[28] Ternyata Dia Pergi

565 55 13
                                    

"Dengan keluarga Haruno Sakura?"

"Saya, Dok."

"Begini Pak. Sepertinya pasien perlu dilakukan tindakan operasi."

Deg.

Bagai disambar petir, tubuh Sasuke sontak bergetar hebat. "A-apa maksudnya, Dok?"

"Kami akan segera melakukan tindakan operasi sesar pada pasien, melihat kondisi kandungannya yang tidak lagi memungkinkan untuk diteruskan."

"Be-berarti-"

"Ya, janin di dalam kandungannya akan terlahir prematur di usia kehamilan 7 bulan."

Tangisan Sasuke mendadak pecah. Ia tak menyangka jika hal ini harus menimpa Sakura dan anak mereka. "Berapa besar harapannya?" Tanyanya lirih.

"50-50. Kandungan pasien memang sudah terlihat sangat lemah sebelum kejadian ini. Dan sebelumnya saya juga melihat bahwa pasien sempat mengalami darah tinggi yang menyebabkan kondisi janinnya memburuk, sehingga membuat jantung janin ikut melemah. Atau mungkin sebelumnya pasien sudah memiliki riwayat penyakit darah tinggi selama kehamilannya ini?"

Tubuh Sasuke mendadak lemas. Ia menggeleng pelan, merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri yang tak pernah tahu tentang keadaan Sakura.

"Tolong mereka, Dok. Saya mohon. Tolong selamatkan keduanya apapun yang terjadi."

***

Sudah berjam-jam Sasuke berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang operasi. Wajahnya terlihat tampak sangat gusar. Penampilannya benar-benar terlihat kacau.

Karena faktanya, ia sangat takut menanti kabar dari dalam ruangan itu. Ketakutannya benar-benar membuatnya merasa kalut.

Ia bahkan tak peduli dengan rasa sakit yang masih menyelimuti tubuhnya. Yang terpenting adalah menunggu kabar dari Sakura dan anaknya.

Ceklek!

Sasuke yang melihat perawat keluar dari ruang operasi buru-buru mendekatinya. "Ba-bagaimana keadaannya?"

Perawat itu tampak ragu sejenak, membuat Sasuke semakin merasa panik untuk menanti jawabannya. "Maaf, bayinya tidak bisa terselamatkan."

Deg.

Jantung Sasuke rasanya terasa tidak berdetak untuk beberapa detik. Berita itu membuat jantungnya tak dapat berdetak dengan normal.

Kini tubuhnya mendadak bergetar hebat. Wajahnya mendadak pucat pasi. Telapak tangannya bahkan sudah terasa sangat dingin.

Dunia Sasuke terasa runtuh saat itu juga.

"Pe-perawat p-pasti bercanda, kan?"

"Maaf. Ketika bayinya sudah berhasil di keluarkan, tak ada tanda-tanda kehidupan baik sebelum maupun setelahnya."

Tangisan Sasuke kembali pecah. Hatinya benar-benar hancur seketika. Kini tubuhnya ambruk di atas lantai. Membuat perawat yang melihat hal tersebut merasa panik.

"Ini tidak mungkin." Gumamnya lirih. Air matanya sudah membasahi semua sudut pipinya.

Rasanya seperti mimpi.

Dan Sasuke ingin jika ini hanya mimpinya saja.

Namun apadaya, fakta menyakitkan inilah yang saat ini tengah ia hadapi.

"Bolehkah aku melihatnya?"

Perawat menganggukkan kepalanya, lantas ia mulai mengajak Sasuke untuk masuk ke dalam ruangan operasi. Sebelumnya ia diperkenankan untuk memakai pakaian khusus terlebih dahulu.

Sakura's Story 1.29 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang