buruk. Aku menyesap bibir bagian bawahnya dan gantian Hyung mengikuti tempo ciumanku. Kedua tangannya memegang bagian belakang leherku. Dia memimpin disini.

Malam semakin larut, tapi kami masih asyik saling merasakan satu sama lain. Sesekali aku atau Hyung berhenti untuk mengambil nafas, tertawa dan melanjutkan ciuman kami. Hyung mulai turun menciumi leher jenjangku. Aku mengeliat kegelian mengapit kepalanya diantara leher dan pundakku. Aku mendesah, kuraih wajah Hyung. Kuciumi seluruh wajahnya dengan ciuman ringan. Kulanjutkan dengan ciuman pada bibirnya, kau pernah memakan donat dengan toping coklat diatasnya, kira-kira begitulah rasanya. Lembut dan manis. Dibalasnya ciumanku dengan sedikit rabaan di dada bidangku.....

Kriing..... kriing,,,,,

Alarm kebakaran hotel berbunyi nyaring. Kami panik. Sepertinya ada kebakaran di hotel.







APAKAH AKU MENCINTAI HYUNG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang