Turning The Pages Of Memories (I)

768 171 9
                                    

Penulis asli :

asianfanfics : https://www.asianfanfics.com/profile/u/blackchopstick

wattpad : https://www.wattpad.com/user/blackchopstick


***


Joohyun membaringkan tubuh mungil-nya di ranjang-nya yang nyaman, apa yang terjadi di antara mereka terbayang seperti tayangan film, dia bahkan bisa mengingat dengan jelas interaksi terakhir mereka hari ini, betapa lembut dan menenangkan aroma yang dimilikinya, seberapa dalam suara yang masuk dengan mulus ke telinganya, betapa sempurna-nya lengan kokoh itu melindungi tubuh mungil-nya.

 "Terima kasih." Ucapnya pada diri sendiri, berharap Seulgi mendengar.

Matanya terpejam erat, tiba-tiba tayangan di pikirannya berubah menjadi kenangan berharga mereka, dimana dia adalah satu-satunya, dimana dia adalah segalanya, dimana hanya dia ratu-nya, di mata monolid yang indah itu.

Dengan napas panjang dan bisikan lembut..

"Kang Seulgi."


"Oh! Jadi begini rasanya."

 "Rasa apa?" Tanya Joohyun penasaran.

"Dipanggil oleh Dewi."

"Receh." Joohyun menampar lengan Seulgi.

"Receh-mu."

"Kau akan datang setiap aku memanggil namamu?"

"Secepat kilat, sayang." Seulgi mengeratkan pelukan-nya di tubuh Joohyun yang lebih kecil, hari mereka selalu berakhir seperti ini, saling memeluk, berbagi kehangatan dan cinta. 

"Kalau kau tidak datang?" Joohyun memainkan jari Seulgi di perutnya yang rata.

"Artinya aku sudah tidak ada lagi di alam semesta ini."

Joohyun kembali menampar lengan si beruang, "Jangan berucap sesuatu yang menakutkan seperti itu."

Seulgi tertawa kecil dan meringkuk lebih dalam di leher Joohyun, menghirup aroma wanita yang paling dia rindu-kan sepanjang hari, satu-satunya aroma yang menenangkan badai apa pun di hatinya. 

"Aku akan selalu datang padamu, seperti salju pertama." 

"Janji?"

Seulgi mengangguk pasti dan mendaratkan ciuman hangat di pucuk kepala Joohyun, dibalas senyum manis dari sang ratu.


"Kang Seulgi.." Air mata Joohyun jatuh bebas di matanya yang terpejam, "Kau dimana? Aku terus memanggil namamu." Dia mulai terisak dan menggenggam seprai erat.

"Kang Seulgi.." Panggilnya lagi dengan lemah, "Kenapa kau membohongi-ku?"

"Kau tidak lagi datang." Air matanya keluar seperti sungai, membasahi pipinya tanpa bisa dicegah.

"Tolong, tepati janji-mu!" Dia meninggikan suaranya yang pecah karena menangis hebat.

Dia meringkuk dan memeluk lututnya sendiri, menangis se-puasnya malam itu. Di dunia ini, dengan banyak orang di sekitarnya, seluruh karier sukses yang dia bangun, popularitas yang dia miliki dan gelar sempurna sebagai wanita yang paling cantik, dia merasa kosong, tidak berarti, seperti debu.

"Aku tidak membutuhkan semua ini, tidak membutuhkan apa pun yang kumiliki sekarang." Dia tidak bisa menghentikan aliran kecil di pipinya.

Dari miliar-an orang di dunia ini, dia hanya meminta satu pada Tuhan, hanya satu.

"Apa itu sulit untuk ter-kabul?" Dia menatap dinding dengan kosong, "Aku hanya menginginkannya, hanya dia."

Kang Seulgi, kembali ke sisinya, memeluk dan menjaganya, seperti dulu.

Joohyun kembali terpejam, "Aku merindukanmu, akan selalu begitu."

Dia menyeka air matanya perlahan, "Biasanya kau yang melakukannya." Mencoba tersenyum dengan mata yang basah, "Kau akan bilang.."


"Menangis pun kau tetap terlihat cantik, Hyun."

Joohyun meringkuk lebih dalam di dada Seulgi, dia menangis karena baru saja kehilangan cincin couple-nya yang berharga walau sebenarnya dia hanya lupa kapan terakhir kali meletakkannya. Saat di rumah, dia suka membersihkan dan merapikan semuanya, jadi terkadang dia melepas cincin itu untuk menjaganya.

"Maaf." Masih membenamkan wajahnya di pelukan nyaman Seulgi.

Seulgi terkekeh, "Aku tidak akan marah, sayang." Dia membelai rambut Joohyun dengan penuh kasih.

"Tapi itu cincin couple pertama kita."

"Aku akan menggantinya suatu hari nanti, yang lebih cantik." 

"Benarkah? Dengan apa?" Joohyun mendongak, melihat wajah Seulgi yang tersenyum untuknya .

"Cincin pernikahan kita."

Joohyun merona setiap kali Seulgi berbicara tentang pernikahan, apalagi saat dia menyebut 'kita' setelah kata itu dengan monolid hangat yang menatapnya dalam, tak pernah gagal untuk meledak-kan perasaannya, hatinya langsung menghangat dan tidak bisa menahan diri untuk tersenyum lebar.

"Aku akan menyukainya, sayang."

Seulgi menggesek hidung mereka dan tertawa pelan.


Joohyun tidak tahan lagi, dia duduk sambil memeluk lutut, membenamkan wajah di sana dan bahunya bergetar karena menangis sangat keras, malam seperti ini yang paling sering dialami Joohyun, sampai mentalnya terguncang, sampai hilang akal dan segalanya.


***


Cerita asli :

asianfanfics : https://www.asianfanfics.com/story/view/1452438/the-director-kang

wattpad : https://www.wattpad.com/story/233808146-the-director-kang

The Director Kang (Terjemahan Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang