12. DRAMA LAGI?[ONE]

4.9K 296 7
                                    

Pagi telah tiba, ayam pun mulai bersuara membangunkan manusia yang sedang tidur.

Seperti halnya dengan putri bungsu keluarga Allandra. Ya Franetta

Seperti biasanya, franettta melakukan ritual pagi yaitu mandi. Sesudah mandi, ia bersiap-siap turun ke bawah untuk bergabung bersama keluarganya.

Entah mengapa dirinya tidak mood pagi ini. karena sudah selesai dengan sarapannya, dirinya berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun pada keluarganya.

Sampai di sekolah yang di mana masih sepi, hanya ada beberapa murid saja yang berlalu lalang.

Saat berjalan di koridor, kepalanya terasa berdenyut hebat, tetapi Franetta mencoba untuk tidak menghiraukannya.

Cepat-cepat berjalan ke arah kelasnya, dan menyenderkan kepalanya pada meja.

Sesat rasa sakit itu menghilang membuat Franetta menghembuskan nafas lega.

Bell masuk berbunyi, murid-murid mulai berhamburan masuk ke kelasnya masing-masing.

Guru-guru pun mulai mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya sampai bell istirahat nanti berbunyi.

* * *

Di tempat lain, masih di sekitar sekolahan tepatnya di kamar mandi, dua gadis sedang berbincang-bincang.

"Kita harus buat mereka lebih membencinya lagi, tapi gimana caranya?Lo punya ide?"tanya salah satu dari dua gadis tersebut.

"Ah gw punya, gimana kalo............."

Tanpa di sadari dua gadis tersebut, seseorang telah mendengar perbincangan nya.

Seseorang itu bersembunyi di balik salah satu kamar mandi, mendengarkan apa saja yang di rencanakan oleh dua gadis tadi.

Gadis yang mendengar percakapan itu terkejut?tentu saja. Ternyata dia hanya bersembunyi di balik kata sahabat.

Saat akan pergi dari situ karena takut ketahuan jika berlama-lama mendengarkan rencana busuk mereka berdua, gadis tersebut tanpa sengaja menginjak sebuah benda yang mana menimbulkan suara bising.

Dua gadis yang sedang membicarakan rencana nya tadi saling tatap-menatap."Kayaknya ada yang Menguping pembicaraan kita. Elu kesana dulu aja biar gw yang urus"suruh salah satu gadis tersebut.

Salah satu gadis itupun pergi, dan gadis yang menyuruhnya segera mencari orang yang menimbulkan suara bising tadi.

Tapi sebelum itu....

Prok
Prok
Prok

Tepukan tangan mengalihkan perhatiannya pada gadis yang sering di juluki Queen Bullying setelah Franetta.

"Hebat. Bersembunyi di balik kata sahabat, Oh gw gak nyangka lho, gimana kalo gw beri tau dia aja?Gimana ya reaksinya?"ucap gadis dengan dandanan menor sambil terkekeh.

"Gak usah ikut campur urusan gw. Lo hanya Queen Bullying setelah dia. Dan jangan sekali-kali Lo beri tau dia"tekan gadis berdandan agak bad girl.

"Cih. Gw gak nyangka tega-teganya Lo lakuin ini semua, padahal jelas-jelas dia sahabat elo"

"Sahabat?sejak kapan gw anggap dia sahabat?Elo gak akan tau yang gw rasain. Gw tekankan lagi, Jangan ikut campur urusan gw atau Lo akan terlibat dengan Rencana gw"tekan gadis tersebut lalu pergi meninggalkan segala kebencian nya pada dia yang semakin hari semakin bertambah.

"Secepatnya gw harus beri tau dia"

* * *

Bell istirahat berbunyi membuat murid-murid berbondong-bondong pergi ke kantin mengisi perutnya dan juga merilekskan otak nya sesudah menggunakan nya untuk berpikir.

Sama halnya dengan Franetta yang di ikuti oleh satu-satunya sahabat yang masih setia dengannya.

"Duduk sana aja nett"tunjuk Fina pada salah satu meja yang hanya tersisa di kantin.

Franetta hanya berdehem dan mengikuti salah satu satu sahabat pemilik tubuh yang ia tempati ini.

"Mau pesan apa?biar gw yang pesenin"tawar Fina pada Franetta.

"Bakso, es teh"singkat Franetta di angguki Fina yang kemudian pergi memesan makanan.

Mendadak kantin heboh melihat Regan dkk yang menahan amarahnya dan juga gadis yang sudah berpenampilan jauh dari kata baik-baik saja.

Plak

Satu tamparan mendarat tepat di pipi kanan Franetta, wajah Franetta pun sampai meninggalkan bekas tamparan bahkan ujung bibirnya sedikit robek.

"Apa lagi?"santai Franetta, dirinya mencoba kuat untuk menghadapi masalah pemilik tubuh yang ia tempati ini.

"Elo kan yang bully Anna?"

Kantin mulai berbisik-bisik mengenai Franetta yang membully Anna, padahal jelas-jelas sedari tadi dirinya berada di kantin.

Dimana letak mata kepala mereka?apa di kaki sehingga tidak melihatnya?

"Gak"singkat tapi jelas.

"Alah mana mungkin pembully seperti elo ngaku?"Kini Erlino angkat suara.

Percayalah di hina seorang Abang itu menyakitkan, terlebih sedarah dengannya.

"Dan apa gunanya elo semua tanya gw jika ujung-ujungnya gak percaya?"tanya Franetta dengan mengangkat sebelah alisnya.

Regan dkk terdiam, sampai di mana Anna yang mengeluarkan tangisan buayanya."hiks udah ka-k mung-kin tadi franet-ta iri sama aku ya-ng bisa dek-at deng-an kalian"dengan tampang polos-polos minta di santet, Anna mengatakan itu.

"Pernah dengar kata-kata, Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan?gimana kalo gw bunuh elo?"




"Pengkhianat itu bisa berkedok teman, sahabat, maupun pacar"

Transmigrasi Queen MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang