[20] Kenyataan Baru

394 44 9
                                    

Sudah 3 minggu yang lalu Kizashi mengalami kecelakaan, dan sudah 3 hari belakangan ini dirinya sudah pulang kembali ke rumah.

Mungkin anggota tubuh yang terluka parah hanya bagian kakinya saja karena terjadi patah tulang. Namun gejala penyakit jantungnya ternyata mulai terdeteksi kembali sehingga butuh waktu 2 minggu lebih untuk dirinya menjalani rawat inap.

Dan di sinilah ia bersama istrinya sekarang, sarapan bersama Sakura dengan kesibukan mereka masing-masing.

Perusahaan Haruno masih belum juga membaik, mereka masih belum menemukan titik terangnya, membuat Kizashi dan Mebuki mau tidak mau harus bekerja keras kembali untuk memulihkannya.

"Apa perusahaan papa dan mama masih mengalami masalah?"

Kizashi maupun Mebuki sontak tergelak dengan pertanyaan Sakura. Sebelumnya mereka belum pernah memberitahukan hal itu pada putrinya tersebut secara langsung.

Lalu, bagaimana bisa Sakura mengetahuinya?

Apakah anaknya itu sudah bisa menebak situasi?

Pikiran Kizashi mendadak kalut. Ia tak punya pilihan jawaban lain untuk mempertahankan kerahasiaan masalah perusahaan keluarganya tersebut.

"Semuanya baik-baik saj-"

"Tidak. Semuanya tidak pernah baik-baik saja."

"Apa maksudmu, Sakura?"

"Ma, kenapa selama ini Mama menutupi semuanya dariku?"

"Saku-"

"Kenapa? Kenapa kalian tidak pernah terbuka sedikit pun padaku perihal masalah itu?" Suara Sakura terdengar parau. Emosinya tiba-tiba berubah total kala pembahasan ini dimulai. "Apa masalahnya memberitahuku?" Tanyanya sarkas.

Kizashi dan Mebuki tak lagi membuka suara. Membuat hati Sakura kembali terasa nyeri. Ia mulai menyalahkan situasi yang ada.

"Sakura, kami punya alasan sendiri untuk tidak memberitahumu saat ini."

"Papa dan Mama gak pernah paham sama perasaan Sakura! Kalian tidak pernah tahu apa yang sudah kulalui selama ini! Kalian benar-benar meninggalkanku! Kalian benar-benar..." Suara gadis bersurai merah muda itu tercekat. Air matanya bahkan sudah meleleh membasahi pipi. "KALIAN SELAMA INI TELAH MENYEMBUNYIKAN HAL BESAR DARIKU! AKU SANGAT BENCI FAKTA ITU!"

"SAKURA!"

Suara teriakan Kizashi menginterupsi pergolakan Sakura, sontak membuat dirinya menangis dalam diam.

"Jangan berteriak pada orang tuamu seperti itu!"

Tangisan Sakura mendadak pecah. Ia tak kuasa menahan sisi sentimentalnya yang mendadak naik drastis. Sudah beberapa hari ini ia memendamnya sendirian, dan di saat seperti ini, emosinya tersebut berhasil membuncah.

Tak lama kemudian ia memilih untuk beranjak dari meja makan dan berangkat ke sekolah lebih cepat. Meninggalkan kedua orang tuanya tanpa berpamitan.

"SAKURA! JANGAN BERTINDAK TIDAK SOPAN SEPERTI ITU PADA ORANG TUAMU!"

Teriakan keras itu memanggil dirinya. Namun Sakura tetap berjalan meninggalkan rumahnya tersebut.

***

Selama perjalanan menuju sekolah, Sakura terus menangis di dalam mobilnya. Tak lama kemudian kepalanya mendadak terasa pusing. Bahkan rasanya ia ingin muntah sekarang. Mungkin efek dari ia yang banyak menangis pagi ini.

Buru-buru ia berlari ke toilet di sekolahnya kala gemuruh hebat terasa di perutnya, sontak membuat ia memuntahkan semua isi yang ada di dalam perutnya tersebut.

Sakura's Story 1.29 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang