Keesokan harinya....
Pukul 9 malam adalah waktu daerah Jakarta sekarang. Kei, turun dari mobilnya untuk menjemput seseorang—daddy-nya, di sebuah rumah dua tingkat di bilangan Cipinang, Jakarta Timur.
Laki-laki berumur 25 tahun itu hendak menjemput sang ayah untuk pulang, setelah pukul 6 sore tadi mengantarkan sang ayah juga tuk menghadiri sebuah pesta perayaan 20 tahun pernikahan salah satu rekan sesama dosennya.
Kei menggunakan jaket hitam. Berdiri sambil agak kebingungan. Masih di luar, di sebelah mobilnya. Mendongakkan kepala, menatap lantai dua sebuah rumah. Kata Daddy, posisi beliau ada di sana.
"Kei telfon dulu kali, ya?" monolognya.
Namun, derap langkah misterius tiba-tiba terdengar dari belakang. Baru Kei mau menengok, pundaknya sudah ditepuk keras oleh seseorang. "Zadkiel!"
Yang punya nama terperanjat. Terlojak tubuhnya akibat kaget yang sangat. Matanya terbuka lebar sambil memegang dada. "Yessy! Kamu kayak setan!" responsnya spontan setelah tahu itu siapa.
Yessy tertawa keras. Gigi-gigi dan gusinya berjejer lucu menertawakan sang kawan. Namun kemudian, ia merengut gara-gara baru saja dikatai. "Iiih, Kei jahat banget ngatain aku setan... aku kan bidadari," ujarnya cemberut, mendorong pelan bahu Kei.
"Yessy ngapain di sini?" Kei bertanya sungguh heran.
"Aku mau jemput kakak iparku. Abangku lagi gak di rumah soalnya. Kakak iparku dosen juga kayak daddy-nya Kei, lho. Tapi Pribumi." Yessy memberi informasi, setengah bercanda dengan kata 'Pribumi'.
"Oooh." Kei manggut-manggut. "Namanya siapa?"
"Salma, dosen ilmu gizi. Ayo, masuk. Aku abis ke luar beli pembalut. Tiba-tiba dapet." Yessy kembali TMI, berbisik di akhir.
"Kok Yessy masih di sini? Gak cepet-cepet ganti? Nanti tembus." Kei panik dengan lembut. Sudah paham hal-hal menstruasi karena punya banyak sahabat perempuan.
"Udah, langsung ganti di kamar mandi Indomaret tadi, karena udah urgent banget." Yessy menggamit tangan Kei. Isyarat ajakan agar mereka masuk ke rumah dua tingkat itu bersama.
"Eh, emangnya Kei boleh masuk? Kan, Kei gak diundang," kata Kei yang terpaksa melangkah karena Yessy menariknya.
"Boleh. Aku aja tadi disuruh masuk waktu bilang mau jemput kakak iparku, cuma terpaksa keluar lagi karena merasa ada basahan-basahan menstruational," ujar Yessy asal sekali.
Kei tertawa singkat sambil memasrahkan diri, mengikuti langkah Yessy. Mereka pun menyusuri halaman yang tidak begitu lebar karena luas tanah sebagian besar digunakan untuk bangunan rumah. Lalu, melewati teras yang juga tidak besar-besar banget, kemudian memasuki rumah yang pintunya terbuka-buka bebas.
Ada beberapa orang yang duduk, mengobrol, dan makan-minum santai di dalam ruang tamu. Kei dan Yessy mengangguk sopan pada semuanya, lalu melanjutkan perjalanan menuju lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEAH and HER PETERPAN ✔️
RomanceKei, cowok blasteran yang ekstra manja disuruh menikah oleh ayahnya supaya tidak lagi manja. Kei yang submisif pun nurut-nurut saja, tapi harus menikah dengan siapa? Kemudian, Leah si cewek ambisius, feminin, dan sedikit galak itu tiba-tiba bertemu...