"Sejak kapan mereka saling menempel seperti itu?" celetuk Jayro sambil menunjuk dengan dagu ke arah Tara dan Ray yang tengah asyik main suap-suapan di salah satu meja kantin akademi.
Zavaro menoleh dan menyunggingkan senyuman seketika. "Entah. Ketika pertarungan usai dan pasukan suci meninggalkan akademi, kulihat mereka mulai bertingkah aneh."
Ravano yang duduk tak jauh dari mereka mendengkus. "Nasib Tara begitu buruk harus memiliki mate selemah itu."
"Hei, dia adikku dan dia tidak lemah!" sergah Kayla sambil mengunyah sebutir anggur.
Zavaro sontak mengelus rambut wanita di sampingnya itu. "Iya, Ray tidak lemah. Aku akan menghadapi siapa pun yang mengejek adikmu." Ia menelengkan kepala ke arah Ravano.
Ravano mencibir. Tangannya segera merangkul Carra yang tersenyum geli melihat tingkah mereka.
Jayro mendecap-decap, lalu ikut merangkul Zavara yang duduk diam di sebelahnya. "Biarkan dia kali ini, Rav. Aku tak ada energi untuk ribut dengannya."
"Wow, kantin damai sekali hari ini," celoteh Ricco dari meja paling ujung, entah pada siapa.
Javiera mendesah. "Padahal aku menantikan keseruan seperti biasanya."
Alena menggeleng-gelengkan kepala. "Kau bohong. Arco bilang, kau sebenarnya sangat senang dengan situasi mereka sekarang."
Adik Jayro itu spontan merengut. "Bagaimana ia bisa tahu?" Ia melirik ke arah Tara yang kini senyum-senyum ke arah mereka. "Oh, ternyata ulah si Pembaca Pikiran."
Tara menjulurkan lidah sebelum kembali menyuapkan irisan daging pada Ray yang menyambutnya dengan antusias. "Wahai saudara-saudari, aku tidak tuli. Jika kalian ingin bergosip tentangku, sebaiknya cari tempat yang tak terlihat olehku."
Arco tergelak. "Ayolah, kita semua menyukai suasana damai hari ini. Untuk pertama kali, kita bisa duduk tenang, makan, tanpa ada hukuman."
"Aku berharap Mateo dan para pengajar kembali ke akademi secepatnya. Situasi di sini mulai terasa asing."
Semua menengok ke arah Zavara. Mereka saling pandang sebelum tertawa seketika.
"Zavara bicara panjang hari ini!" seru Ricco seraya tergelak.
Para anggota tim yang tengah berkumpul di meja-meja lain turut tertawa. Hanya saja, terlihat kesedihan di wajah Julian dan Mason. Mereka tampak murung, memandangi dua kursi kosong yang biasa ditempati oleh Otsoa dan Joska.
Zavaro menyadari itu. Ia berdeham. "Mateo dan para pengajar akan segera kembali. Ia sudah tahu mengenai kejadian di akademi dan merasa bangga pada kita semua. Dia pun memberi kabar mengenai strigoi yang berada di sini telah dipulangkan oleh para alpha lucis ke Transilvania. Pelajar-pelajar dari Akademi Brasov tengah menangani masalah ini bersama perkumpulan pemburu di sana."
Dia memandangi semua pelajar di kantin satu per satu. "Aku ingin berterima kasih hari ini pada kalian. Tanpa kalian, aku tak bisa melindungi tempat ini sendirian. Aku harap kita juga tak akan melupakan pengorbanan Otsoa dan Joska meski mereka tak lagi bersama kita."
Suasana berubah hening. Masing-masing seakan sibuk mengenang kedua pelajar yang telah menjadi korban.
"Untuk Otsoa dan Joska!" seru Jayro tiba-tiba sambil berdiri mengangkat gelas minumannya.
"Untuk Akademi!" sahut Ricco ikut berdiri dan mengangkat gelas.
"Untuk Pack Elorrio!" Arco turut berdiri dan mengacungkan gelas di depan dada.
Hening. Semua mata memandang ke arah Ravano dan Zavaro kini.
Ravano menyadari tatapan mereka, lantas menghela napas seraya berdiri mengangkat gelas. "Untuk ... apalah itu ... perdamaian dan persatuan." Ia memutar mata tak mau bertemu tatap dengan pelajar-pelajar lainnya.
Zavaro tersenyum sebelum akhirnya memutuskan bangkit dari duduk, menegakkan punggung, membusungkan dada sambil mengulurkan gelas ke arah mereka semua. "Untuk kita semua."
"UNTUK KITA SEMUA!" teriak semua pelajar kompak berdiri mengacungkan gelas.
Zavaro pun meneguk habis sisa minuman di gelas, mendahului. Ravano meliriknya diam-diam sebelum tersenyum samar, bersama yang lain, mengikuti.
Suasana kembali terdengar riuh. Namun, kali ini bukan karena perkelahian atau perdebatan, melainkan tawa penuh kebahagiaan.
"Tapi aku masih tak akan mengalah soal kompetisi untuk gelar ketua alpha setelah pesta kelulusan nanti," celetuk Ravano kemudian.
"Aku juga!" sahut Jayro menyeringai.
Zavaro tertawa kecil. "Baiklah, aku akan ladeni kalian berdua dengan segenap kekuatanku."
"Itu harus!" ujar Ravano. Ia dan Jayro sama-sama tersenyum ke arah Zavaro.
Kali inipertarungan kompetisi yang akan berlangsung kelak saat kelulusan bukanlahkarena permusuhan, apalagi dendam. Namun, justru akan menjadi sebuah duelpenanda awal hubungan baru mereka yang lebih baik, yaitu persahabatan danpersaudaraan. Setidaknya, itu yang semua anggota pack dan akademi harapkan.
***
THE END
9/10/2022
Fiyuuuh akhirnya selesaaaai. Ternyata tiga bab terakhir haha, bukan dua seperti yang saya bilang sebelumnya. Okeee masih ada satu bab epilog yaaa. Saya update sekalian lhoooo. Silakan komen nanti di bab epilog, jika kalian masih mau membaca seri lanjutannya yang merupakan buku terakhir dari Teen Lucis sekaligus penutup sequel Lucis Series. Kalau ga ada yang komen, saya kemungkinan ga akan memosting buku terakhir Teen Lucis.
Gitu aja. Makasih buat yang udah nyempetin waktu membaca cerita ini. Jangan lupa cek bab EPILOG.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORION ACADEMY (Completed)
FantasyTidak mudah menjadi putra seorang ketua alpha. Zavaro terbiasa harus selalu menjadi yang terbaik di antara anak-anak manusia serigala lucis lainnya. Ia bahkan kerap terlibat perkelahian dan pertentangan dengan mereka semenjak kecil. Semua demi mewuj...