T W E L V E

94 18 2
                                    

"Astaga, makhluk apa itu? Serigala bersayap?" Alrico berdiri ternganga. Ia baru saja kembali dari lembah bersama Ray serta Tara saat melihat Javiero dan Zavaro serta sinar keperakan di balkon. Dia berlari masuk dan langsung menuju lantai atas untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Itu ... Kayla." Javiero menjawab tanpa menoleh pada Alrico.

"Oculto .... Ternyata benar .... " Tara yang mengekori Alrico juga berdiri menatap takjub.

Kayla bangkit berdiri dengan keempat kaki perlahan. Ray pun mendekat pelan. Ia memberanikan diri, nekat menyentuh surai Kayla tanpa sempat dicegah Zavaro. "Ya ampun, Kay .... Serigalamu cantik sekali ...."

"Ambil jubah atau selimut!" suruh Alrico. "Berjaga-jaga jika Kayla kembali berubah wujud." Ia menyentuh lengan Zavaro yang masih terpaku. "Kau tahu apa maksudku."

Zavaro tersadar kemudian. "Oh, ya tentu." Ia beralih ke gadis di dekat Alrico. "Tara!"

Tara segera tanggap. Ia bergegas masuk ke ruangannya dan mengambil selimut Kayla. Dia kembali buru-buru keluar dan memberikan kain cukup tebal itu pada Zavaro.

"Kay ... kau bisa ... berubah lagi menjadi wujud manusia?" tanya Zavaro dengan suara bergetar.

Bagaimana caranya?

Zavaro tertegun kembali. Dengan sedikit heran, dia menoleh ke arah Javiero. "Dia ... baru saja bicara denganku ... melalui pikiran."

"Tautan pikiran?" Alrico mengernyit. "Maksudmu, dia bisa bertelepati seperti Alka, Carra, dan Arco? Karena hanya mereka yang bisa melakukannya pada siapa pun yang mereka inginkan. Kau tahu persis, manusia serigala yang tak memiliki bakat seperti mereka hanya bisa melakukan tautan pikiran ketika sama-sama dalam wujud serigala."

Alrico maju pelan-pelan, mendekati Javiero. "Mateo tak pernah membahas soal ini sebelumnya. Cleona dan Arlo pun tak pernah memberitahu apa-apa jika mereka telah mendapat penglihatan soal ini."

Javiero justru menoleh pada Tara dan Zavaro bergantian. "Kalian tadi bilang apa? Oculto? Dari mana kalian tahu?"

"Mateo pernah bercerita soal itu saat aku dan Zavaro resmi menjadi satu tim," ujar Tara.

"Hanya kepada kalian berdua?" Alrico dan Javiero saling pandang.

"Kenapa hanya pada mereka? Kita bahkan tak diberitahu selain diberi tugas mengawal dan melindungi tim Zavaro dan calon luna-nya!" sergah Javiero kini.

"Mungkin karena alasan ini ...." Alrico mengamati sosok serigala Kayla. "Mateo memberitahu mereka sebab mereka akan menjadi satu tim dengannya. Ini pasti sudah terencana. Aku rasa dia memang sengaja menyembunyikan soal ini dari kita. Ini berarti sangat serius, Javi."

"Pantas saja, dia menyuruhku agar terus waspada dan mengawasi Kayla!" Javiero tampak kesal.

"Mateo juga menyuruhku begitu," sahut Zavaro.

Bisakah seseorang mengajariku cara berubah wujud kembali ke semula?

"Kalian mendengarnya?"

"Tidak." Javiero memandangi Alrico yang juga ikut menggeleng. Ia beralih pada Tara dan Ray. Keduanya pun juga menggeleng. Dia kembali menatap Zavaro. "Sepertinya hanya kau."

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, mungkin Kayla sama seperti Alka, Arco, dan Carra. Mereka bisa memilih dan menentukan siapa yang bisa mendengar atau berkomunikasi dengan mereka," kata Alrico menyimpulkan.

"Ini sangat aneh. Oculto ...." Javiero terus mengamati Kayla tanpa kedip. "Aku belum pernah melihat atau mendengar tentang makhluk seperti ini. Serigala bersayap."

ZORION ACADEMY (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang