Celoteh, obrolan, senda gurau, dan tawa terdengar dari sejumlah deretan meja di kantin Akademi Zorion, sebuah ruangan bernuansa cokelat tua berukuran hampir setengah lapangan sepak bola. Sebagian kecil lain memilih makan tanpa kata, terutama yang memilih duduk terpisah dari timnya.
Denting peralatan makan mereka sesekali beradu, meramaikan suasana. Tiga wanita keturunan serigala terlihat sibuk bergantian, hilir mudik antara dapur dan meja saji utama berbentuk panjang melengkung, mengisi ulang piring, mangkuk, dan teko yang mulai kosong.
Kayla mengambil sebuah nampan, lantas mengisinya dengan sepotong daging panggang di piring dengan semangkuk kecil salad serta segelas limun segar. Ia kemudian mengikuti Zavaro dan Tara yang sudah mengambil lebih dulu makanan serta minuman yang sama sebelum duduk di meja sudut ruangan, lumayan jauh dari tim-tim atau pelajar-pelajar lain.
Ray menyusul kemudian. Ia ternyata telah mengambil setangkai anggur, lalu memberikannya pada Kayla. "Kau suka anggur, kenapa tidak mengambilnya?"
Zavaro melirik sekilas ke arah Kayla sebelum menunduk lagi, fokus pada makan siangnya. "Lain kali ambil saja makanan yang kau suka, tak perlu mengikuti aku atau Tara. Hukuman tetap hukuman, tidak ada batasan untuk soal makanan."
"Nah, itu keren," ujar Ray. "Untunglah aku kreatif, mengambil empat potong daging panggang."
Tara mendengkus. "Itu bukan kreatif. Bilang saja kau lapar."
"Tara, sambil makan, perkenalkan tim-tim yang ada di sini pada mereka," sela Zavaro.
"Baiklah." Tara menatap serius ke arah Ray dan Kayla. "Aku rasa kalian sudah tahu tentang tim Z2. Mereka yang pertama keluar dari barisan. Mereka dipimpin oleh kakakku, si Dungu Ravano, dan kekasihnya, Carra si Hibrida Cenayang. Dua anggota mereka adalah Arran dan Arron, Penyihir Kembar.
"Ravano menguasai bahasa gerak bibir. Karena itu, aku memilih duduk membelakanginya. Ia masih memiliki bakat lain, akan kujelaskan lain waktu saja. Tim Z2 adalah lawan sekaligus musuh terberat kita.
"Lalu yang kedua keluar barisan adalah Z1 yang diketuai oleh Jayro. Sama dengan Ravano, Jayro adalah musuh Zavaro sejak kecil. Ia bisa menghentikan dan memutar balik waktu meski itu sangat jarang dia lakukan sebab memiliki efek cukup berbahaya untuknya sendiri. Sayangnya, Zavara, adik Zavaro, malah justru lebih memihaknya karena hubungan mate.
"Zavara menguasai bakat sihir penghancur, juga peracik ramuan. Mason si Gondrong bisa berada di pihak kita jika kalian bisa mendekatinya, tetapi tetap agak sulit. Dia anggota pack Alpha Mario, yang tentu saja cukup dekat dengan Alpha Javiero, papanya Jayro. Yang satu lagi itu Otsoa, penyihir. Pacarnya, Joska ada di tim Z4. Mereka berdua masuk di hari yang sama setelah kalian.
"Nah tim selanjutnya yang keluar barisan tadi adalah Z4. Ketuanya, Arco si Hibrida Gila, saudara kembar Carra. Arco dan Carra memiliki kekuatan vampir dan lucis. Kalian tahu tentang alpha lucis?"
"Oh sepertinya aku pernah dengar dari Alpha Mario. Mereka yang diciptakan sebagai manusia serigala berkekuatan sihir untuk membasmi vampir oscuro. Benar, bukan?" sahut Ray sambil mengunyah seiris daging.
"Betul. Semua mentor di setiap tim adalah keturunan alpha lucis, kecuali si kembar hibrida itu. Selain keturunan alpha lucis, mereka masih memiliki kekuatan vampir meski sudah ditidurkan dengan sihir khusus. Mereka aman terkendali, selama tidak meminum darah manusia.
"Gadis yang bersama Arco adalah Alena, kakak Ricco. Alena itu mate Arco. Dia diadopsi oleh peri el xanas. Ia pembaca memori."
"Oh, itu berarti dia bisa melihat ingatan seseorang?" tanya Kayla usai menyesap limunnya.
"Tepat sekali. Dia juga bisa melihat masa lalu, atau apa saja yang telah kita lakukan sebelumnya. Selain itu, dia selalu bisa memanggil el xanas, si tiga peri ibu angkatnya. Tapi tenang, sama seperti adiknya, dia tak begitu suka permusuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORION ACADEMY (Completed)
FantasyTidak mudah menjadi putra seorang ketua alpha. Zavaro terbiasa harus selalu menjadi yang terbaik di antara anak-anak manusia serigala lucis lainnya. Ia bahkan kerap terlibat perkelahian dan pertentangan dengan mereka semenjak kecil. Semua demi mewuj...