EXTRA PART [2]

668 49 6
                                    

Hari ini tepat minggu ke-38 kehamilan Sakura, membuat perutnya yang buncit itu sesekali sudah mulai terasa kram dan terkadang sedikit nyeri di bagian tertentu.

Menurut perkiraan dokter, Sakura akan segera melahirkan seminggu lagi. Jadi kemungkinan Sakura akan melahirkan di minggu ke-39 mendatang.

Baik Sakura maupun Sasuke sudah sangat tidak sabar menunggu kehadiran buah hati mereka. Keduanya sangat bersemangat mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut bayinya kelak.

Seperti yang saat ini sedang Sasuke lakukan: melipat dan merapikan baju-baju bayi ke dalam lemari pakaian. Beberapa di antaranya ia masukkan ke dalam tas khusus untuk persiapan mereka menyambut bayi di rumah sakit ketika hari persalinan nanti.

Sakura yang saat ini sedang berbaring sembari menyender di kepala ranjang, tersenyum gemas melihat kegiatan suaminya tersebut. Pasalnya, laki-laki tangguh yang begitu menawan seperti Sasuke kini terlihat begitu menggemaskan ketika mengemasi baju-baju bayi yang terlihat sangat kecil di tangannya. Apalagi baju-baju itu didominasi dengan warna merah muda yang terang hingga gelap, sangat kontras sekali dengan pakaian tidur Sasuke yang berwarna hitam.

Sasuke menoleh sejenak. Kemudian ia ikut tersenyum kala menemukan istrinya yang sedang menatapnya. "Kenapa tersenyum sangat cantik seperti itu?"

"Karena Sasuke-kun sangat menggemaskan."

"Menggemaskan?"

"Iya." Jawab Sakura senang. "Lihatlah betapa manisnya papamu membereskan dan melipatkan baju-baju mungilmu itu, Nak." Sahutnya sembari mengelus pelan perutnya yang sudah sangat buncit, mencoba mengajak bicara bayi yang ada di dalam kandungannya.

Sasuke terkekeh. Kemudian kembali melanjutkan kegiatannya yang sedikit lagi akan segera selesai.

Kini ia duduk di tepi ranjang, tepat di sebelah Sakura. Tangannya sudah mengulur untuk mengelus pelan perut Sakura. Hal yang paling sering dilakukan oleh Sasuke sebelum mereka tidur: mengusap perut Sakura hingga istrinya tersebut terlelap tidur.

"Sudah selesai semua?"

"Sudah." Jawab Sasuke dengan senyuman bangganya. "Semua persiapan bayi sudah beres. Akan ada satu tas bayi yang berisi perlengkapan pakaian dan satu tas lagi berisi perlengkapan lainnya. Pakaianmu juga sudah aku siapkan di dalam tas, bersamaan dengan punyaku juga. Jadi totalnya ada tiga tas yang akan dibawa ke rumah sakit nanti."

Sakura lagi-lagi tersenyum. Ah, hatinya lagi-lagi menghangat melihat betapa perhatiannya Sasuke padanya dan bayi mereka.

Sakura benar-benar merasa beruntung memiliki suami seperti Sasuke. Walau ia masih tampak dingin di luar, karena postur wajahnya yang begitu tegas apalagi ketika ia bekerja memimpin perusahaannya, tetapi ketika bersama Sakura, semua hawa dingin di diri Sasuke hilang, hanya ada wajah teduh dan hangat yang ia dapatkan.

Wajah teduh dan hangat yang begitu tampan dan menawan itu sukses membuat Sakura berkali-kali jatuh cinta pada suaminya tersebut.

Dingin di luar, hangat di dalam.

Ah, Sakura jadi teringat pertemuan pertama dirinya dengan Sasuke. Sasuke yang dulu terlihat begitu dingin dan sulit tersentuh. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa akrab dengan laki-laki tersebut.

Wajahnya yang begitu tegas membuat siapapun menjadi merasa segan kepadanya.

Walau tak sedikit banyak murid-murid yang suka padanya karena ketampanannya yang luar biasa, tetapi dari mereka banyak yang tidak berani mendekati Sasuke.

Karena Sasuke sangat sulit didekati, apalagi disentuh.

Itu yang mereka takutkan.

Ngomong-ngomong tentang perusahaan, sudah hampir 1 tahun lamanya semenjak Sasuke menikah dengan Sakura ia kembali mengurus perusahaan Uchiha. Tentunya dengan bantuan dari perusahaan Haruno.

Sakura's Story 1.29 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang