Chapter 21

53 4 0
                                    

Di tengah-tengah langit malam, terlihat seorang gadis yang sedang berlari sekencang mungkin untuk menghindari kejaran orang jahat yang sedang mengejarnya. Dari penampilannya bertato dan pakaiannya seperti preman.

"TOLONGGG" teriak gadis tersebut. Ketika dua preman itu, hampir dekat dengan dirinya.

"YaAllah tolong Diba" Do'a gadis tersebut di dalam hati.

Yah, laki-laki yang dikejar oleh dua orang jahat itu adalah Adiba Syakila Falisha. Adik perempuan satu-satunya Daffa. Entah, bagaimana dia bisa dikejar-kejar oleh preman itu. Adiba mulai mengeluarkan handphone miliknya dan dengan tangan gemetar ketakutan Adiba segera menelpon sang kakak untuk meminta tolong.

"ayo dong kak. Angkat. Angkat aku butuh bantuan kakak" batin Adiba berucap seraya terus saja berlari dengan sisa tenaganya.

kaki Adiba serasa lemas. Kakinya sudah tidak kuat lagi untuk dibawa berlari. Tapi ia paksakan terus berlari. Hingga pada akhirnya ia terjatuh. Dan dua orang preman tersebut tertawa puas ketika melihat Adiba terjatuh. Dua preman tersebut, mulai mendekati Adiba. Dan dari banyaknya telpon tak ada satu pun yang kakaknya angkat.

"Yarabb.. Tolong diba"

"Hahahaha... Udahlah cantik. Ayo main-main dulu sebentar sama kita" ucap salah satu preman tersebut. dan dengan lancangnya ia memegang pergelangan tangan Adiba.

Adiba langsung menepisnya dengan kasar.
"JANGAN MACAM-MACAM YA KALIAN!! AWAS AJA BAKALAN SAYA LAPORKAN KALIAN KE POLISI" bentak Adiba kepada dua orang preman tersebut. Di dalam hatinya Adiba terus menyebut Asma Allah dan meminta bantuan kepada Allah.

Salah satu preman tersebut mulai mendekati Adiba. Adiba mulai menutup matanya. Ia pasrah. Kakinya sudah lemas sekali. Untuk berdiri pun ia tidak kuat. Ia serahkan semuanya sama Allah. Dalam hati ia terus meminta perlindungan kepada Allah diiringi Air mata yang terus berjatuhan membasahi pipi.

Bugh..

Bugh..

"BAJINGAN LO SEMUA"

Teriakan dan pukulan tersebut membuat Adiba membuka matanya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang laki-laki sedang menghajar dua preman yang menganggunya.

"BANCI LO"

"NAJIS"

Bugh

Bugh

Bugh

Lelaki tersebut memukul dua preman tersebut secara bergantian. Hingga membuat preman tersebut terkapar di tanah. Belum sampai disitu, laki-laki tersebut masih saja memukuli preman itu secara membabi buta membuat dua preman tersebut kehilangan kesadarannya.

Adiba yang melihatnya sangat syok. Ia sangat bersyukur Allah telah mengirimkan seseorang untuk menolongnya. Tapi... Ia juga merasa takut.

Setelah serasa sudah puas memukuli preman tersebut. Laki-laki itu menghampiri Adiba. Melihat itu, Adiba langsung merubah raut wajahnya.

"Te-terima K-kasih" ucap Adiba dengan suara bergetar.

"hm. Gue anter lo pulang" tutur laki-laki tersebut seraya mengulurkan tangannya kepada Adiba untuk membantunya berdiri. Adiba tidak menerima uluran tangan laki-laki itu. Membuat laki-laki itu menarik tangannya kembali. Ia berusaha untuk berdiri walaupun kakinya masih terasa lemas. Namun, Adiba kembali terjatuh.

"so kuat lo!!. Dikasih bantuan nya malah songong banget" Laki-laki itu berbicara dengan nada yang dingin. Setelahnya laki-laki itu membantu Adiba untuk berdiri tidak memperdulikan Adiba yang sudah protes.

"gue antar lo pulang"

Adiba dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"saya bisa pulang sendiri"

Laki-laki itu berdecak sebal.
"mau kejadian tadi terulang lagi?"

Adiba diam sejenak. Benar juga apa yang dikatakan laki-laki ini. Tapi.. Disatu sisi, ia teringat dengan nasihat sang kakak yang tidak boleh Adiknya ini berdekatan dengan lawan jenis. Adiba terdiam. Adiba berperang dengan pikirannya.

"woy.. Cewe Aneh" ucap Laki-laki itu menyadarkannya.

"na-naik apa pulangnya"

Laki-laki itu menunjukkan ke arah samping yang terdapat motornya. Seketika itu, Adiba membulatkan matanya.

"naik mo-motor?"

"iya. Bawel banget sih lo" laki-laki itu memapah Adiba sampai di dekat motornya dan membantu Adiba untuk naik ke motor tersebut.

"Maaf" cicit Adiba terdengar pelan.

"YaAllah maafin Adiba sudah melanggar perkataan kakak. Dan melanggar perintah engkau" batin Adiba berucap.

"pegangan"

Adiba menurut. Tapi bukan memegang perut atau pundak laki-laki tersebut. Melainkan belakang motor yang terdapat pegangan.

"gue bilang pegangan ya pegangan. Nanti lo kalau ga pegangan bakalan jatuh"

"ini udah pegangan kok" jawab Adiba takut-takut. Jawaban Adiba tersebut membuat laki-laki itu menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya ia setelah mengetahui bahwa Adiba berpegangan pada bagian belakang motornya.

"Dasar Cewe Aneh" gumam laki-laki itu. Tidak lama ia mulai menjalankan motornya.

Setelah sekitar 15 menit akhirnya Adiba sampai di depan rumahnya. Dengan segera ia turun dari motor laki-laki tersebut.

"sekali lagi terimakasih banyak ya kak"

"hm. Nama gue Marvel" ucap laki-laki itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya kepada Adiba.

"nama saya Adiba kak" balas Adiba dengan menelungkupkan kedua tangannya di dada. Hal itu sontak membuat laki-laki yang bernama Marvel tersebut menarik uluran tangannya kembali.

"sekali lagi terimakasih banyak ya kak marvel"

"iya"

"iyaudah Diba masuk dulu ya kak"

"Ya"

Adiba mengangguk. Dan kemudian ia segera masuk ke dalam rumahnya dengan Marvel yang terus saja memandangi Adiba hingga tubuhnya sudah tidak lagi terlihat lagi. Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang sejak sedari tadi terus memperhatikan mereka dengan wajah yang menahan amarah dan kedua tangannya sudah terkepal kuat.

Stay With Me, Ameera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang