"Pernah dengar kata-kata, Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan?gimana kalo gw bunuh elo?"
• • • •
Plak
Tamparan kuat dari bara, Franetta dapatkan.
"Tampar lagi?ayo?gw dah biasa dapat tamparan"ucap Franetta tenang tanpa memikirkan pipi yang sudah membiru.
Tanpa sadar hidung franetta mengeluarkan cairan merah kental. Franetta tidak menyadari itu, bahkan kantin sudah heboh melihat darah bercucuran dari hidung mancung Franetta.
Franetta yang sadar dengan itu ingin menghapus darah yang keluar dari hidung nya, tapi gelap tiba-tiba menghampirinya.
Tiba-tiba datang pria tampan membuat para kaum hawa memekik histeris.
Pria tersebut tanpa aba-aba menggendong Franetta ala bridal style menuju UKS.
Kantin mendadak sepi, dengan bara yang menatap kosong ke arah tangan yang sudah menampar adiknya.
Adiknya?apa masih pantas bara di sebut seorang Abang?
Di sisi lain dua gadis saling mengeluarkan senyuman miring tanpa di ketahui oleh siapapun kecuali gadis berdandan menor yang melihat senyuman itu.
"Sudah gw duga ini terjadi"
* * *
Mata yang semula terpejam kini perlahan membuka."Mau apa, hm?"tanya pemuda tampan yang tadi menggendong Franetta, yang tak lain adalah Ganendra.
"Air"hanya itu yang bisa Franetta ucapkan mengingat tenggorokan nya kering.
Dengan sigap Ganendra mengambilkan minum untuk gadisnya.
Ya gadisnya.
"Udah, makasih"ucap pelan Franetta.
"Masih ada yang sakit, zilla?"
Deg
Apa?Zilla?
"Ha?"entah mengapa otaknya tiba-tiba tidak mengerti ucapan ganendra.
"Masih ada yang sakit, baby Zilla?"Ganendra mengulang ucapannya.
"Alvin?"
"Yes, I'm Alvin"
"Really?"
"Iya, baby Zilla nya Alvin"
"Sejak kapan Elo tau gw ada di tubuh Franetta?"bingung Franetta, pasalnya dirinya tidak memberitahukannya.
"Lo lupa?gw bisa baca pikiran orang"ucap Ganendra, ya ini kemampuan Ganendra.
"Lupa"singkat Franetta.
"Lo tau?............"
Seorang laki-laki tampan menatap kosong batu nisan bertulisan Granetta Azilla Ardinata.
Laki-laki tersebut terkejut mendengar berita bahwa orang yang di cintainya, sudah tiada.
"Bahkan gw belum bisa membahagiakan Elo"
Hari-hari laki-laki tersebut di penuhi dengan sering melamun, jarang makan, dll.
Impiannya untuk hidup bersama sampai menua dengan gadis yang sudah di cintainya sejak lama belum bisa ia gapai.
Begitu besar pengaruh gadis tersebut dalam hidupnya.
"Segitunya?"tanya Franetta tak percaya.
"Lo itu bagaikan oksigen bagi gw, tanpa oksigen gw gak bisa bertahan sampai sekarang"ucap Ganendra jujur.
"Ya gak sampai segitunya ih"kesal Franetta.
Ganendra terkekeh melihat wajah Franetta."Makannya elo jangan ninggalin gw sayang"suara berat nan dingin itu mengalun indah di pendengaran Franetta.
"Manusia tanpa oksigen itu tak bisa bertahan hidup, sama seperti gw tanpa elo"
~Alvin
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Mafia
Teen FictionWarning!!! Dilarang plagiat cerita ini!!tolong hargai karya orang lain. ••••••••••••• Granetta Azzila Ardinata, gadis penyuka darah karna kejadian masa lalunya. Ia berasal dari keluarga terkenal dengan menduduki posisi terkaya no. 3 di dunia. "Kau g...