Chapter 22

47 4 0
                                    

Hari ini Daffa izin pulang cepat dari pekerjaannya. Karna, ada suatu urusan yang harus ia selesaikan. Dan setelah mendapatkan izin, Daffa langsung bergegas pergi meninggalkan tempat kerjanya tersebut.

Tepat pukul 15.30 terdengar bel pulang sudah berbunyi di SMA Nusa Bangsa. Semua siswa/siswi berbondong-bondong untuk keluar. Terkecuali Adiba. Gadis itu selalu pulang terakhir. Karna, ia tidak suka berdesak-desakkan.

Ketika semuanya sudah terlihat lumayan sepi. Adiba berjalan kearah gerbang sekolah.

"Adek apa kabar?" ucap seseorang. Bersamaan dengan Adiba sudah keluar dari gerbang. Hal itu sontak membuat Adiba terkejut. Ia menoleh ke arah samping. Dan... Betapa tambah terkejutnya ia setelah tahu berasal dari mana suara itu.

"AAA... kakak" Adiba reflek langsung memeluk Daffa. Tak lama dari itu, Adiba langsung melepaskan pelukannya dan beralih memegang kedua pipi Daffa.  "ini beneran kakak kan? Serius ini kakak Diba?" lanjut Adiba masih tidak percaya bahwa dihadapannya ini adalah Daffa.

"iya ini kakak Diba" ucap Daffa tersenyum seraya menoel hidung Adiba.

"Aaa.. Beneran ini kakak Diba. Ihh kakak Diba kangen banget sama kakak" Adiba memeluk kembali tubuh Daffa dengan sangat erat. Dan di dalam pelukannya Adiba menangis.  Daffa yang sadar bahwa adiknya ini menangis langsung menenangkannya.

"Adek kenapa? Kok nangis?"

Adiba yang mendengar penuturan Daffa, langsung melepaskan pelukannya dan menatap kakaknya itu dengan tatapan kesal. Kemudian ia mengalihkan pandangannya dari Daffa.

"pake nanya lagi. Yah selama ini kakak kemana aja? Walaupun kita sering menanyakan kabar satu sama lain lewat via wasthapp. Tapi Hampir setahun kakak ga nengokin aku. Mentang-mentang udah nikah. Adek sendiri di lupain" tutur Adiba panjang lebar tanpa melihat wajah Daffa.

Daffa yang melihat itu hanya bisa tersenyum.
"iyaudah kakak minta maaf"

Adiba masih terdiam.

"Masih marah?"

"Adek gamau peluk kakak lagi?"

Adiba dengan cepat memeluk kembali tubuh Daffa. Daffa mengelus kepala Adiba dengan sayang.

"hiks..hiks.. Diba kangen banget sama kakak" isak tangis Adiba di dalam pelukan Daffa.

"kakak juga kangen sama Adek"

Tak lama, Daffa melepas pelukannya. Dan menghapus air mata adik kesayangannya.

"udah dong jangan nangis. Nanti cantik nya ilang"

Adiba lantas tersenyum kala mendengar penuturan sang kakak.

"Nah gitu dong senyum. Kan tambah cantik diliatnya" tutur Daffa

"iyaudah sekarang kakak mau ajak adek main kerumah baru kakak. Adek mau?"

"Mau... Mauu bangettt kak" jawab Adiba dengan riang.

"iyaudah ayo" Daffa menggandeng tangan sang adik. Adiba yang mulai menyadari sesuatu, ia lantas bertanya kepada Daffa.

"kakak nanti kita kesananya naik apa?"

"Naik angkot" ucap Daffa tersenyum. Tak lama Adiba mulai menganggukkan kepalanya.

"Adek gapapa kan kalau kita naik angkot kesananya?" tanya Daffa. Daffa bertanya seperti itu, karna dulu Adiba dan dirinya tidak pernah merasakan naik kendaraan tersebut. Dan ini kali pertamanya Adiba naik Angkot. Berbeda dengan Daffa. Daffa sudah mulai menaiki Angkot tersebut sejak ia sudah menikah dan memutuskan untuk keluar dari rumah.

Adiba yang mendengarnya lantas mengerutkan keningnya. Tanda bingung dengan ucapan sang kakak.
"gapapa kali kak. Lagian kenapa kalau kita naik angkot?. Lagian juga mau apapun itu kendaraannya, dan sekalipun kita naik kuda, gajadi masalah untuk Diba. Bagi Diba yang terpenting kita selamat sampai tujuan" penuturan Adiba membuat Daffa tersenyum.

***
Sesampainya di rumah, Dari kejauhan Daffa melihat Ameera sedang menyiram tanaman di halaman depan rumahnya.

"Assalamu'alaikum Kakak ipar" bukan Daffa yang mengucapkan salam. Melainkan adiknya.

Ameera menyudahi kegiatannya. Dan langsung melihat ke arah sumber suara itu. Dan betapa terkejut dan senangnya ia kala melihat siapa yang suaminya bawa.

"wa'alaikumsalam" balas Ameera dengan bahasa isyaratnya. Setelah itu ia langsung berhambur ke dalam pelukan Adik ipar kesayangannya itu.

Daffa yang melihat pemandangan dihadapannya, seketika hatinya menghangat. Daffa sungguh terharu melihatnya.

Tak lama Ameera mulai melepaskan pelukannya. Dan ia mulai menggerakkan jari tangannya.

"YaAllah Adek. Adek apa kabarnya?"

"Alhamdulillah aku baik. Kakak sendiri gimana"

"Alhamdulillah kakak juga baik. Iyaudah ayo kita masuk ke dalam"

Setelah itu Adiba dan juga Ameera bergandengan tangan hendak masuk ke dalam rumah. Ketika di depan pintu, Ameera menghentikan langkahnya. Otomatis langkah Adiba pun ikut berhenti. Hal itu, sontak membuat Adiba merasa bingung.

"kenapa kak?"

"kamu duluan dulu ya dek masuk. Nanti kakak nyusul"

Adiba mengangguk. Kemudian ia melanjutkan langkahnya. Bersamaan itu, Ameera langsung membalikkan badan dan langsung menghampiri Suaminya yang tertinggal.

Ameera langsung menyalimi tangan Daffa.
"maaf ya mas saking senangnya Diba datang. Aku jadi lupa sama kamu. Dan ninggalin kamu"

Cup

Daffa mencium kening Ameera. Kemudian ia merangkul Ameera dan berkata "gapapa sayang. Aku malah seneng kalau ngeliat kamu sama Diba akrab seperti itu"

"iyaudah ayo kita masuk. Kasian Diba udah nunggu di dalem" Daffa menggandeng tangan Ameera.

Stay With Me, Ameera (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang