Seperti biasa, matahari mulai malu-malu menampakkan dirinya. Mau tak mau gadis dengan muka datar tersebut harus bangun dari tidur nyenyaknya.
Dengan kondisi muka dan badan yang masih belum sepenuhnya kering, Franetta nekat sekolah, walaupun harus berdebat dengan Gara-abangnya.
Sesudah lengkap dengan seragam sekolahnya, Franetta mengambil hoodie hitam polos untuk menutupi luka yang hampir kering di tangannya.
Tak lupa menggunakan sedikit bedak untuk menutupi dahi yang sedikit terlihat jelas lukanya.
Berjalan pelan turun kebawah dimana keluarganya sudah menunggu nya. Hanya duduk diam mengabaikan tatapan keluarganya.
"Ehm, mau makan apa?"tanya Asyifa, bunda pemilik tubuh yang Granetta tempati. Bunda Franetta tentu belum tahu kejadian kemarin malam.
"Terserah"jawab Franetta menatap tak minat makanan di depannya.
"Kenapa pakai hoodie?gak panas?"heran Marchelino kepada anak bungsunya, pasalnya cuaca hari ini cukup panas, kenapa anaknya pakai hoodie?
"Dingin"singkat Franetta, memang benar suhu tubuhnya terasa dingin, sudah di suruh Gara tidak sekolah dulu bukan?memang pada dasarnya Franetta keras kepala tetap akan keras kepala.
"Kamu gak sakit kan?"khawatir Asyifa pada anak nya.
Franetta hanya menggeleng sebagai jawabannya dan memakan makanan yang sudah di ambilkan Asyifa.
Selesai makan, Franetta beranjak tapi sebelum itu."Berangkat bareng gw"suara berat dengan nada khas dinginnya masuk ke Indra pendengaran franetta, itu suara Erlino.
Sejenak Franetta menatap aneh ke arah Erlino yang di balas tatapan datar dari Erlino.
"Tumben..."
Entah mengapa kepala Franetta mengangguk membuat Erlino mengulum senyum tipisnya.
"Kenapa kepala nih tubuh ngangguk sih..."
•
•
•
•Dengan muka yang sedikit kesal franetta mengikuti langkah Erlino, jika dilihat sudah seperti anak ayam yang membuntuti induknya.
Franetta hanya diam sampai Erlino mengeluarkan sebuah mobil Lamborghini hitam, tunggu mobil?!tidak ia tidak akan mau jika menggunakan mobil.
Tin tin
Erlino mengklakson mobilnya menyuruh adiknya untuk naik, tetapi Franetta hanya diam saja membuat Erlino menghela nafas kasar lalu keluar.
"Naik"perintah Erlino yang tak di tanggapi Franetta.
"Naik Franetta"tegas Erlino sekali lagi membuat Franetta kaget.
"Gak"bantah Franetta, bukan apa dirinya suntuk jika naik mobil ke sekolah.
"Ck. Naik adek..."kali ini dengan nada lembut Erlino berujar.
Franetta mematung, seperti ada sensasi bahagia tersendiri saat Erlino memanggilnya dengan sebutan 'adek', mungkin ini perasaan asli tubuh Franetta.
"Pakai motor"singkat Franetta setelah beberapa menit diam.
"Ta...."
"Kalo gak gw berangkat sendiri"tekan Franetta, ini sama saja membuang waktu berharganya secara sia-sia, tau begini dirinya berangkat Saja bersama Arsen.
Erlino hanya mengangguk pasrah daripada Franetta berangkat sendiri. Berbalik memasukkan mobil Lamborghini nya dan mengeluarkan motor sport kesayangannya yang tidak pernah ia gunakan untuk membonceng perempuan, sekalipun itu Franetta yang berstatus sebagai adiknya saja bahkan belum pernah.
Saat Erlino sudah mengeluarkan motor sport nya, Franetta pun segera naik yah walaupun dengan sedikit bantuan Erlino karena badan nya masih lemah, juga faktor tubuh Franetta pendek, berbanding terbalik dengan tubuh aslinya yang dulu.
"Udah?"
"Hm.."
•
•
•
•Sekolah, Netta High School
Brum
BrumSuara deruman motor milik Erlino mengalihkan perhatian murid NHs yang berlalu lalang.
Bisik-bisik mulai terdengar kala para murid melihat seorang gadis yang di bonceng erlino.
Aaa my ayang bonceng siapa
Ayang gw kali
Dih halu
Gatel banget tuh cewe
Ngaca cuks
Bagi murid NHs ini pertama kali nya salah satu keturunan allandra yang terkenal dengan sifatnya yang dingin, tak tersentuh oleh siapa pun, sekarang membonceng seorang gadis?
Begitu juga dengan geng the black alexand atau bisa di singkat TBA yang kebetulan geng yang di ketuai oleh Regan tersebut berada di parkiran.
Sedangkan Franetta yang menjadi topik pembicaraan hanya cuek, ingin sekali rasanya ia menyobek mulut mereka.
"Bisa turun nya?"suara milik Erlino menyapu gendang telinganya membuat Franetta tersadar dari lamunannya.
Dengan perlahan Franetta hendak turun dengan berpegangan pada bahu Erlino."Pegangin"Ucap Franetta. Dengan sigap kedua tangan kekar Erlino membantu adiknya turun dari motor sportnya.
"Anterin"kata singkat tapi membuat hati Erlino menghangat. Dalam benaknya Erlino rindu dengan sifat manja adiknya yang selalu menempel kemana-mana saat dirinya pergi. Huh bisakah dirinya berharap adiknya memaafkan segala perbuatannya?
"Budeg Lu"ngegas Franetta yang tidak mendapat respon dari Abang laknat nya.
"Ayo"tangan besarnya menggandeng tangan mungil milik Franetta.
Berjalan beriringan dengan tangan Erlino yang memegang tangan mungil Franetta. Saat sampai di depan kelas, tangan Erlino pun melepas tangan Franetta.
"Makasih Abang"
Cup!
Mendadak tubuh Erlino membeku merasakan ciuman dari adik perempuan yang sudah ia beri perilaku kasar selama ini. Tunggu?apa katanya tadi?Abang? Semburat merah muncul di kedua pipinya, huh jadi begini rasanya di cium oleh adik perempuan.
Sedangkan para murid yang berada di koridor tercengang melihat pemandangan yang teramat langka, kakak beradik yang sedang dalam mode akur.
Tanpa di sadari seseorang dari kejauhan mengepalkan kedua tangannya.
Hai hai hai,
Aku yang kalemnya aduhai kembali lagih
Maksa jari ngetik ini🤙
Kalo kgk suka ya mundurr Alon Alon gih, kalo cepat-cepat ntar nyungsep
Mhon vote nya jngan pelitt kalian yee, si jari di beri penghargaan dikit lh nelangsa ntar wkwk
Segitu aja ye capek ngetik, singkat aja seperti hidup si onoh jngan panjang" ntar kgk kelarOh iya, SEMANGAT BAGI PARA JOMBLO, HALUIN AJA FIKSI YGY
byee💅
Salam hangat, ayngnya para fiksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Mafia
Teen FictionWarning!!! Dilarang plagiat cerita ini!!tolong hargai karya orang lain. ••••••••••••• Granetta Azzila Ardinata, gadis penyuka darah karna kejadian masa lalunya. Ia berasal dari keluarga terkenal dengan menduduki posisi terkaya no. 3 di dunia. "Kau g...