02 | Kei's Morning

6K 530 86
                                    

"Kei, Ganteng... bangun...." Itu adalah suara mendayu-dayu Mommy Laksmi, berusaha membangunkan putra semata wayangnya dengan lembut.

"Kamu bangunkan dia seperti itu, mana bisa dia akan bangun, Mom?" tanya seorang pria paruh baya dengan logat kebule-buleannya. Itu Daddy Robert. Tubuhnya tinggi, 185 sentimeter, dengan perut yang sedikit tak rata, tapi tidak buncit juga.

"Sayang... bangun. Anterin Mami belanja." Laksmi malah ikut berbaring di belakang punggung Kei, memeluknya dari belakang. Tidak mengindahkan ujaran suaminya.

"Astaga, Laksmi. You hug him, he'd sleep forever," kata Robert tak habis pikir.

Laksmi mendelik. "Daddy diem, deh! Ini urusan Mommy bangunin Kei. Daddy ke depan gih sana, udah mau telat, tuh," balasnya sambil menunjuk jam dinding kamar Kei.

Robert menggosok mukanya. Ingin frustrasi, tapi ini Laksmi, yang sangat mencintai Kei lebih dari apa pun di bumi ini, bahkan lebih dari dirinya sebagai suami.

"Ya, ya, terserahlah." Robert mengibaskan tangan, memilih mengalah—tepatnya selalu mengalah.

Pria itu pun mendekat, kemudian membungkuk, mengecup pipi istrinya sebentar. "Aku pergi dulu," katanya.

"Iya." Laksmi tersenyum kembali manis, membalikkan kepala ke arah belakang. "Kiss dulu, Daddy." Ia memajukan bibir.

Cup

Setelah berkecupan bibir sekilas, sepasang pasutri yang sudah berkepala 5 itu pun berpisah. Robert berjalan ke luar kamar sementara istrinya kembali memeluk putra satu-satunya dari belakang.

"Kei," panggil Mommy di punggung Kei.

"Emmh...."

"Nyahutnya yang betul," tegur Laksmi.

"Saya, Mommy...," gumam Kei serak masih sambil terpejam, lalu menggaruk pipinya yang gatal.

"Temenin Mommy ke supermarket. Mommy mau belanja, yuk," ajak Laksmi.

"Ngantuk, Mommy...," balas Kei sangat pelan. Kantuknya belum sirna. Lagi pula, hari ini Kei belum ada kegiatan.

Laksmi cemberut menatap kepala belakang anaknya. Kemudian, melepas pelukan. Duduk, tak lagi merebah. "Ya udah kalau gak mau, Mommy mau cari orang lain aja. Masih banyak orang-orang yang mau nganterin Mommy," tukasnya terdengar merajuk.

Mata Kei langsung terbuka, kemudian menoleh ke belakang. "Mommy jangan marah... iya, Kei anterin...," ucapnya dengan nada pelan yang agak ditarik. Intonasi khas Kei sejak masih kecil.

Padahal, Mommy Laksmi cuma pura-pura ngambek, tapi Kei sudah percaya saja. Maklum, lelaki 25 tahun itu lembut sekali perasaannya.

Kei pun segera beringsut dari pembaringannya. Tanpa basa-basi lagi, ia bergegas mandi untuk kemudian mengantar Mommy ke tempat belanja. Lumayan, Kei juga bisa jajan. Ia suka sekali cokelat, juga ayam goreng cepat saji yang biasa dijajakan di pusat-pusat perbelanjaan.

Zadkiel Rangga Davis, usianya sudah 25, tetapi masih kekanak-kanakan seperti saat dirinya berusia 15—mungkin kurang dari itu. 10? 11? 12? Pokoknya kisaran begitu.

Pikiran Kei sangat polos. Mudah senang, mudah riang, tetapi juga mudah sedih dan mudah menangis. Tapi meski begitu, Kei juga punya kelebihan. Contohnya, ia  bisa membawa mobil, motor, punya SIM, dan rajin sekali jika disuruh-suruh melakukan apa pun oleh orang-orang terdekatnya. Ia juga pandai menggambar dan mendesain. Kebetulan, dirinya adalah S1 jurusan desain grafis. Baru lulus setahun silam.

Kei sangat tampan dengan rambut blonde dan iris keabuannya. Namun, ia kesulitan berteman karena sifat kekanak-kanakannya. Kebanyakan, teman-teman Kei adalah perempuan. Karena yang laki-laki, biasanya suka mengejek atau membulinya karena sifat Kei yang tak sesuai lelaki pada umumnya. Padahal, Kei baik sekali orangnya. Suka membantu dan rela lelah untuk orang lain.

Ya sudahlah... anggap saja para teman lelaki Kei itu tidak pantas berteman dengan Kei yang baik hati.

Sahabat terdekat Kei ada 4 orang. Semuanya perempuan. Namanya Widia, Yessy, Sagita, dan Joanne. Mereka kini berpencar, dengan kesibukan masing-masing. Tetapi masih tetap berhubungan lewat grup whatsapp yang hanya terdiri dari mereka berempat dan tentunya Kei sebagai yang paling tampan. Kadang-kadang, mereka bertemu juga untuk nongkrong bersama.

Kembali lagi pada Kei, yang sudah selesai mandi dan akan segera mengantar Mommy-nya ke supermarket pagi ini. Ia berganti baju dengan cepat, kemudian ke luar kamar untuk mencari ibunya.

Tiba di depan kamar ibunya yang tertutup, Kei membungkukkan badannya. "Mommy, Kei panasin mobil dulu, yaaa," ucapnya di lubang kunci pintu kamar.

"Iya, Sayang. Nanti Mommy ke depan, ya!" balas Laksmi yang masih berganti pakaian di kamarnya.

"Iyaaa." Lalu, Kei pun berjalan menuju halaman rumah. Berpapasan dengan ART-nya, Mbak Dina, ia tersenyum ramah. "Mbak," sapanya.

"Mau ke mana Mas Kei? Udah rapi," tanya Dina. Gadis itu berusia sama dengan Kei.

"Mau anterin Mommy, Mbak." Kei tersenyum lagi, kemudian melanjutkan langkahnya ke area garasi rumahnya.

Menekan kunci remot mobilnya, lalu membuka pintu. Masuk, kemudian segera menyalakan mesin mobilnya. Habis itu, Kei diam sebentar sambil melihat roda setir, dashboard, lalu melihat pancaran matahari yang lembut menerangi wilayah depan garasinya.

"Kei pingin selfie ah," monolognya setelah mengamati cuaca yang cerah.

Ia pun mengambil HP-nya dari saku celana. Membuka kamera, tersenyum, lalu menekan tombol potret.

Setelahnya, Kei melihat hasil posenya. Ia tersenyum. Menurut Kei, hasilnya manis dan lumayan. Ia akan menunjukkannya kepada Mommy sebab Mommy selalu suka melihat foto-foto Kei.

⋆ ˚。⋆୨୧˚To Be Continued˚୨୧⋆。˚ ⋆

CATATAN:
Hello again, my lovesss. Sesuai janji, aku datang lagi di bulan Agustus yang semoga akan cerah ceria ini, huehehe 🚗

Selamat membaca, ya! Aku UP 3 hari sekali atau kurang dari itu💜 jangan lupa VOTE! Gak boleh pelitttt sama aku😔😔😔 komentar juga dipersilakan bgt supaya seru dan ramai! Ihihi(✿❛◡❛)

LEAH and HER PETERPAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang