"Sakura! Kamu kemana kemarin? Kenapa tidak masuk sekolah? Apa kau sakit?"
Sakura menatap sayu tatapan Ino yang terlihat begitu khawatir padanya.
"Aku..." Ucapan Sakura tercekat. Setelah kejadian malam itu, Sakura tak mampu untuk keluar kamar. Hatinya terasa begitu sakit hingga ia banyak menangis keesokan harinya.
Bahkan pembantunya mulai curiga padanya yang terlihat tampak kacau. Namun Sakura berusaha meyakinkan pembantunya bahwa dirinya hanya sedang tidak enak badan saja, dengan harapan pembantunya tersebut tidak akan memberitahukan hal itu pada Mebuki, agar ibunya tidak perlu merasa khawatir.
Ya, Sakura berbohong pada semua orang.
"Aku kemarin hanya sedang tidak enak badan saja, Ino." Jawab Sakura pelan. Terdengar sangat parau. "Maaf ya, telah membuatmu khawatir."
Ino buru-buru menggelengkan kepalanya. Sakura tidak perlu meminta maaf untuk rasa khawatirnya. Kedua matanya mendadak basah karena mendengar suara Sakura yang hampir terdengar lirih. "Tapi hari ini kau masih terlihat pucat, Sakura. Kau masih merasa tidak enak badan ya? Kenapa memaksakan diri untuk datang ke sekolah? Mau ku antarkan ke UKS?"
"Aku sudah merasa lebih baik hari ini."
Rasanya Ino ingin segera memeluk sahabatnya tersebut, namun ia urungkan niatnya, karena tubuh Sakura mungkin bisa saja terasa lebih sakit jika ia memeluknya secara mendadak saat ini.
"Kau sudah minum obat? Sudah banyak istirahat kan? Sudah makan? Sudah banyak minum?"
"Ya."
"Sakura-chan!"
Naruto berlari heboh. "Kamu kemarin kemana? Aku mencarimu. Kamu tidak ada kabar sama sekali."
"Sakura sedang sakit, Naruto."
"Ah, benarkah?" Naruto menatap sedih Sakura yang kini duduk termenung. "Sakura-chan?"
"Hn?"
"Bagaimana kondisimu saat ini?" Tanya Naruto begitu khawatir sembari menyentuh bahu Sakura, berniat untuk membagikan sedikit kekuatannya. Namun hal tersebut nyatanya membuat Sakura bergidik ngeri. Sentuhan itu mendadak membuatnya merasa takut.
Bayangan betapa menjijikannya kejadian malam itu telah membuat dirinya sempat merasa mual berjam-jam kemarin, karena tak kuasa menahan gejolak gemuruh hati yang terbakar akan kebencian dan kemarahan.
Ia telah dilecehkan.
Dan hal tersebut membuatnya terasa amat kotor.
Sontak gadis bersurai merah muda itu menggeser bahunya dengan cepat, mengisyaratkan bahwa telapak tangan Naruto harus terlepas dari sana.
Mulai saat ini ia akan mulai membatasi siapa saja yang boleh menyentuh barang sedikit dari anggota tubuhnya.
"Aku sudah lebih baik."
Naruto sedikit terkejut melihat respon Sakura. Baru kali ini dirinya melihat Sakura yang seperti tadi. "Apa terjadi sesuatu?" Tanyanya penuh hati-hati.
Deg.
Pikiran Sakura kembali melayang jauh. Entah mengapa pertanyaan seperti itu membuatnya ingin kembali menangis sekeras mungkin. Tanpa disengaja, matanya menoleh ke arah bangku kosong yang dahulu pemiliknya telah menjadi salah satu alasannya untuk bersemangat datang ke sekolah.
Rasa semangat yang terasa sangat berbeda dari biasanya, dimana rasa semangat itu telah mampu mendebarkan hati dan menggetarkan irama jantungnya di waktu yang bersamaan.
Rasa semangat yang timbul karena sebuah keyakinan, bahwa sejauh ini...
Ia pernah jatuh cinta pada pesona Sasuke.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura's Story 1.29 [END]
Romance[SELESAI]✔️ RANK : #1 uchihasasuke #1 uchihasakura #1 konoha -------- Demi misi balas dendam, seseorang mampu melakukan apapun. Termasuk Sasuke. Bertemu dengan Sakura adalah sebuah rencana yang berujung luka, dan bertemu dengan Sasuke adalah sebuah...