Chapter 11

59 7 0
                                    

Setelah dua minggu lamaran, kini waktunya telah tiba. Hari dimana acara Akad dan juga resepsi akan dimulai. Acara akad akan dilaksanakan di masjid dekat rumah Ameera pukul 08.00 pagi. Sedangkan resepsi akan di laksanakan setelah acara akad selesai di sebuah gedung yang jaraknya tidak jauh dari rumah Ameera.

Dan kini Ameera sedang di make up oleh tukang rias yang sudah dipesan oleh Abizar.

"Aduhh.. Mba saya izin ke kamar mandi dulu ya mba" ucap tukang rias tersebut atau biasa dipanggil mba lala.

Ameera mengangguk sebagai jawaban. Kemudian mba lala pergi ke kamar mandi yang ada dikamar Ameera. Tidak lama dari itu, Abizar memasuki kamar Ameera seraya membawa sebuah buket bunga dan dua buah coklat di tangannya.

"Cantiknya adik abangg " ucap Abizar memuji Ameera. Membuat Ameera yang tadinya tidak menyadari kehadiran Abizar, langsung tersadar akan kehadiran sang kakak.

Ameera mendongak menatap kearah sang kakak dan tersenyum.

"Terimakasih abang abi"

"sama-sama sayang. Oh iya, nih untuk adik kecil abang yang cantik dan manis ini" Abizar memberikan sebuah buket dan dua buah coklat yang ia bawa kepada Ameera.

Ameera menerimanya dengan wajah yang amat sangat senang. Satu fakta yang kalian belum ketahui, bahwa Ameera ini adalah gadis pencinta bunga dan penyuka coklat.

Abizar memperhatikan wajah sang adik di cermin. Yang hari ini adiknya sangat tampil berbeda dari biasanya. 

"Adik kecil abang sudah besar ternyata. Dan sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Walaupun begitu kamu tetap adik kecil kesayangan abang" ucap Abizar kepada Ameera. Ameera yang mendengarnya pun tersentuh akan ucapan sang kakak.

"Dek... Kalau kamu sudah menjadi istri, kamu harus taat sama suami mu ya. Jangan sampai membuat ia marah. Harus turuti apa perkataan suami kamu selagi itu masih dijalan Allah" nasihat Abizar. "oh iya satu lagi, kamu harus selalu bersama suami kamu dan selalu dampingi dia mau keadaan dia bagaimanapun. Intinya kamu harus temani dan dampingi suami mu ketika susah ataupun senang ya"

Ameera mengangguk. Dan ia berdiri dari duduk nya. Lalu berbalik badan menghadap Abizar, tidak lama dari itu Ameera memeluk Abizar dan menangis di dalam pelukannya. Abizar membalas pelukan sang Adik. Tanpa Ameera sadari satu tetes air mata Abizar jatuh. Abizar yang menyadarinya, langsung menghapus air matanya.

"syutt.. Udah dong jangan nangis, nanti make up nya luntur" ucap Abizar dan ia mulai melepaskan pelukannya. Kemudian menghapus air mata sang adik dengan kedua tangannya. "senyum dong" hibur Abizar. Tak lama Ameera pun tersenyum.

"nah gini baru kelihatan cantiknya"

"Sekali lagi terimakasih abang abi"

Abizar tersenyum dan kemudian mengangguk.
"iyaudah abang mau siap-siap dulu, sebentar lagi acara ijab kabul akan dilaksanakan"

***
Masjid yang akan digunakan untuk prosesi ijab kobul terdapat 2 lantai. Dengan di lantai 1 untuk acara proses pengucapan ijab kabul sedangkan dilantai 2 untuk Ameera ditemani dengan Adiba yang menunggu hingga acara ijab kobul selesai.

Kini suasana masjid sudah ramai. Dan ini saatnya waktu yang mendebarkan bagi Daffa. Terlihat di hadapannya Abizar, ia tersenyum kikuk. Sedangkan kedua orang tuanya, berada di samping Daffa. Berbeda dengan Abizar, Abizar memperlihatkan wajah nan tegas nya tapi di lubuk hatinya ia masih belum ikhlas untuk melepas adik kesayangannya. Yah, setelah kepergian kedua orang tuanya Abizar lah yang menjadi wali sah nya Ameera dan bertanggung jawab atas Ameera.

"baiklah apakah mempelai pria sudah siap?" tanya pak penghulu. Daffa mengangguk yakin.

"baiklah kalau sudah siap mari kita mulai acaranya"

Dan kemudian Daffa menjabat tangan Abizar. Abizar memejamkan mata sejenak dan setelah itu membuka matanya seraya menghembuskan nafas.

"Bismillahirrahmanirrahim... Dengan ini saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Adik kandung saya yang bernama Ameera Zhafira binti Almarhum Muhammad Faiz dengan maskawin emas seberat 15 gram dan juga uang tunai sebesar 50 juta serta perangkat alat salat dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Ameera Zhafira binti Almarhum Muhammad Faiz dengan maskawin tersebut dibayar tunai" dengan satu tarikan nafas Daffa berhasil mengucapkan kalimat ijab kobul tersebut.

"gimana para saksi sah" tanya pak penghulu

"Sahhh"

Abizar dan juga Daffa sama-sama meneteskan air matanya. Daffa yang menangis karna bahagia yang pada akhirnya ia dapat menikahi gadis yang dicintainya. Sedangkan Abizar menangis, karna ketika ijab kobul terucap tanggung jawab ia sudah digantikan oleh suami adiknya.

Lalu semuanya berdo'a untuk kebaikkan pernikahan Daffa dan juga Ameera yang dipimpin oleh pak penghulu.

Setelah itu, terlihat Ameera turun dari atas bersama  Adiba yang menemaninya. Hari ini Ameera sangat cantik dan anggun sekali. Ameera yang menggunakan gaun pengantin berwarna putih serta jilbab pashmina putih menutup dada. Dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal dan ditambah diatas kepalanya terdapat mahkota. Benar-benar terlihat seperti bidadari. Yang lain saja sampai terpesona oleh kecantikan Ameera begitupun dengan Daffa. Dari tadi pandangan daffa tidak luput dari Ameera.

Ameera tersenyum ketika sudah berada di hadapan Daffa. Lalu ia mencium tangan Daffa dan tangan kiri Daffa memegang kepala Ameera untuk membacakan do'a. Setelah itu, Daffa mencium kening Ameera.

Dan  mereka berdua pun  duduk untuk menandatangani buku nikah mereka berdua. Setelah semuanya sudah selesai, semua para kerabat dan juga tamu undangan pergi ke gedung tempat acara resepsi akan segera dilaksanakan. Begitu juga dengan Ameera dan Daffa.

Stay With Me, Ameera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang