[32] Dia Tidak Pernah Datang

488 45 3
                                    

Sakura menatap ke sekeliling kamar ruang inapnya dengan tatapan sedih. Perasaannya kini mulai kalut. Kesendiriannya tak mampu memecah hening, dan Sakura benci hal tersebut.

Sudah 5 hari belakangan ini Sasuke tak lagi datang menemui dirinya.

Terakhir kali adalah ketika Sasuke datang dengan hati yang menangis di hadapannya, kemudian Sakura terlelap begitu saja di dalam tidurnya. Tetapi ketika ia bangun, ia tak lagi mendapatkan Sasuke di sisinya.

Seketika bayangan laki-laki itu kembali muncul di hadapan Sakura, seperti kaset lama yang sedang memutar kembali memori moment yang berada di dalamnya.

"Hai, sudah bangun ya?"

"Kau haus? Ku ambilkan minum ya."

"Kau mau makan sesuatu? Takoyaki mungkin?"

"Apa luka jahitan di perutmu masih sakit?"

"Jika kamu butuh sesuatu, beri tahu aku ya?"

"Apakah tidurmu nyenyak malam ini, Sakura?"

"Sakura kamu tahu tidak? Sekarang bunga pohon dengan nama yang cantik sepertimu sedang bermekaran di luar sana, kamu mau melihatnya bersamaku nanti?"

"Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan selalu menemanimu, Sakura."

Sakura melamun lama menatap sendu Sasuke yang selalu setia menemani dirinya di setiap hari walaupun ia selalu mengacuhkannya dan tak pernah menghiraukan sama sekali ucapan laki-laki berambut hitam tersebut, sebelum akhirnya kesadarannya kembali utuh kala kedatangan seorang suster ke ruang inapnya.

Hening sejenak sebelum akhirnya Sakura membuka suara. "Di mana Sasuke, Suster?" Tanyanya pelan.

Suster tersebut menoleh. "Oh, Pak Sasuke ya?"

Sakura mengangguk lemah.

"Maaf, saya juga kurang tahu, karena saya juga belum melihatnya selama beberapa hari belakangan ini." Jawab suster tersebut dengan sedih. Pasalnya keluarga pasien yang bernama Uchiha Sasuke itu kerap kali menemani Sakura di setiap waktunya. Ia tak pernah absen sebelumnya. "Mungkin sudah 6 hari semenjak hari senin?"

"T-tapi..." Ucapan Sakura menggantung. "Hari senin saya masih melihatnya datang ke sini."

"Benarkah?" Suster tersebut mulai membuka catatan. "Tapi pada hari itu, tidak ada yang datang ke sini." Jawabnya sedih.

Emerald hijau itu mendadak membulat, menatap tak percaya perawat yang sedang sibuk mengganti infus di punggung tangannya.

"Tapi saya benar-benar melihatnya datang, Sus."

"Mungkin saat itu hanya mimpi?"

"Tidak mungkin." Lirih Sakura.

Ia benar-benar merasakan kehadiran Sasuke ketika laki-laki tersebut mengusap rambutnya, pipinya, bahkan menggenggam lembut tangannya hingga ia kembali tertidur.

Mustahil jika itu mimpi.

"Dia pergi kemana?" Lirihnya. Hatinya mulai gelisah hebat memikirkan keadaan dan keberadaan Sasuke. Laki-laki itu benar-benar tak mengatakan apapun padanya sebelum pergi.

Dia tidak pamit sama sekali.

Apakah Sasuke marah padanya karena ia tak pernah menganggap kehadirannya dan lebih banyak bersikap tidak peduli padanya?

Sakura's Story 1.29 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang