Diamond (I)

555 131 5
                                    

Penulis asli :

asianfanfics : https://www.asianfanfics.com/profile/u/blackchopstick

wattpad : https://www.wattpad.com/user/blackchopstick


***


Seminggu berlalu, saatnya mereka melanjutkan proyek film, set hari itu di dalam ruangan, di sebuah kafe sederhana namun antik di tengah distrik sibuk di Seoul tepatnya, tapi tentu saja seluruh tim produksi sudah membatasi daerah sekitar sehingga mereka bisa memakainya secara pribadi dan melindungi para artis juga. Seorang aktris -yang seperti Dewi- memakai kemeja abu-abu sederhana dan mengikat rambutnya dengan asal tapi masih terlihat rapi, dia baru saja mengganti pakaiannya dan berdandan untuk adegan hari ini, tas jinjing hitam juga tergantung di bahu mungil-nya dengan bebas, sejujurnya terlihat sangat biasa, seperti mahasiswi yang berakhir nongkrong bersama teman-temannya seusai kelas, tapi kita membicarakan tentang Dewi Bae Joohyun di sini, dia bukan wanita biasa, dia adalah wanita yang dengan mudahnya terlihat luar biasa.

"Selamat pagi, semua." Joohyun sedikit membungkuk, matanya terkunci sesaat pada seseorang yang duduk sendirian di sudut, begitu fokus pada kertas yang dipegangnya dan terlihat tidak perduli dengan kedatangan si aktris, alisnya sedikit mengernyit dan kadang menjilat bibir sendiri untuk memastikan-nya tetap basah, tak se-detik pun si aktris melewatkan pemandangan yang ditampilkan seperti vitamin untuknya. Seorang Kang Seulgi yang berada di tempat kerja ada di tingkat yang berbeda di mata Joohyun, dia terlihat sangat ahli, tak tersentuh, tapi sangat memikat di saat yang bersamaan.

Joohyun tidak akan membiarkannya begitu saja, dia memutuskan untuk berjalan lebih dekat ke Sutradara, hanya untuk menyapa atau membuat percakapan sederhana karena dia sangat merindukannya, orang-orang masih sibuk, jadi dia masih punya waktu beberapa menit untuk dihabiskan bersama Seulgi-nya.

"Sutradara."

"Ya?"

Seulgi mencoba tetap fokus pada kertas-nya, dia sangat menyadari Joohyun mendekat tadi, entah bagaimana membangun batasan terdengar lebih baik untuknya, alasannya masih sama, dia belum siap, jangan sekarang.

"Sutradara."

Joohyun kembali mencoba memanggil karena si Sutradara tidak juga mengangkat kepala untuk melihatnya. Seulgi menghela napas pelan dan memejamkan mata, kertas yang dipegangnya terlihat sangat membosankan karena Joohyun mencuri perhatiannya dengan sempurna.

"Katakan saja, Nona Irene." Ucap Seulgi dengan nada serius namun lembut, membuat kulit Joohyun merinding namun sedikit bersemangat karena akhirnya mata mereka bertemu.

"Selamat pagi." Joohyun menjawab dengan nada menenangkan seperti yang biasa didengar Seulgi sebelumnya, kembali hatinya sedikit sakit, tapi dia adalah Seulgi, seseorang yang bisa saja menjadi Sutradara dan aktris pada saat yang sama, dia terlalu ahli untuk menutupi emosi-nya, tapi tidak terlalu berhasil di depan Joohyun, karena wanita mungil itu mengenalnya lebih dari siapa pun.

"Pagi." Seulgi tenggelam dalam senyuman Joohyun tapi bersikap se-santai mungkin.

"Apa kabar, Sutrada—"

"Kemeja-mu." Ucap Seulgi tiba-tiba.

"Ah ya ini tampilan-ku hari i—"

"Kemeja-mu."

"Apa yang sa—" Joohyun menghentikan ucapannya dan membelalak saat tangan Seulgi tiba-tiba mencoba menyentuh dadanya, kakinya terasa seperti jeli dan hanya berdiri seperti patung, tidak bergerak sama sekali dengan jantung yang berdebar sangat kencang.

"Ini." Seulgi menyentuh kancing ter-atas kemeja Joohyun dan mengancingkan-nya dengan lembut, ternyata Joohyun terlalu bersemangat untuk menyapa Seulgi dan tidak menyadari bahwa dia terlalu banyak membuka kancing kemeja-nya dan sedikit memperlihatkan dadanya. "Selesai." Seulgi melakukan tugas dengan sempurna.

"Terima kasih." Joohyun merona parah, dia tidak pernah menyangka bahwa tindakan sederhana bisa membuat hatinya berantakan dengan cara yang sangat baik, itu terlalu intim dan membuatnya yakin bahwa sejujurnya mereka tidak pernah putus, mereka masih terikat.

Seulgi mengerjap, dia juga tidak sadar kenapa bersikap sejauh itu, dia merasakan bahaya, yang adalah kekuatan senyum Joohyun, itu bisa menghancurkan pertahanan-nya sedikit demi sedikit dan dia tidak bisa membiarkan dirinya jatuh lagi.

"Sutradara!"

Sebuah suara yang sangat keras dan jelas menginterupsi kunci-an mata mereka, Seulgi merasa bersyukur, dia takut akan tenggelam lebih dalam dalam pesona yang mematikan milik Joohyun.

"Aku di sini, Produser Lee." Jawab Seulgi sedikit keras dan melirik Joohyun, dia kembali menarik sudut bibirnya untuk Seulgi, tersenyum, terlihat sangat menyakitkan kali ini, Seulgi sedikit merasa bersalah, tapi dia harus membekukan diri sendiri, dan berpikir ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi hatinya yang hancur.

"Aku membuat salad sayur untukmu." Ucap Sunmi dengan riang dan akan memamerkan kotak spesial-nya untuk si Sutradara.

"Dia tidak bisa makan sayur." Sela Joohyun, itu membuat Seulgi dan Sunmi kaget.

"Benarkah, Sutradara?"

Seulgi mengangguk dengan hati-hati, takut menyakiti perasaan Sunmi, tapi menerimanya dan memberikannya pada orang lain juga terdengar sangat salah.

"Ah.." Sunmi tersenyum, menyembunyikan kekecewaannya.

Joohyun tersenyum lebar dan memberikan kotak makan siang yang cantik di atas meja Seulgi, karena kotak itu transparan, mereka bisa melihat kotak itu berisi berbagai macam buah.

"Pastikan kau makan dengan baik." Joohyun berbisik di telinga Seulgi, si Sutradara menelan ludah gugup dan mendapatkan tatapan yang tak percaya dari Sunmi, dia baru saja menyaksikan sesuatu yang sangat langka dalam hidupnya, si Sutradara dan si aktris sangat dekat sampai dia bisa menemukan pemilik kunci hati Seulgi dengan perlahan, tapi juga tidak yakin, mungkin mereka seperti kakak-adik, itu yang ada di pikiran Sunmi.

"Kalian berdua dekat?" Tanya Sunmi ketika Joohyun sudah menjauh, mencoba memastikan kesimpulannya.

Seulgi tersenyum hangat, menghipnotis si Produser.

"B-baiklah."

"Aku akan memakannya." Seulgi melihat ke kotak Sunmi, mencoba yang terbaik untuk tidak mengecewakan.

"Tidak." Jawab Sunmi singkat dan berjalan mendekati Sutradara. Seulgi menahan napas karena jarak mereka. "Bukan kau yang memaksakan diri tapi akulah yang harus mempelajari-mu lebih baik."

Sunmi tersenyum manis dan Seulgi selalu memberikan tatapan polos seperti biasa.

"A-ayo bekerja, Produser Lee." Seulgi meraih kotak makan siang lucu Joohyun, bercetak kelinci kecil di tutup-nya.

Sunmi melihat betapa erat-nya Seulgi memegang kotak itu dan akhirnya kembali tersenyum, "Ayo."


***


Cerita asli :

asianfanfics : https://www.asianfanfics.com/story/view/1452438/the-director-kang

wattpad : https://www.wattpad.com/story/233808146-the-director-kang

The Director Kang (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang